ZUMA(Taylor's)

120 4 0
                                    

Chapter 1

KEMATIAN

    

    Pada tanggal 1 Januari 2009 lalu, Ibuku meninggal karena salah ayahku yang bekerja disebuah agen yang sangat rahasia. Awal mulanya, ayahku tidak sengaja membuat kesalahan yang sangat membuat bos nya marah. Kesalahannya itu membuat bos nya akan membuat keluarga ayahku tidak tenang dengan terror-terror yang mereka bikin, dan terakhir terror yang bos nya bikin berujung kepada kematian ibuku yang dikarna kan menolong ayahku dari tembakan bos nya itu. Saat itu lah ayahku mulai depresi dan berujung kepada kegilaan jiwa nya. Aku merasa keluargaku hancur karnanya, dia harus membalas semuanya. Mulai saat itu aku meredam dendam terhadap Mike Cloe, yaitu adalah bos ayahku dulu.

    Sejak saat itu, aku berlatih bela diri untuk membalas dendamku padanya. Aku tidak akan pernah memaafkannya sedikit pun! Aku tidak akan biarkan mereka hidup dalam kesenangan dunia nya tersebut. Aku tidak akan pernah mengasihi nya dengan sedikit kasih sayangku. Aku sejak saat itu selalu merasa bersalah, karna aku tidak bisa melindungi keluargaku dengan baik dan damai.

    Pada tanggal 1 Januari 2014 disitu lah dimana 6 tahun kematian Ibuku. Aku sangat sedih dan merasa bersalah. Umurku semakin dewasa dan aku harus hidup mandiri, walaupun tanpa kehadiran seorang ibu atau ayah kembali. Aku harus tegar, optimis, dan berani. Aku harus membalas dendamku padanya, tapi sekarang bukanlah waktu yang tepat buat aku membunuhnya. Aku harus mengatur strategi kurang lebih 2 atau 3 tahun, karena itu sangat sulit untuk aku membunuhnya lebih cepat. Pengawalnya sangat banyak, dan aku harus berlatih lebih giat dan keras lagi. Demi Ibuku dan Ayahku!

    Oh iya… Namaku Zuma, aku tinggal dipinggir hutan yang begitu sepi. Aku wanita yang sangat keras dan tomboy, dan aku tidak pernah merasakan rasanya jatuh cinta sedikit pun. Karena itu menurut aku menjijikan!

“Nona Zuma! Makan dulu, non!” Teriak bibiku dari bawah

“Aku gak lapar, bi! Aku mau latihan lagi aja!” jawabku sambil meninggalkan kamar

    Aku pun berlatih bela diri diruang bawah tanah setiap harinya. Aku lebih nyaman menyendiri, dibanding aku harus hidup bersama bibiku itu. Dia sangat bawel dan menyebalkan, tapi kadang dia membuatku dimana menjadi posisi seorang wanita yang tegar dan mandiri. Dia seperti ibuku, dia selalu menyemangatiku untuk hidup lebih dewasa dan lebih baik lagi. Aku sangat sayang padanya. Tapi dendamku tetap harus berjalan! Aku akan membalas kematian ibuku dan kewarasan ayahku yang sekarang tidak bisa kutemui lagi, karena penyakitnya semakin parah. Aku sangat sedih dan menyesal sekali tidak bisa menyelamatkan mereka berdua.

    Sejak saat itu aku pun mulai berlatih setiap hari dan sangat serius! Aku merasa sekarang sudah dewasa dan sekarang lah waktu yang sangat tepat aku membalas dendamku kepada orang yang tak memikirkan kesedihan seseorang! Aku sangat membenci nya! Setiap aku mengingat masa-masa dimana kejadian orang tuaku berawal, pasti aku selalu sedih dan tak bisa menahan air mataku ini.

    Minggu pertama pun dimulai, aku pun menyiapkan semua senjataku dan baju anti peluruku. Aku telah siap untuk membalas dendamku padanya. semua yang kuperlukan akhirnya selesaiku persiapkan dengan matang. Minggu kedua lah saat dimana aku akan membalasa dendamku.

    Keesokkan harinya aku pun pergi ke tengah hutan untuk melatih diriku agar lebih kuat lagi. Tapi saat aku baru melatih setengah tubuhku, aku melihat seseorang yang sedang mengintipku latihan konsentrasi. kulirik mataku penuh ingin tahu dan perlahan-lahan aku berdiri, lalu aku berjalan dengan perlahan-lahan kearah balik pohon besar yang tua itu. Dan... Haappppp!!!!! Aku melihat seorang laki-laki yang menatapku ketakutan dan mohon ampun padaku.

“AMPUN!!!!!! Maaf!!! Maaf!!! Aku tidak bermaksud jahat padamu” ucap laki-laki itu dengan ketakutan

“HEY!!! Kamu itu gak usah takut, kalau memang kamu bukan penjahat? Yaudah!” ucapku agak sedikit membentak

“I…iyaa, Kamu itu siapa? Kok dari tadi aku perhatikan sedang latihan yoga gitu ya?” Tanya nya dengan gugup

“Ohh… itu? Itu tuh nama nya bukan yoga, tapi yaa… hampir mirip sih sama yoga, tapi itu melatih konsentrasi dari penyerangan” jawabku dengan tersenyum

“Oalah… kamu itu tomboy yaa?” Tanya nya kembali

“Iyap! Namamu siapa? Namaku Zuma!” Tanyaku

“Namaku Eric Son, panggil aja Eric! Namamu keren” tuturnya dengan tersenyum ragu-ragu

“Thanks!” kataku sambil meninggalkannya

“Tunggu! Kamu mau kemana?” Tanya nya kembali

“Ada apa lagi?” Tanya ku dengan cetus

“Rumahmu dimana?” Tanya nya

“Kau tak usah banyak Tanya!” jawabku sambil meninggalkannya dengan berlari

“HEY!!!!” teriak nya

ZUMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang