🌸 1/2

2.3K 381 43
                                    

Fyi, sebelum baca, gue ingin menegaskan kalau ff ini penuh dengan kehaluan yang gue semogakan. Wkwkwk
Terus, kalau ada kesalahan nama atau gimana, monmaap ye...

****

"Berhenti membaca SNS itu, Zy..." tegur manager Park. Tangannya menyandar di tangan sofa sambil mengusap-usap dagu nya, memandangi Suzy yang sedang menampilkan wajah kesalnya.

Tubuhnya sudah lelah, kakinya pegal karena memakai sepatu hak tinggi sepanjang malam. Tersenyum menyapa beberapa photografer profesional yang siap membidik segala ekspresinya--dan, seperti kata manager Park, bahwa ia harus terlihat paripurna disegala sisi dan sudut-- dengan senyuman yang dibuat senatural mungkin. Manager Park, begitu pula dengan rombongan asisten-asistennya yang selalu mengatakan kalau; 'Sesulit apapun hidupmu, lebih sulit mendapati komentar buruk dari warganet.'

Suzy mengerutkan kening. Ibu jari nya yang berkutek merah terang sibuk men-scroll down layar ponselnya. Komentar pada laman Instagram nya benar-benar membuatnya jengah. Orang-orang, selalu mudah beralih dari seorang fan fanatik menjadi hater ketika menemukan satu celah untuk membenci. Segera melempar ponselnya sembarangan, Suzy kemudian menutup wajahnya menggunakan kesepuluh jemari lentiknya.

"Manager Park, mereka tidak tahu apa-apa soal hubunganku! Kenapa malah aku satu-satu nya yang disalahkan? Kalau saja mereka tahu kelakuan Lee Min Ho dan Lee Dong Wook tidak setampan wajah sialan mereka itu. Aish, menyebalkan!"

"Ya, makanya kukatakan untuk berhenti bermain SNS sementara ini, Zy..." Manager Park mendesah. Menatap asisten Suzy yang berdiri di bagian belakang sofa, kemudian segera memberikan kode pada mereka.

Dengan bergegas, Asisten-asisten Suzy itu kemudian menyapa sang artis, "Eonni, ayo kita pulang. Lusa adalah Asia Fanmeeting terakhir di Seoul. Kajja, eonni?"

Suzy menarik napas berat, tubuhnya bangkit dengan baju putih kausnya, plus topi putih dengan bahan bulu. Diliriknya jam yang menggantung di dinding, jam 9 malam... pikirnya.

"Aku pulang dulu," Suzy menundukkan kepalanya sebentar, kemudian berjalan keluar pintu dengan menenteng tas dan ponselnya. Diikuti dengan asisten pribadinya di belakang.

Asisten Kwon, membukakan pintu belakang mobil hitam, mempersiapkan supaya Suzy masuk. Namun, kening sang asisten itu mengernyit ketika Suzy malah melenggang dan membuka pintu kemudi sendiri.

"Eonni..."

"Kau pulanglah duluan, tidak perlu mengantarku. Aku ingin jalan-jalan sebentar."

"Tapi---"

"Asisten Kwon, aku tidak akan melakukan hal bodoh. Tolong, lah?"

Asisten Kwon memilin bibir bawahnya. Pikirnya menimang-nimang antara membiarkan Suzy dengan keinginan perempuan itu, atau tetap kekeh mengantar. Jika terjadi sesuatu hal, dirinya akan di maki habis-habisan oleh Manager Park. Suzy adalah aset mereka, dan Suzy adalah aktris mereka.

"Aku tidak akan kenapa-kenapa, Kwon." Suzy kembali meyakinkan Asisten Kwon, ketika melihat bahwa sang asisten bergeming.

Menghela napas berat, akhirnya kepala mungil milik asisten Kwon mengangguk. "Segera hubungi aku jika kenapa-kenapa ya, eonni?"

"Oh, keurae."

Selepas Asisten Kwon lenyap dari pandangannya, Suzy kemudian masuk kedalam mobil hitamnya, menyalakan mesin mobilnya dan menghidupkan GPS menuju kawasan Myeong-dong.

***

Jam 9.15 malam. Kafe yang menyediakan segala menu panggangan masih dipenuhi oleh beberapa karyawan kantor yang baru pulang untuk melepas penat walau hanya sekadar dengan seteguk soju, atau beberapa kelompok yang sedang bercokol sibuk menertawakan kejelekan orang lainnya. Di pojok kiri, dipisahkan oleh dinding dan sekat dari ukiran kayu, nampak sekelompok laki-laki sedang menikmati malam mereka dengan beberapa botol soju dan olahan daging panggang diatas meja. Pakaian casual yang melekat di sana, membuat mereka seperti pria remaja-dewasa pada umumnya. Keenam member duduk mengelilingi meja panjang sambil bercengkrama, tidak heran, selepas kegiatan comeback dan beberapa disibukkan dengan syuting drama dan juga photoshoot, akhirnya malam ini mereka bisa berkumpul bersama-sama dengan santai. Ditanggalkan seluruh atribut keartisan mereka, malam ini mereka hanya meminta dimengerti dan bisa menjalani hidup layaknya pria seumuran mereka.

Nation's First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang