Aku bangun dari tempat tidur ku ingat ingat, jadwal apa yang menungguku hari ini sambil menoleh ke kalender yang ada di meja belajarku. 18 agustus! Akhirnya hari yang ku tunggu tunggu tiba!
Hari aku bisa bertemu dengan 'Dia' for the first time.Selama ini kita hanya dapat berbincang lewat group Line saja, namun kita selalu merencanakan meet up di comifuro XI. Dan hari-H pun sampai.
Habis mandi aku pun bergegas ke sekolah, disana aku menjemput Marsya yang mau nebeng ke CF.
Sesampainya disana, Mama memarkir mobilnya di Indomart depan sekolah.
"Put, mana temenmu itu? Coba cari sana" Kata mama. Aku hanya mengangguk dan langsung keluar dari mobil.
Dari seberang jalan aku melihat sosok yang sangat berkilauan, 'oh itu dia' ujarku dalam hati. Aku lambaikan tanganku se tinggi-tingginya dan di notice oleh temanku itu. Dia pun bergegas mendekati ku dan memasuki mobil melewati pintu kiri.Ku menoleh temanku itu dan berkata "Kok lama sih katanya jam 8?"
"Maaf ya lama, tadi shin nanya dimana tempat ketemuannya ampe lupa waktu wkwk" ujar Marsya menghindar kena jitakkan aku yang legendaris itu
"Yaa jadinya telat nih kann! Kamu sihh"
"Iya dehh yang gk sabaran tuhhh" kata marsya seraya melontarkan senyuman indah tujuh samudera
Uhh.. Kesel deh di cengcengin.
Tapi yaa mau gimana lagi, memang perasaanku yang membuatku tidak mau menunggu lebih lama lagi.Memikirkan apa yang akan ku lewati hari ini membuatku melamun terdiam melihat pemandangan kota dari jendela mobil.
Akupun teringat ketika kita berbincang tentang yang kami sukai, bertukar pendapat mengenai Onodera yang termahsyur itu. Aku pun tersenyum sedikit mengingat kejadian itu.
Aku menoleh pada manyan yang duduk disampingku, ia menggeleng-gepengkan kepalanya lalu membuang muka.Tanpa kusadari waktu berlalu dan ibuku sudah memarkirkan mobil berwarna hitam kelam yang kutunggangi.
Ibuku membuka seatbelt dan menoleh ke belakang " Nanti jangan lupa waktu ya, kalo udah selesai telpon ya?" Sekarang menoleh ke abangku yang ada duduk disampingnya "Tomi, jaga ya adeknya". Abangku hanya diam dan mengangguk dan membuka pintu mobil bersamaan dengan aku dan manyan yang sudah berterima kasih pada ibuku.
Antrian tiket tidak se-panjang pikiranku, mungkin karena kita datang lebih awal dari tahun kemarin.
Setelah membeli tiket itu, kami memasuki gedung balai kartini bersama. Aku memulai pembicaraan agar dapat menutupi suara jantungku yang berguncang tak karuan.
Apa yang akan dia pikirkan terhadapku? Itu yang selalu melintasi benakku. Berpikir positif ternyata tidak selalu membantu. Mungkin saja dia berbeda jika bertemu langsung mata ke mata.
Pintu gerbang CF dudah di depan mata. Banyak orang yang berlalu lalang melewati pintu untuk memasuki ruangan. Aku menjinjitkan kakiku penasaran adakah sosok yang kutunggu di seberang pintu.
Ternyata ada! Kulambaikan tanganku berharap dia akan menoleh, dan berhasil. Dia sekarang berjalan menujuku.Gimana ini??
***