Hijau-Nya Di Sulap

111 3 0
                                    

Sinar itu memerah, menandakan gelap akan menggantikan terang. Tetapi, hal itu tak membuat pekerjaanku selesai ditelan sinar kemerahan itu. Aku dijajah oleh keadaan untuk tetap berbanting tulang.
Merasa lelah, duduklah aku dibawah pondok kecil tempatku berteduh bertahun-tahun lamanya. Aku pun termenung lalu menggerutu. "Lama sudah aku merawatnya tanpa mengenal lelah. Kurawat setiap hari dengan rasa iklas&kasih sayang. Walaupun begitu, kehidupanku tetap saja seperti ini, tak kunjung berubah walau kurawat bertahun tahun lamanya."

Ironi menyedihkan, kebutuhan mendesak mengharuskannya memberi lahan ini ketangan mereka yang akan menyulapnya menjadi bangunan.
"Tak apalah,ini mendesak. Rasanya terlalu sayang untuk berpindah tangan, rasa sayangku takbisa diukur seperti mengukur panjang tinggi gedung." Lahan luas ini, ialah saksi bisu dari pedihnya tata niaga yang tidak adil

SAWAH HABIS DI NEGERI AGRARISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang