Kalian tahu?
Jika sudah tahu jawab saja tidak. Kali ini aku ingin bercerita tentang ciuman pertamaku, rasanya malu, tapi itu sungguh lucu jika mengingat kejadian itu. Kejadian dimana ciuman pertama yang ku lakukan dengan seseorang yang tak pernah mengakuinya. Laki-laki menyebalkan yang ku sebut sebagai sahabatku.
"Hah! kau bilang itu ciuman pertama? Cupu!" itu suara Jimin yang sedang merebahkan dirinya di kasurku sesaat kami pulang kuliah sore ini. Sambil menunggu makan malam katanya, sebelum ia pulang dan mungkin menghubungi puluhan gebetannya.
"Terserahku, tapi itu nyatanya. Dan kau juga tak boleh mengelaknya!" ketusku tak terima saat Jimin mengantaiku cupu soal ciuman pertama yang menjadi bahasan kami sore ini.
"Ckk! Tahu apa kau soal itu? Punya pacar saja tidak pernah!" ledek Jimin yang makin membuatku jengkel.
"Menyebalkan!" marahku. "Aku tak punya pacar itu juga karenamu kan?" kesalku mengutarakan alasan yang memang itu nyatanya.
"kenapa aku?" tanyanya tanpa dosa.
Uh! sungguh menyebalkan, ingin rasanya mulut tebalnya itu ku piting dengan penjapit makanan yang biasa ibuku gunangkan untuk mengoreng ayam. Sekalian saja mulutnya itu ku goreng di minyak panas, biar tahu rasa!
"pikir saja sendiri?" jawabku ketus.
Ku dengar Jimin terkekeh menanggapi kekesalanku, "Bukan salahku juga sih, lagi pula mereka saja yang minder akan ke tampananku!" ucapnya sungguh percaya diri.
"Ckk, menyebalkan." gumamku.
Ini bukan membahas pacar tapi membahas ciuman pertama kenapa melenceng dari topik sih? Selalu memang, Park Jimin adalah raja dari segala raja yang penuh dengan alasan. Raja alas yang membuatku ingin melakban bibir yang penuh dusta itu.
"Kenapa membahas pacar sih?" lanjutku masih kesal sambil berjalan menghampirnya yang masih asik memainkan ponselnya dan rebahan di kasurku.
"Ya itu karenamu, tidak punya pacar saja sok-sokan membahas ciuman pertama." ucap Jimin menanggapiku. Walaupun ia sibuk dengan ponselnya ia masih tetap memperhatikan setiap ucapanku.
"Ya karena menurutku itu tetap ciuman pertamaku!" balasku kesal, sungguh Park Jimin ini susah untuk di beri tahu.
Jimin terbahak saat aku mengungkapkan itu, ya ia terbahak sampai melempar ponselnya asal dan tangannya berpindah memegangi perutnya yang mungkin sedikit kaku karena terus menertawaiku.
"Ya, jangan tertawa kau! mengaku saja itu juga ciuman pertamamu kan?" ucapku membuat Jimin berhenti tertawa dan memandangku kemudian duduk menghadapku.
Setelah ia duduk bersila menghadapku, laki-laki menyebalkan itu kemudian menggeleng tanda mengelak, "aku tak pernah menganggap itu ciuaman pertamaku!" ucapnya pasti dan itu membuatku kesal.
"Tidak mungkin! Itu pasti juga ciuman pertamamu kan?" dan lagi-lagi Jimin tertawa namun sedikit tertahan.
"Seulgi-ku sayang, bagaimana bisa kau mengatakan itu ciuman pertama?" ucapnya sambil menangkup kedua pipiku.
"Kalau itu bukan ciuman pertamamu, lalu siapa?" tanyaku penasaran.
"Rahasia!" jawabnya sambil berbisik kemudian mengacak rambutku sebelum ia berkegas dari atas kasurku, kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
Sungguh menyebalkan!
Ku pikir ia juga menganggap bahwa saat itu adalah ciuman pertama kami, tapi laki-laki itu sungguh menyebalkan dan membuatku sedikit malu.
Ya, ciuman pertamaku adalah Jimin. Tapi laki-laki itu tak pernah menganggapnya sama sekali. Bahkan kedua orang tua kami juga tahu kami sudah pernah melakukan ciuman tepat di bibir. Aku juga ingat betul bahwa hari dimana kami saling menempelkan bibir kami itu saat di hari spesialnya. Mungkin Jimin memang tak menganggap itu adalah First Kiss-nya, tapi bagiku itu adalah ciuaman pertamaku. Bukan dia yang memulai tapi akulah yang lebih dulu menciumnya tepat di bibir tebalnya itu, dan itu terjadi saat hari ulang tahunnya yang ke-lima.
KAMU SEDANG MEMBACA
[S14] First Kiss [COMPLETE]
Fanfiction"Yang seperti itu, kau bilang ciuman?" Sepasang sahabat yang mendebatkan sebuah ciuman pertama. https://karyakarsa.com/gilangkumala/first-kiss-213561