BAB 1 (PERTEMUAN)

54 10 4
                                    

Pukul 01.30

(Author pov)
"Ayah baru pulang? Mau kubuatkan minum?" - fika

"Diamlah! Aku lelah, jangan berisik!" -ayah

Memang selalu seperti ini keadaan nya. Fika hanya terdiam, dia kembali  kekamar, dia mengambil figura yang berisi foto keluarga nya saat masih utuh. Tak terasa air matanya mulai menetes.

Isak tangis nya semakin menjadi jadi saat kenangan kenangan bersama ibunya terlintas difikiranya. Isak tangis fika terdengar oleh ayahnya. Ayah nya datang dan membuka pintu dengan kasar.

"Dasar anak sialan! Sudah ku bilang jangan berisik! Apa kau tuli?!!" - ayah

Ayahnya merebut figura dari tangan fika dan melempernya ketembok. Figura itu pecah. Beberapa saat keadaan menjadi hening. Fika menatap ayahnya dengan penuh kekecewaan.

"Ayah, kenapa kau jadi seperti ini?! Lebih baik aku mati dan bertemu dengan ibu!"

Fika berlari keluar rumah dan membanting pintu. Dia mengambil sepedanya dan pergi sejauh mungkin. Dia berhenti dipinggir jembatan.

Disana sepi karena waktu menunjukkan pukul 02.30. Disana ia menangis sejadi jadinya. Kejadian tadi masih terngiang difikirannya.

Sekarang yang ada dibenaknya hanyalah rindu kepada ibunya.

Perlahan tapi pasti, kakinya mulai memanjat pagar jembatan, kakinya gemetaran dan air matanya terus mengalir. Dengan suara lirih dia memanggil ibunya

(Fika pov)
Aku merasa tidak ada gunanya lagi aku hidup. Ibu sudah tiada, ayahpun tak pernah perduli denganku.

"Kalau takut, jangan sok mau lompat"

Ucap seorang lelaki, karena kaget hampir saja aku terjatuh.

"Apa maksudmu? Kamu siapa?" - aku

"Disungai banyak lumpur, cacing, lintah, dan ikan ikan yang lapar. Mungkin mereka nungguin elu dibawah"

Aku bergidik dan langsung turun dari pagar. Walau samar, aku lihat dia tersenyum.

Aku terdiam untuk beberapa saat. Perasaanku marah, kecewa,dan sedih menjadi satu. Dada ini sesak saat memikirkan ayah dan ibu. Tak terasa air mataku kembali menetes.

Isak tangisku menggema dijalan yang sepi, kudengar disela tangisku dia berkata,

"Hidup memang kelam. Tapi percayalah, suatu saat nanti elu bakal nemuin orang yang jadi cahaya dihidup lu"

Hanya dengan ucapan nya hatiku menjadi hangat, karena masih penasaran aku bertanya lagi,

"Kau ini siapa?" - fika

"Hantu, hehe"

"Hah? Dasar.. Hahaha.." Aku tertawa kecil

"Gue mau balik, laper"

Setelah beberapa meter dia berteriak

"KALO LU KETAWA CAKEP KOK, HAHAHAHAHAHA" suara nya menggema.

Tanpa sadar aku terseyum.

"Bodoh, ada apa denganku?"

Karena aku merasakan hawa tidak enak, aku cepat cepat pulang.

----------//dirumah//----------

"Ibu, aku rindu..."












Maap kalo ceritanya aneh, soal nya ini cerita pertama yang akh buat :')
Kalo suka, jangan lupa vote.
Jangan lupa tinggalin jejak juga yaa...
Makasih
#love


My LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang