Prolog

8K 318 10
                                    

Jedarrr!!!!

Hujan datang bergandeng tangan bersama air lalu jatuh ke tanah yg kotor milik bumi, seolah membasuh luka karena mahluk angkuh yg menumpang diatas tubuhnya, Manusia.

"Khehehe... Manusia sombong dan egois sepertiku memang pantas mati" suara lemah macam gumaman ikut meramaikan malam berhujan kali ini. Meskipun sangatlah pelan...

Diantara pepohan yg menjulang tinggi dan mendayu melambaikan dedaunan rindang akibat angin hujan, sekumpulan asap bermunculan dari dasar jurang. Tidak, mustahil jika ada kehidupan didasar jurang yg curam dan licin itu. Namun kenyataannya memang ada kehidupan disana, lebih tepatnya asap tadi berasal dari mobil hitam dengan posisi terbalik. Kaca mobil itu pecah semua. Aliran darah bercampur air hujan menganak membentuk kubangan danau kecil dibeberapa titik.

Ada kecelakaan disana.

"Tuhan... Jika kau benar-benar ada, aku memohon doa terakhir dihidupku." Suara lirih itu kembali terdengar.

Suara lirih wanita yg masih tampak cantik walau tubuhnya tak dapat dikatakan sama sebab luka yg lumayan banyak, tulangnya remuk, benar-benar menyakitkan. Wanita itu adalah Wuexie. Darah terus saja mengalir dari ujung kepala, kaki, perut, hampir seluruh tubuhnya terluka. Wuexie paham, ini adalah detik terakhir hidupnya.

  Dirinya telah pasrah, mungkin dengan matinya ia dapat membalas kematian orang-orang tak bersalah yg dulu ia renggut. Tubuhnya makin melemah, detak jantungnya pun semakin pelan.

Matanya ia pertahankan untuk tetap terbuka, memandang sendu langit gelap yg masih asik menurunkan hujan, sepi dan dingin. Dirinya terkekeh sangat pelan, ternyata kematiannya seperti ini...

Hampa, Sunyi dan Menyakitkan.

" Tuhan...kumohon... Percepat kematianku, aku lelah hidup seperti ini... " Wuexie benar-benar rela mati.

Baginya hukuman ini sangat cocok untuknya. Dia tak takut apapun bahkan kematian sekalipun, baginya kematian sesungguhnya ialah ingatan dan rasa bersalahnya saat-saat dirinya hidup dulu, Wuexie talah mengambil sesuatu yg bahkan hanya Tuhan yg berhak.

Nafasnya sesak...
Inikah saatnya? Batinnya.
Dibawah kilatan guntur terlihat wajahnya samar-samar tersungging senyum, ia siap menanggung dosa dihidupnya. Mungkin nanti ia akan masuk Neraka....

Matanya semakin berat, sesak...

Masih memandang langit gelap, hujan mulai reda dan menyisakan rintik-rintik gerimis kecil, tiba-tiba seekor kupu-kupu melewatinya. Tidak, lebih tepatnya terbang disekelilinginya.

"Cantikk..." Batin Wuexie.

Kupu-kupu putih itu masih saja setia terbang didekat Wuexie, seolah menemani kepergiannya yg tinggal beberapa detik lagi.

"Haaah... Lumayan... Setidaknya ada yg menemaniku, walaupun itu seekor kupu-kupu." Batin Wuexie merana. Memangnya apa yg ia harapkan?

Tak mungkin ayahnya datang bukan, justru dia sendiri yg meninggalkan orang tua itu.

Dadanya bertambah Sesak....
"Ukh...!" Rintih kesakitannya.

"Doaku terkabul, terimakasih Tuhan.." batin Wuexie. Waktu ajalnya tiba, tapi kenapa dari tadi ia tak menjumpai malaikat pencabut nyawa?
Kata orang-orang jika akan mati, kau akan melihat malaikat Kematian didekatmu. Ah... Sudahlah...
Mungkin itu hanya asumsi masyarakat belaka, memangnya mereka pernah mati?

Detak jantung Wuexie melemah...
Jujur, ada ketakutan yg tak ia pahami sekarang. Tapi apa itu...?

"Haaa..hhh..."  Helaaan berat dan serat , Nafas terakhir Wuexie telah berhembus.

Wuexie  kini benar-benar mati. Namun sedetik kemudian muncul cahaya putih terang menyilaukan mata membungkus tubuh Wuexie. Bersamaan itupula cahaya itu menghilang membawa tubuh wanita tersebut.

Menghilang begitu saja, apa yg terjadi?

Bahkan darah Wuexie masih nampak segar melumuri tanah, menampakkan bahwa ada seorang manusia yg kecelakaan disana.

Tapi dimanakah tubuh manusia tersebut?

Apa mungkin kupu-kupu tadi yg membawanya??

Hemm....
Siapa yg tau?

Itu mungkin adalah rahasia sang pencipta alam.

________________&&&&_______________

Lanjut gk nih..? Hehe

Sabar menunggu, maklum pemula. 😂

The Girl and White ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang