Kakiku menyusuri setiap kota
Menyapa angin yang semilir hadir
Tersenyum pada setiap pengendara
Hingga anak rambut saling berterbanganMataku terpaku pada satu pemandangan
Di pinggir rel kereta dengan bunyi yang memekakkan
Aroma bercampur menjadi satu
Suara teriakan dan sahutan ikut menyatuDi sudut peron anak kecil itu meringkuk
Memeluk dirinya dengan erat
Seakan mengerti bahaya kian memdekatRatusan orang memadati stasiun
Namun tak ada yang peduli sedikitpun
Sibuk dengan dunia mereka
Benda pipih sorotan duniaJarak bukan lagi menjadi halangan
Hidup bagai hutan rimba
Siapa yang kuat, dialah yang berkuasa
Jabatan, kekayaan, kemewahanApalah arti sesuap nasi bagi kelas atas?
Bagai peti harta karun untuk kelas bawah
Kesenjangan semakin terasa
Bukan hanya dalam balutan lensaSurakarta, 24 Juli 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak-Sajak Sya-Sya
PoetryHanya seberkas curahan hati dan emosi yang dituangkan dalam sebait kata dan kalimat. Mengisi waktu kekosongan yang nantinya mampu menciptakan karya tulis.