Selamat membaca... 😘😘😘
🐊 🐻
"Choi Youngjae" panggil seseorang.
"Ya!" Sahut pemuda imut yang bernama Youngjae itu.
"Giliranmu" ujar orang itu.
"Baik" jawab Youngjae singkat.
Youngjae bangkit berdiri dengan tongkat panjang dalam genggamannya.
Saat ingin berjalan, seseorang menangkup pipi gembulnya.
"Dengar Mama, buat dunia bisa melihat kemampuan mu dengan hati mereka.. kau mengertikan sayang?" Tanya Wanita paruh baya itu.
"Aku mengerti Ma" jawab Youngjae dengan senyum manisnya.
Mendengar itu, Nyonya Choi tidak bisa tidak ikut tersenyum.
Nyonya Choi menatap dua orang bertubuh besar lalu menganggukan kepalanya pada kedua orang itu.
Kedua orang itu menggiring Youngjae sampai didepan panggung.
Bunyi ketukan tongkatnya dia bawa membuat beberapa penonton berbisik saling bertanya.
Kedua orang itu menghentikan langkahnya agar Tuan mudanya bisa menyapa para penonton.
Youngjae menatap kedepan lalu menundukkan tubuhnya pada para penonton yang bahkan ia tidak tahu berapa banyaknya.
Lalu kembali kedua orang itu menggiringnya menuju tempat duduk.
Youngjae mulai menekan tuts piano, semakin lama alunan itu semakin halus dan menyedihkan.
Youngjae mampu membuat orabg-orang tabjub dengan penampilan dan pandainya dalam memainkan piano.
Ditempat lain.
"Eoh?" Kaget pemuda bermata sipit itu.
"Kenapa?" Tanya pemuda berambut pirang yang sedang memainkan jari-jarinya diatas buku seakan buku itu adalah piano.
"Anak itu, dia buta kah?" Tanya pemuda sipit itu.
Mendengar pertanyaan itu, pemuda berambut pirang mengangkat wajah lalu melihat televisi besar didepannya.
"Mungkin, Jb hyung aku gugup!" Ujarnya dengan nada takut.
"Hei! Dimana keberanian yang kau tunjukan padaku?" Tanya pemuda bernama Jb itu dengan nada memelas.
"Ayolah, lihat dia bahkan bisa menaklukan penonton kau pasti bisa memenangkan ini" ujar Jb lagi.
Pemuda berambut pirang itu kembali menatap monitor.
"Aku tidak ingin menang, hanya saja aku ingin mereka mengenang namaku" ujar pemuda berambut pirang serius.
Mendengar itu Jb menatap sendu pada pemuda berambut pirang.
Jb mensejajarkan tubuhnya pada pemuda yang terduduk itu.
"Dengar! Pastikan kau membuat namamu selalu diingat mereka, akupun tidak akan melupakanmu, Mark" ujar Jb meyakinkan pemuda berambut pirang yang bernama Mark.
Mendengar itu Mark tersenyum lega.
"Terimakasih" ucap Mark, Jb mengangguk sambil menampilkam smile eye-nya.
"Mark Tuan! Giliranmu" panggil seseorang membuat Mark menatap takut pada Jb.
"Tenang saja bro! Kau pasti bisa" ujar Jb menepuk bahu sahabatnya yang terlihat kaku.
Mark mengangguk lalu berjalan memasuki panggung.
Deg!
Langkah Mark terhenti lalu memegang dadanya yang terasa sakit saat dirinya melewati pemuda imut yang buta itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blindness {Tamat}
FanfictionKebutaan membuatku Tidak mengetahui apa-apa Bahkan tidak mengenalinya