Setelah membeli SIM card akupun segera masuk ke kamar dan menelfon Mama dirumah.
"Halo Ma, ini Ake, "
"Loh Ake, tadi kan Mama udah bilang, kalo nyampe di bandara segera telfon, udah mama tungguin dari tadi, mama telfon juga kamu ga aktif, mama risau nak, sekarang sudah di Thailand kan? ,"
"Sudah ma, begini tadi itu ma Ake lupa, abis turun dari Bus hpnya Ake matikan takut kehabisan baterai, dan ini juga baru beli SIM card, jadi bisa telfon mama dirumah, " jawabku.
"Yasudah nak, sudah makan belum? "
"Belum ma, Ake juga lapar, yaudah ma, kapan-kapan Ake telfon lagi, daa ma, "
"Iya Ake, jangan lupa beli makanan, "Hari sudah malam, karena belum mendapat uang saku dari sekolah, sementara kami menggunakan uang yang kami bawa dari rumah untuk membeli makanan dibawah.
"Ayo beli makanan dibawah Ake, " ajak Indung.
"Temen-temen ini ada yang mau nitip makanan ke kita ngga? " kataku.
"Semuanya saja ikut keluar, sekalian jalan-jalan menikmati malam pertama di Bangkok, " ajak Heri.
Akhirnya kami semua keluar dan mengunci pintu kamar kami."Oiya, mampir ke kamar Desi sama Sasa dulu bosku, kali aja mereka mau beli makanan, " kata Devan.
"Yaudah biar aku saja yang pergi kesana, kalian tunggu di lobby, " kataku.Lift berhenti di lantai 3, dan aku mencari ruangan Sasa dan Desi.
Tok tok tok
"Des! Sas! Ini Ake, kalian makan ga? Kita mau pergi keluar, " ajakku dari luar ruangan.
Desi pun membukakan pintu sambil makan sesuatu.
"Loh kok kamu sudah makan duluan des? Beli dimana? Susah ga cari makanan halal disini? ," tanyaku.
"Iya Ake barusan aku sama Syasya keluar, agak susah sebenernya cari makanan halal, tapi ada kok dan kebetulan deket, dari jalan depan belok ke kanan, ada perempatan, nah disitu yang jual makanan halal, " kata Desi.
"Oh.. oke oke makasih des, la emang kamu makan apa itu? ," tanyaku.
"Ini khawpat alias nasi goreng, pelayannya orang Malaysia, mereka ngerti kok bahasa Melayu, " imbuh Desi.
"Okelah des, terimakasih, aku mau pergi dulu, " kataku.Akupun langsung turun dan menuju lobby tempat teman-teman lain menunggu.
"Mana Desi sama Sasa, Ake? " tanya Heri.
"Mereka sudah beli makan duluan Her, oiya kita tadi dikasih tau tempat beli makanan halal, nanti kita kesana, " kataku.Akhirnya kamipun pergi menuju penjual tempat Desi membeli makanan halal tadi.
"Itu ada diperempatan, ada tulisannya halal, kita beli disana, " kataku.
"Kita ga bisa bahasa Thailand bosku, gimana belinya? " tanya Devan.
"Tenang, penjualnya bisa bahasa Melayu kok, " kataku.Akhirnya kamipun pergi ke rumah makan tersebut.
"Assalamualaikum, kami mau pesan makanan, " kata Devan kepada pelayannya.
"Nak pesan apa? " tanya pelayan.
"Kita pesen apa nih? " tanya Devan.
"Desi tadi beli nasi goreng, kita beli itu juga, " kataku.
"Kami mau pesan nasi goreng 4, dibungkus dibawa pulang, "
"Tunggu kejap ya, "Setelah menunggu agak lama, akhirnya 4 bungkus nasi goreng pun datang,
"Semuanya 140 baht, "
"Berarti 1 porsi 35, lumayan, aku yang bayar dulu, kalian ganti pas nanti dikamar, " kata Devan.
"Ini uangnya, terimakasih, "Akhirnya kamipun pulang dan menyantap makanan tersebut.
"Lumayan murah, 35 baht udah ada udangnya ada sayurnya, " kata Indung.Setelah makan, kamipun kembali ke kamar masing-masing dan tidur.
Tiba-tiba terdengar suara gedoran pintu.
Karena Heri sudah tertidur, jadi aku yang membukakan pintunya."Oh Fajar ternyata, ada apa jar? ," tanyaku sambil membukakan pintu yang ternyata adalah Fajar.
"Ini Ake ada surat pemberitahuan dari sekolah, besok kalian harus masuk ke sekolah karena ada sosialisasi dari kepala sekolah. " kata Fajar.
"Oh iya jar, makasih, tapi kami besok kesananya gimana? Kan ga tau jalannya, " tanyaku.
"Besok aku antar sekalian mau beli sesuatu di depan sekolah, " kata Fajar.
"Baiklah, oiya jar aku minta ID Line mu biar kalau ada apa-apa aku bisa chat kamu, " kataku.
"Iya tulis saja utomosama, nanti kamu tambahkan teman, " kata Fajar.
"Iya jar, terimakasih, aku tidur dulu, sampai jumpa besok, "Keesokan harinya...
"Ake kita berangkat jam berapa? " tanya Devan
"Disini ditulis jam 8:00 harus sampai, sekarang masih jam 6:30 " jawabku.
"Padahal hari ini hari Minggu, semoga saja tidak lama sosialisasi nya, " kata Heri.
Kamipun bersiap dengan memakai seragam abu-abu putih seperti biasa, dan segera menemui Fajar di lobby."Kalian sudah siap? " tanya Fajar
"Sudah dong bosku, tinggal nunggu Desi sama Sasa, " kata Devan.
"Itu mereka barusan keluar dari lift, " kata Indung sambil menunjuk ke arah Desi dan Sasa.
"Semuanya sudah siap, kalau begitu ayo kita menunggu bus di depan, " ajak Fajar.Kamipun akhirnya menunggu bus didepan apartemen. Tidak lama kemudian bus pun menghampiri kami.
"Kita harus bayar 13 baht untuk pergi ke sekolah naik bus, kalian sudah membawa uang receh kan? " tanya Fajar.
"Sudah kok, "
Akhirnya setelah 10 menit perjalanan, kamipun sampai di sekolah."Wow besar banget sekolahnya, " kata Sasa takjub.
"Iya, inilah sekolah kami, Withayalay Teknik Krungthep Mahanakhon, akan aku antar kalian nanti menuju aula untuk sosialisasi," kata Fajar.
"Siap! "Kamipun masuk menuju aula sekolah, disana terlihat puluhan siswa asing dari berbagai penjuru dunia dengan warna seragam yang berbeda-beda.
"Mereka semua ada yang dari Meksiko, dari Filipina, dari Jepang dan Korea juga ada. Baiklah kalian tunggu disini, aku mau pergi membeli sesuatu didepan sekolah, nanti kalian aku tunggu di halte depan sekolah," kata Fajar.Akhirnya setelah Fajar pergi, kamipun mencari tempat duduk. Sudah banyak siswa yang sudah berada disini, tapi karena kendala bahasa, kami tidak saling sapa. Hanya sesekali mengucapkan Hallo.
Setelah waktu menunjukkan pukul 8:00, sosialisasi pun dimulai. Sebelumnya kami diberikan earphone kecil yang digunakan untuk berkomunikasi antar bahasa.
"Wow hebat banget ini, bisa menerjemahkan bahasa sekaligus, ini dipinjamkan atau dikasih ya kira-kira? " tanya Indung kepadaku.
"Entahlah aku juga tidak tau, tunggu saja, " jawabku singkat.Akhirnya sosialisasi pun dimulai. Terlihat seorang pria menuju podium dan mulai berpidato. Karena memakai earphone kami jadi faham apa yang pria itu bicarakan.
"Anak-anak dari berbagai penjuru dunia, selamat datang di SMA Teknik Bangkok (Withayalay Teknik Krungthep Mahanakhon), kalian disini akan kami bimbing, akan kami fasilitasi penuh selama 3 bulan kedepan. Perkenalkan, Saya adalah kepala sekolah disini, nama saya Ekkachai Tinsulanonda, biasa dipanggil Ajarn Chai, setelah ini akan diteruskan oleh pembimbing pertukaran pelajar, bapak Witthawat Wattanamontri. Selamat berjuang semoga sukses, " kata sambutan pria tersebut yang ternyata adalah bapak kepala sekolah SMA ini. Setelah Pak Chai memberikan sambutan, ada pria yang berbeda naik menuju podium.
"Selamat pagi semuanya, saya Witthawat Watthanamontri, dipanggil Ajarn Wut, saya yang akan membantu kalian selama belajar disini, Selain hari ini saya akan memberi kalian 5,000 baht yang harus kalian gunakan selama 1 bulan kedepan, kalian juga akan mendapatkan 3 stel seragam dan 1 earphone penerjemah yang sedang kalian pakai saat ini. Untuk pengambilan uang bulanan dan seragam, setelah sosialisasi ini kalian bisa langsung menuju panitia pengambilan seragam di depan aula, kalian harus mengambil di panitia yang tepat, sudah ada bendera negara masing-masing di setiap panitia. " kata Pak Wut menjelaskan.
Setelah Pak Wut menjelaskan panjang lebar, sosialisasi pun selesai, kami dipersilakan meninggalkan aula dan menuju panitia sesuai dengan bendera asal negara.
To be continued

KAMU SEDANG MEMBACA
Sawatdee Krungthep
Teen FictionAke dan 5 kawannya didaftarkan sebagai wakil pertukaran pelajar Teknik Listrik di sekolahnya, bagaimana kelanjutannya?