DON'T CALL 666!

4.9K 327 23
                                    

By: unknown
Cast : Jin
Taehyung
Jimin
Suga
Hoseok a.k.a J-Hope
Jungkook

Di sekolah Cheongdam High School sedang hangat membicarakan sebuah rumor nomor telephone angka kematian yaitu 666. Semua murid Cheongdam mulai ketakutan ketika rumor itu benar-benar terjadi pada salah seorang guru di sekolah itu. Teror 666 itu akan terjadi <!–more–>
jika kalian benar-benar mengetik 666 pada layar ponsel kalian dan menekan tombol biru. Akan terdengar suara aneh, teriakan kesakitan seorang perempuan, dan terus berkata kalau SEKARANG AKU BERJALAN MENUJU RUMAHMU yang kemudian di iringi tawa melengking yang menyakitkan gendang telinga.
Tapi laki-laki tinggi putih bernama Jin itu hanya melenggang tenang di koridor sekolah dan tidak memperdulikan tentang berita yang di bicarakan teman-temannya tentang nomor telphone kematian 666 itu.
“Hei, sedang apa kau?” tanya Jin pada Jimin yang sedang browsing berita terkait tentang nomor telephone kematian 666 di ponselnya. Jimin tidak merespon dan terus melanjutkan aktivitasnya.
“Ah, jangan bilang kau mempercayai rumor itu?” Jin menyikut lengan Jimin.
Jimin menatap Jin lekat.
“Itu bukan rumor, itu fakta! Guru Lee meninggal setelah mencoba menelfon ke nomor itu dan dalam artikel ini mengatakan Guru Lee di temukan meninggal jam 3 pagi di rumahnya setelah polisi mendapat telfon dari istrinya yang menemukannnya meninggal di kamar dengan ponsel yang masih menempel di telinganya,” Jimin bersikeras. “Lalu?” Jin mengangkat sebelah alisnya.
“Kau masih tidak percaya? Di sini juga di tulis bahwa di panggilan terakhir yang Guru Lee telfon di ponselnya adalah nomor kematian itu,!” jelas Jimin lagi.
“Benarkah?” Jin masih tidak menampakkan rasa percaya tentang nomor telephone kematian itu. Jin memandang Jimin dengan tatapan menggoda sebelum akhirnya tertawa cekikikan.
“Kau mau aku bunuh, huh? Jika kau tidak percaya nanti malam kau datang kerumahku. Jam 7 malam.” ucap Jimin sambil menendang kaki Jin dan pergi. Jin hanya mengerang kesakitan.
Sepuluh langkah kemudian Jimin kembali menoleh, “Ajak Taehyung, Suga, Hoseok dan Jungkook.” ucap Jimin sebelum benar-benar menghilang dari pandangan Jin.
~19.00 korean time~
Enam buah ponsel sudah tergeletak di sebuah meja di ruang tamu rumah Jimin. Suasananya begitu hening. Mereka menatap satu sama lain.
“Apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya Suga.
“Membuktikan kebenaran nomor telephone kematian 666,” sahut Jimin.
“APA?” Taehyung, Hoseok, dan Jungkook berteriak histeris mendengar ucapan Jimin.
“Ada apa dengan kalian ini? Penakut sekali,” Jin melihat kearah mereka secara bergantian dengan tatapan kessal karena terkejut oleh teriakan mereka sebelumnya.
“Aku tidak mau melakukannya,” Hoseok berdiri dari duduknya dan berkacak pinggang memandangi teman-temannya satu persatu. “Ini bukah lelucon. Menelfon ke nomer itu sama saja kita memberikan nyawa kita,” Suga tampak sangat tidak setuju.
“Kita menonton film horor saja dari pada bereksperimen dengan nomer itu,” ucap Taehyung yang tengah mengacak-ngacak koleksi film horor milik Jimin.
“Taehyung-ah jangan membuat rumahku berantakan!” Jimin memperingatkan.
Taehyung menghela nafas berat dan memandang Jimin seolah berkata ‘pelit sekali’. Sejenak semuanya hening. Jin memainkan ponselnya dan mulai mengetik angka 666 pada layar ponselnya dan menekan tombol biru tanpa sepengetahuan Jimin, Hoseok, Suga, Jungkook dan Taehyung.
“Jin-ah sedang apa kau ?” tanya Suga curiga.
“Aku sudah melakukannya,” sahut Jin cepat dan menaruh ponselnya di atas meja.
“Melakukan apa ?” tanya Jungkook tidak mengerti.
“Coba kalian lihat!” Jin menunjuk kearah ponselnya. Jimin, Hoseok, Jungkook, Taehyung, dan Suga menelan ludah mereka. Badan mereka seperti patung yang tidak bisa di gerakkan melihat layar ponsel Jin yang di letakkan di atas meja. Jin benar-benar melakukannya dan panggilan itu benar-benar tersambung. Tiba-tiba suara berdesis muncul dari speaker ponsel Jin. Mereka semua mulai ketakutan dan menatap satu sama lain.
“Kita akan mati!” desis Hoseok ketakutan.
“Diamlah! Dengarkan suara itu!” Jimin menatap yang duduk di sebelahnya.
Beberapa saat suara berdesis itu berubah menjadi suara seorang perempuan.
“Kalian memanggilku?” suara itu terdengar seperti sedang berbisik.
“Kau siapa?” tanya Jimin.
“Kau bertanya siapa aku? Jika kau ingin tahu aku, aku akan pergi kerumahmu sekarang.” tiba-tiba suara perempuan itu berubah menjadi tawa melengking yang menyakitkan gendang telinga. Mereka semua menutup telinganya dan Jin memutuskan sambungan telephonenya.
“Apa kau percaya sekarang?” Jimin tersenyum penuh kemenangan karena nomer telephone kematian 666 itu benar-benar nyata.
Jin menghela nafas. “Siapa tahu itu hanya kerjaan orang iseng,” Jin tetap tidak percaya.
“Astaga perasaanku mulai tidak nyaman,” Suga memegang pundaknya dan mematahkan kepalanya ke kanan dan kiri.
“Kau kira aku tidak? Aku hampir kencing di celana karena suara itu,” wajah Jungkook masih tampak shock. Dia mencoba tenang dengan menyenderkan tubuhnya di sofa.
Suasana menjadi hening dan ponsel Jin kemudian berdering kembali. Dan aneh, ponsel Jin yang masih berada di atas meja secara otomatis menerima panggilan dari no telephone kematian 666 itu.
“Sekarang aku berjalan menuju rumahmu,”
“Dan sekarang aku berada di pintu gerbang rumahmu,”
Suara perempuan itu masih terdengar seperti berbisik. Mereka terdiam, nafas mereka mulai menderu, dan secara kompak melihat ke arah pintu. Lampu tiba-tiba padam. Setelah itu, terdengar suara pintu yang di buka secara perlahan.
“Siapa di sana?” Jimin berteriak dengan nafas yang masih tidak beraturan karena takut.
“Dia datang,” Taehyung mencengkram bahu Jungkook. “Tenanglah dan lepaskan cengkramanmu!” Jungkook menepis tangan Taehyung.
Dalam kegelapan itu terdengar suara derakaki yang semakin mendekat ke arah mereka.
Tap tap tap
“Kalian mengundangku tapi kalian tidak membukakan pintu untukku,” suara perempuan di telfon itu sekarang terdengar jelas di dekat mereka. Tidak ada suara yang mereka ucapkan, hanya deru nafas yang semakin keras terdengar.
Saat Jin menghidupkan lampu di ponselnya dan menyorotkannya di sekitar ruangan itu, Jin tidak menemukan siapapun.
Saat lampu di ponsel Jin menyorot sebuah sosok yang tengah berdiri di dekat Hoseok, nafas Jin seperti tercekat di tenggorokannya. Hantu perempuan itu tanpa lingkaran hitam pada matanya, berambut panjang menyentuh lantai, mulut yang lebar, wajah yang hancur seperti habis terbakar, serta lidah panjang yang terjulur dan mengeluarkan cairan hitam kental berbau busuk dari mulutnya.
Jin berteriak histeris di ikuti Hoseok yang menyadari ada hantu di sampingnya. Taehyung, Suga, dan Jungkook juga ikut berteriak tidak kalah histerisnya setelah melihat hantu itu.
Mereka segera berlari ke lantai atas rumah Jimin. Hantu itu tertawa dan terdengar mengerikan.
“Kau melihatnya?” tanya Jin dengan peluh yang bercucuran di dahinya.
“Aku melihatnya, dia berada dekat di sampingku. Itu sangat menjijikkan,” sahut Hoseok bergidik ngeri.
“Seandainya aku menolak untuk melakukan ini pasti sekarang aku sudah tertidur pulas di dalam kamarku,” ucap Taehyung yang kemudian menghempaskan tubuhnya di kasur Jimin.
“Lalu bagaimana nasib kita? Aku tidak mau mati,” Suga tampak khawatir. “Aku juga tidak mau mati, aku masih terlalu banyak dosa,” tambah Suga. Jimin yang awalnya duduk di samping Suga, berdiri dan melangkahkan kakinya ke dekat jendela. “Kita harus membuat hantu itu pergi,” ucap Jimin. Setelah berkata seperti itu, sayup-sayup suara tawa perempuan itu terdengar lagi. Mereka semua terdiam. Dan tiba-tiba saja di balik kaca, wajah hantu itu muncul dengan mulut menganga dan membuat Jimin hampir mati terkejut. Mereka semua yang melihatnya berteriak histeris dan dengan sekuat tenanga berlari keluar dari kamar Jimin. Mereka berlari dengan meraba-raba dinding tembok saat menuruni anak tangga sambil berteriak.
Saat akan keluar dari rumah Jimin, kaki Suga seperti ada yang menariknya. Suga terjatuh dan tubuhnya dengan keras menghantam lantai. Jungkook, Hoseok, Jin, Jimin, dan Taehyung tidak menyadari bahwa Suga tertinggal di belakang. Mereka masuk kedalam mobil dan meninggalkan Suga di sana.
Wajah Suga tampak kesakitan, dia mencoba bangun. Tapi, tiba-tiba,
Sreetttt sreetttt
Suara seperti gesekan di lantai itu terdengar mendekat ke arah Suga. Dia memundurkan tubuhnya, namun hantu itu semakin cepat merangkak kearahnya. Dua cahaya berwarna merah menyala dari mata hantu itu dan membuat Suga menutup matanya karena cahaya merah itu membuat Suga merasakan sakit yang perih di bagian kornea matanya. “Tolong jangan sakiti aku! Bukan aku yang memanggilmu,” Suga memohon dengan suara yang seperti akan menangis. Dia terus menendang-nendangkan kakinya ke arah hantu itu, namun hantu itu malah mencengkram rahang Suga hingga mulutnya terbuka lebar. Suga menutup matanya karena tidak kuat melihat wajah hantu itu. Dia sangat ketakutan. Hantu itu menumpahkan cairan kental hitam berbau menyengat itu ke mulut Suga. Setelah itu, hantu itu sengaja menatap Suga hingga lingkaran hitam dimata Suga menjadi pecah. Suga mengerang kesakitan, matanya mengeluarkan darah dan Suga terlihat seperti sedang menangis darah. “Argh!” Suga berteriak sekali lagi, dan membuat cairan hitam kental di mulutnya itu bercucuran kelantai. Matanya tidak berhenti mengeluarkan darah kental. Suga akhirnya terkapar di lantai setelah menggeliat kesakitan.
Hantu itu kemudian tertawa cekikikan melihat Suga yang sudah tidak bernyawa dengan kondisi mengenaskan.
***
Jimin mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Raut wajahnya tampak resah. “Apa yang harus kita lakukan sekarang?” tanya Taehyung ketakutan.
“Kita harus menemui pastor di gereja untuk mengusir hantu itu,” sahut Jimin.
“Apa kalian merasa ada sesuatu yang aneh?” tanya Jungkook.
Hoseok mengernyitkan dahinya tidak mengerti. “Aneh?” Hoseok jadi balik bertanya. “Suga di mana?” tanya Jungkook dengan mata membulat sempurna. Mereka semua menatap satu sama lain ketika tidak menemukan sosok Suga di dalam mobil. “Oh, Tuhan!” Jimin menepuk jidatnya sendiri. Karena terlalu panik mereka sampai lupa bahwa ada yang tertinggal. “Aku rasa dia masih di sana,” Jin menimpali. Perasaannya mulai tidak tenang.
“Kita harus kembali lagi kerumah,” ucap Jimin, kemudian memutar balik arah mobilnya. Di sepanjang perjalanan untuk kembali kerumah Jimin, Taehyung, Hoseok, Jin, dan Jungkook di selimuti rasa takut dan bertanya-tanya apakah Suga masih hidup atau sudah mati di tangan hantu itu.
Sesampainya di rumah Jimin, mereka langsung berlari masuk.
Sama seperti tadi, keadaan sanga hening dan lampu masih dalam keadaan padam. Jin meraba-raba tembok berusaha meraih saklar lampu.
Cklek
Mata mereka melotot melihat darah segar yang tercecer di lantai. Mereka menatap satu sama lain. “Darah!” ucap Jin lirih dan seketika wajahnya pucat pasi.”Apa hantu itu telah..” Taehyung tidak melanjutkan perkataannya seakan menepis semua pikiran negatif tentang keadaan Suga.
“Darah itu menuju dapur!” seru Jimin saat mengetahui ceceran darah itu menuju dapur.
“Ayo kita periksa!” Jin segera melangkahkan kakinya ke dapur diikuti Jimin, Hoseok, Jungkook, dan Taehyung.
Saat sampai di dapur ceceran darah itu hilang tepat di depan kulkas. Mereka berlima menelan ludah, peluh dingin menghiasi dahi mereka. Dengan perasaan takut Jimin memegang gagang pintu kulkas itu dan perlahan membukanya.
Mereka meloncat kaget saat sebuah tangan terjuntai keluar dari dalam kulkas saat Jimin membuka sedikit pintu kulkas itu.
“Tangan?” Jungkook berkeringat dingin.
Dengan mengerahkan semua keberaniannya, Jimin membuka pintu kulkas itu. Dengan bersamaannya pintu kulkas itu terbuka sepenuhnya, mereka semua tegak tertegun dan nafas mereka tercekat di tenggorokan saat melihat Suga yang sudah menjadi mayat di dalam kulkas dengan posisi duduk dengan dagu menempel di lututnya dan dengan kondisi mulut menganga dengan cairan hitam kental mengalir dan juga darah yang masih mengalir dari matanya.
“SUGA!” mereka semua kompak mundur menjauhi kulkas karena merasa ngeri melihat kondisi Suga yang benar-benar mengenaskan. “Hantu itu membunuhnya,” Taehyung mulai menangis.
“Suga!” Jin menangis hingga terisak. Terbesit rasa penyesalan dalam dirinya. “Aku akan menelfon polisi,” Jimin merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya.
***
Lewat tengah malam, mobil polisi memenuhi jalan di depan rumah Jimin. Mereka berlima menangis saat mayat Suga di masukkan ke kantong jenazah. Jin seperti orang linglung dengan air mata yang terus mengalir. Di TKP polisi mulai mencari sidik jari namun polisi itu tidak pernah menemukannya.
“Tidak ada sidik jari ataupun hal-hal yang bisa di curigai bahwa ini adalah kasus bunuh diri atau pembunuhan,” jelas salah satu polisi itu pada mereka.
“Ini pembunuhan. Temanku di bunuh oleh hantu misterius yang berada di nomer 666 itu,” Jimin mencoba meyakinkan polisi itu.
“Apa?” polisi itu tidak mengerti akan ucapan Jimin, kemudian dia melanjutkan dengan mengusap pundak Jimin dan mencoba menenangkannya.
“Aku tahu kau terluka melihat kondisi temanmu yang seperti itu. Tapi, kau harus tetap sadar, hantu tidak akan pernah bisa membuat kontak dengan kita, apalagi membunuh.” jelasnya.
Jimin tertunduk. Tidak mudah menjelaskan kejadian spiritual itu terhadap pihak kepolisian. “Kau pasti berfikir aku ini sudah gila sekarang,” Jimin menyingkirkan tangan polisi yang ada di pundaknya itu dengan lembut, kemudian duduk bergabung dengan Taehyung di teras rumahnya.
***
Keesokan harinya, keluarga dan juga teman-teman sekolah Suga, termasuk Hoseok, Jin, Jimin, Jungkook, dan Taehyung menghadiri pemakaman Suga.
Tangisan kehilangan yang amat teramat hebat terdengar dari mulut Ibu Suga. “Anak ku, kenapa kau pergi dengan cara mengenaskan seperti ini,” Ibu Suga menangis seraya mengusap nisan yang terbuat dari batu marmer yang bertuliskan nama anaknya itu. Hatinya benar-benar sangat hancur melihat putra yang di cintainya meninggal dengan tragis. Jimin, Jin, Taehyung, Hoseok, dan Jungkook yang juga berada di sana juga larut dalam kesedihan.
Setelah acara pemakaman selesai satu-persatu keluarga Suga pergi dari pemakaman hingga tersisa mereka berlima disana.
“Suga, kau adalah teman terbaikku. Beristirahatlah dengan tenang.” ucap Taehyung hampir terisak. “Seandainya aku tidak melakukan hal itu, pasti kau masih ada di antara kita sekarang. Aku benar-benar minta maaf.” Jin merasa sangat bersalah.
“Semoga kau tenang di sana. Suga~ya.” Jungkook mengusap nisan Suga.
Setelay berdoa dan menaburkan bunga di kuburan Suga, mereka berlima melangkahkah kaki pergi dari pemakaman. Mereka pulang bersama menggunakan mobil Jimin.
“Hantu itu menghilang setelah membunuh Suga,” Hoseok memecah keheningan di dalam mobil.
“Dari mana kau tahu kalau hantu itu telah menghilang?” tanya Jimin sambil fokus mengemudikan mobilnya.
“Hantu itu tidak muncul lagi setelah Suga meninggal,” sahut Hoseok.
“Aku harap juga begitu, dan kita harus melupakan kejadian ini,” ucap Jungkook.
“KALIAN TIDAK BOLEH MELUPAKAN KEJADIAN INI!” tiba-tiba suara itu terdengar dia antara mereka. Suara yang seperti tidak asing lagi di telinga mereka. Tiba-tiba mereka merinding. Mereka melihat jok belakang mobil untuk melihat siapa pemilik suara itu. Dan betapa terkejutnya mereka, saat melihat Suga tengah terduduk dengan mulut menganga dan mengeluarkan cairan kental hitam berbau busuk dan darah yang mengalir segar dari matanya. Mereka semua berteriak. Jimin yang sedang menyetir tiba-tiba tidak bisa mengkontrol kemudinya. Seperti ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa menyetir dengan baik hingga mobilnya menabrak pembatas jalan sebelum akhirnya terjun kejurang yang di penuhi batu-batu. Arwah Suga melihat kejadian itu dari bibir jurang dan kemudian tertawa dan menghilang.
end

BTS HOROR | FF Oneshoot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang