Ch 4

6.4K 619 36
                                        

.

.

.
Sasuke paling tidak suka jika ia harus terkena imbas dari hal yang sama sekali tidak pernah ia lakukan. Menerima konsekuensi dari hal yang bukan menjadi kesalahannya.

Menjadi orang yang disalahkan bukanlah hal yang menyenangkan. Setidaknya pemikiran Sasuke sama seperti apa yang dipikirkan orang-orang juga.

Hell-o.. siapa juga yang dengan begitu pasrahnya dijadikan kambing hitam. No, Sasuke tidak seperti itu.

Namun sayang, akhir-akhir ini hal yang selama ini ia benci dan hindari malah datang menghamprinya. Seperti sekarang, beberapa siswa dengan seragam berbeda dengan sekolah Sasuke sedang berdiri mengelilinginya.

Memasang wajah menakutkan yang begitu jelek menurut Sasuke. Cih, mereka preman gagal produk.

Harusnya ia tadi menerima ajakan Sakura atau Neji untuk pulang bersama sehingga ia tidak akan bertemu dengan para manusia berotak dangkal seperti ini. Jujur Sasuke menyesal. Bolehkan Sasuke menyalahkan guru piket yang dengan seenak jidatnya meminta Sasuke untuk menguncikan 'beberapa' kelas yang sudah kosong.

"Katakan dimana ketua geng mu berada!" bentak seorang pemuda dengan sebuah piercing di masing-masing telinganya.

Sasuke merotasi kedua bola matanya, jengah mendengar pertanyaan yang sejak tadi diajukan padanya, "Aku tidak tahu, kalian salah orang."

"Kau jangan pura-pura tidak tahu! aku melihatmu membawa lari ketua mu itu kan?!" bentak pemuda itu lagi.

Oke, Sasuke yakin seratus persen ini adalah salah paham.

Sasuke berdecak, rasanya benar-benar malas meladeni sekumpulan orang bodoh, cukup satu saja orang bodoh dan idiot yang mengganggunya, tidak lagi.

"Aku tidak bergabung dalam geng apapun, jadi kalian menyingkirlah karena aku ingin segera pulang." Sasuke ingin pergi ketika dua orang di belakangnya mulai memegangi lengannya sehingga ia tidak bisa bergerak.

"Lepaskan aku!"

Fine, Sasuke mulai takut.

"Wah wah wah.. kau lihat bos? Sombong sekali wajahnya!."

Pemuda dengan piercing yang dipanggil bos itu menyeringai, begitu menyebalkan dan juga memuakkan

"Habisi dia."

Onyx Sasuke melebar seketika. Sial.
.

.

.
Sasuke Pov

Aku melangkahkan kakiku dengan meringis menahan sakit yang menjalar di sekujur tubuhku, sudut bibirku sobek dan mengeluarkan darah walaupun tidak banyak. Aku merasakan beberapa bagian di wajahku mati rasa, mereka benar-benar tidak main-main ketika menghajarku tadi.

Sial. Aku bahkan tidak bisa melawan sama sekali ketika satu persatu dari mereka melandaskan pukulannya padaku.

Dan beruntungnya karena aku bisa terpikir sebuah ide agar mereka berhenti.

Pura-pura pingsan.

Dan berhasil. Mereka meninggalkanku begitu saja di gang sempit ini setelah membuatku kesakitan. Yeah.. mereka menyeretku menjauh dari keramaian agar bisa puas memukuliku. Licik.

aku masih bisa menahan sakit hingga sampai di rumah. Namun yang jadi masalah saat ini adalah aku merasa kepalaku mulai berat. Apa aku akan benar-benar pingsan? Oh tidak, jangan dulu. Setidaknya aku harus keluar dari gang ini terlebih dahulu.

Tidak lucu jika aku mati disini.

Tapi sepertinya kepalaku tidak dapat diajak kompromi. Sakitnya malah semakin menjadi saja.

✔️Tell The Truth! Idiot!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang