Prolog

113 32 2
                                    

"Papa mau kemana? Don't leave me alone" Tangisan Loren semakin menjadi jadi. Lelaki yang di panggil papa itu membungkuk menyamakan tinggi badannya dengan anak perempuan itu.

"Papa harus pergi sekarang nak, nanti kalau papa ada waktu luang papa janji nemuin Loren. Disini kan kamu  tinggal bareng kak Rachel dan Mama"

Loren semakin mengeratkan pelukannya "Nggak mau Loren mau ikut sama Papa aja"

Sedangkan sejak tadi Calire hanya menatap ayah dan anak itu dengan malas "Udahlah Loren biarin aja Papa kamu pergi "

Bukannya berhenti menangis loren malah menatap mama nya sinis

"Nggak mau Loren mau ikut Papa, Loren nggak mau tinggal sama Mama"

Bukannya kecewa dengan perkataan anaknya seperti ibu kebanyakan, Claire malah mengembangkan senyum miringnya

"Yaudah kalau begitu bagus kamu pergi dengan nya" teriak Claire pada suaminya, ah lebih tepatnya mantan suami. "Lagian saya juga tidak mau  nampung kamu disini" lanjutnya

"Claire jaga ucapanmu, Loren masi kecil dia ngga ngerti apa apa jadi tolong jangan mempersulit keadaan" ucap Rey tegas

Bukannya menurut, Claire malah memutar bola matanya jengah, lalu melenggang masuk ke dalam rumahnya, lebih tepatnya rumah pemberian mantan  suami nya itu.

"Rachel ayo masuk" teriak Claire dari dalam rumah.

"Iya maa, aku masuk" seru Rachel sebelum masuk kedalam rumah Rachel menyempatkan diri untuk melihat Loren yang menangis dengan senyum yang mengembang sinis.

"Papa janji ya, kalo ada waktu luang Papa harus temuin aku nanti Papa harus beliin aku banyak mainan" pinta Loren dengan suaranya yang masi serak sehabis menangis, setelah itu Loren menjulurkan jari kelingking nya.

Mendengar permintaan anaknya Rey pun tak bisa menahan untuk  mengulum senyum tipisnya,

"Papa janji, jadi sekarang anak Papa yang manis ini jangan nangis lagi ya, sekarang kamu masuk kedalam ya"

Loren menuruti perintah papanya lalu berlari masuk ke kamarnya yang berada di lantai dua secepat yang ia bisa, membuka pintu balkon kamar dan melambai pada mobil papanya yang mulai menjauh.

Loren tersenyum kecut berusaha menahan tangisan nya. "Loren sayang Papa, jangan pernah lupain Loren ya paaa....."

Hai teman teman, kaget ya ada cerita ini lagi? setelah di unpublish sementara akhirnya cerita ini balik lagi, dengan sedikit perbedaan dan pastinya lebih baik dari yang  sebelumnya. Jangan lupa vote and coment yaa, biar aku tambah semangat nulisnya 😂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Future Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang