Hari ini hujan turun lagi ke bumi, cuacanya seperti menggambarkan suasana hatiku saat ini. Jujur aku sangat menyukai hujan, karna hujan turun dari langit hal yang sangat kusuka juga dihidup ini.
Tapi aku tak setuju kalau hidup hanya dideskripsikan dengan semua yang ada dilangit saja, karena terlalu banyak yang lainnya di bumi yang terwujud di dunia ini. Tapi kalau bisa memilih, aku akan memilih semua yg ada di langit daripada yang ada di bumi. Entah kenapa semua yang ada disana seperti mewakili isi kepalaku juga mungkin mewakili setiap detak jantungku.
Barangkali aku tidak tahu apa yang ada didunia, tapi kenapa aku masih bisa tau apa yang ada dilangit sana? mungkin karena ia hampir mewakili segalanya. Atau mungkin karena aku yang sibuk memejamkan mata agar bisa lari dari kenyataan dunia yang merajalela.
"Kau sendiri lagi?" Tanya seorang pria yang kelihatannya sebaya denganku. Suaranya memecah kesunyian juga menganggu telingaku. Padahal aku sedang sibuk mendengar burung bernyanyi sana sini.
"Lagi? maksudnya kamu ngikutin aku?" Tanyaku lagi dengan menaikkan alisku sebelah. Dia terlihat gugup padahal baru saja dia terlihat sangat percaya diri dengan pertanyaannya.
"Boleh gak kita temenan?"
Aku memberi waktu beberapa detik untuk diriku sendiri. Aku masih ingin mendengar bunyi burung diatas sana. Aku ingin tau adakah diantara mereka yang merasa bahagia atau menderita.
"Boleh, tapi kalau kau disuruh memilih antara langit dan bumi apa yang kau sukai?" Aku akhirnya menjawab pertanyaannya. Ekspresinya sekarang berbeda lagi. Giliran dia menaikkan alisnya namun kali ini kedua alisnya ikut menjawab pertanyaanku.
"Bumi, kenapa?"
Menarik, dia menyukai hal yang mewakili kebingungan. Iya, menurutku bumi adalah tempat yang sedikit aneh. Aneh bukan berarti jelek.
"Berarti kamu hanya tinggal menjadi persamaan untukku, bukan lagi perbedaan" jawabku sambil tersenyum. Dia memegang kepalanya dan menatapku bingung.
"Karena disetiap kata langit dan bumi seperti banyak perbedaan, sekarang kau harus bisa merubahnya menjadi sebuah persamaan."
— Series Langit dan Senja
#Langitdansenja
#Bagian1
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit dan Senja
Teen FictionSemua dimulai saat hujan, hujan yang mempertemukan aku dengan dia. Dia yang bernama Langit Angkasa Biru dan aku yang bernama Senja Pelangi Cirrus. Ini tentang kami yang mempunyai banyak perbedaan, kami yang memang memiliki kesamaan nama tentang lang...