Prolog

2.1K 94 4
                                    

Della duduk dibawah pohon yang rindang, menghalau sinar matahari agar tidak mengenainya. Bukannya Della takut menjadi hitam, tapi dia akan merasa pusing jika terlalu lama terkena sinar matahari.

Matanya tak lepas memandang ke depan, kearah lapangan. Sebelas orang pemuda tengah berlarian sembari memperebutkan si kulit bundar. Lebih tepatnya sepuluh orang karena satu orang menjadi kipper.

Della tertawa, kala melihat wajah bahagia Rendy setelah mampu mencetak gol.

Gadis perempuan berusia 14 tahun itu selalu ingin melihat wajah bahagia Rendy. Menurutnya Rendy yang tertawa lepas adalah pemandang terbaik yang pernah di lihatnya.

Rendy melepaskan tangan Zico yang mengacak-ngacak rambutnya. Matanya memandang keluar lapangan masih dengan senyum lebarnya. Lalu mengalihkan pandangan dan mulai kembali mengejar bola.

Jika kamu bertanya, apakah Rendy bahagia? Pemuda itu akan menjawab jika dia akan sangat bahagia saat bersama napasnya.

Bermain bola adalah napas, dan hidupnya.

Zico yang berhasil merebut bola dari David mengopernya kepala Rendy. Diterimanya dengan sempurna. Berlari dia menggiring bola. Melakukan gerakan zig-zag untuk mengecoh Rian yang menghalaunya. Di oper kembali kepala Zico.

Pemuda berkulit sawo matang itu berlari. Berliuk-liuk ia. Di umpan bola itu kepada David. David kepada Rendy. Rendy kepada Sahrul. Sahrul kembali kepada Zico. Bola berhasil direbut lawan. Rendy berlari.

Della memandang takjub pada kemampuan bermain bola teman-teman kompleksnya.

Matanya beralih menatap mobil yang baru saja berhenti sekitar empat meteran dari lapangan kompleks tempat mereka berada. Mata gadis itu membulat. Wajahnya berubah panik. Tanpa menunggu lama, tubuhnya refleks berdiri, berlari kearah teman laki-lakinya yang tengah memperebutkan bola.

''Auhh!'' Ringisnya pelan saat bola yang ditendang oleh David, sepupunya mendarat di bagian samping kepalanya.

''Maaf, beneran gak sengaja!'' Ujarnya merasa bersalah. ''Hati-hati makannya!'' Balas Della kesal. ''Salah sendiri.'' Sahut David tak mau kalah. Della yang akan mengomeli David mengurungkan niatnya, saat ingat tujuannya.

Matanya menatapa Rendy yang sudah berdiri didepannya, ''Aku lihat mobil Papa kamu berhenti disekitar sini!'' Ucap Della, yang langsung disambut panik oleh teman-temannya.

***

Thank to 8 golnya malam ini😊 selama pertandingan aku tak bisa tidak berdecak kagum. Kalian (u-16) bener-bener the best😄 ini laga pembuka terbaik yang pernah aku tonton, so selalu lakukan yang terbaik ya, Garuda😊

Uhhh Rendy keren banget😙 Zico juga😍 yang lain juga😋

Aku lagi suka banget sama Rendy😚😚😚 makannya buat cerita ini. Tadinya mau buat tema Sejarah tapi pending dulu, karena lagi suka sama Rendy😗

Sukanagara, 29 Juli 2018

Biru:))

SOCCER (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang