CHAPTER 1

24 6 1
                                    

Matahari sudah mulai menyingsing ke ufuk barat, memberikan sebuah cahaya kuning muda yang sangat indah. Cahayanya mampu membuat orang yang melihatnya tersenyum. Seperti halnya dengan seorang anak kecil bersurai cokelat duduk tepat di atas kursi.

Dia menangis, menangisi dirinya sendiri. Mempunyai hal yang berbeda dari orang lain, membuat dirinya terus dihina dan terus dilema. Seharusnya dia sudah pulang ke rumah, namun tidak dengan hari ini. Dia mengunjungi taman bunga sakura untuk menenangkan hatinya dan pikirannya. Dia masih kecil, dan hatinya masih dingin.

Tidak lama kemudian, gadis kecil itu mengusap air matanya yang sudah membasahi kedua pipinya. Manik indahnya melihat sebuah cahaya kecil yang tidak jauh dari tempatnya. Semakin dia tatap, semakin banyak cahaya kecil berjajar.

Dia berjalan menuju cahaya itu, lalu tersenyum tipis. ”Aku baru tau, kalau ada cahaya yang bisa terbang seperti ini.”

Tangan gadis itu memegang cahayanya, tapi sayangnya cahayanya itu hilang. Membuat dia terkejut.

”Aneh, kenapa hilang? Apa kedua mataku ada yang salah?” gumamnya dalam hati.

Gadis itu memilih untuk kembali, dan melihat seekor anjing yang akan membawa tas doraemonnya dengan cara digigit. Sontak membuat dirinya sangat terkejut.

”Yak, hentikan!” teriak gadis itu sambil mengejar Anjing yang membawa tasnya.

-'-

Tidak terasa, kini gadis yang mempunyai kecantikan itu berhenti di tengah-tengah hutan menyeramkan. Merasa ada yang aneh, dia memilih berhenti dengan helaan napas yang tidak beraturan. Dia menoleh ke arah segala penjuru hutan, Ia kebingungan dan tidak tahu di mana dirinya berada saat ini.

SRRKK ... SRKKK ...

Suara kayu patah, serta suara aneh mulai bergema di telinganya. Jantungnya bergedub dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Semua badannya kaku dan gemetar. Angin berhembus cukup kencang secara tiba-tiba, menerpa wajah imutnya yang begitu cantik.

PAK!

”Arghhh ....” gadis itu menjerit, dan langsung berjongkok dan menekuk lututnya dengan wajah yang ditutupi oleh kedua lengan mungilnya. Hal itu disebabkan, karena sebuah tangan kekar mendarat di pundak miliknya.

”Apa kau baik-baik saja, Nona?”

Suara familiar menusuk gendang telinganya. Perlahan, dia membuka kedua matanya dan menoleh. Setelah melihat kedua kaki yang menapak, dia pun berdiri dan melihat seorang pria yang menurutnya sangat aneh.

”Ahjussi, kenapa kau di sini? Bisakah kau menolongku? Aku tersesat, aku berlari mengejar seekor anjing yang membawa tasku. Bisakah Ahjussi mengambilkan tas itu?” tuturnya yang langsung to the point.

”Emm ... Tidak semudah itu. Apa kau tau ini tempat apa? Hanya orang yang mempunyai hati suci yang bisa melihat dan masuk ke hutan ini,” balas pria itu dengan tajam.

”Maksud, Ahjussi?” tanyanya dengan sedikit kebingungan.

”Kau adalah satu-satunya yang diutus oleh dewa. Kau adalah orang satu-satunya yang aku tunggu selama 7 abad lamanya.”

”Apa maksudnya?”

________
Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OBAMSINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang