Gadis introver itu lagi-lagi duduk mengisi kursi kosong di kantin tak lepas dari pandangan kerumunan anak-anak yang tengah menatapnya penuh heran. Ia menunduk sambil tetap menikmati bekal yang di berikan oleh sang bunda tadi pagi tanpa memperdulikan tatapan orang-orang di sekitarnya.
Di bagian meja yang mengarah ke luar, berpapasan langsung dengan pemandangan pepohonan serta gedung sekolah lelaki bernama Alfano duduk sambil menyesap chofelatenya dengan tenang. Sesekali pandangannya tak lepas dari sosok gadis bernama Sania, gadis pendiam yang terkesan misterius itu duduk sendiri menikmati bekalnya. Penampilan gadis itu cukup mempengaruhi dirinya pasalnya gadis itu sangat jarang terlihat di kampus ia hanya sering menatap gadis itu di tempat yang sangat jarang di kunjungi oleh orang-orang seperti perpustakaan dan di belakang kampus itupun hanya duduk sendiri sambil membaca buku.
Entah mengapa gadis itu membuatnya sangat penasaran dan ingin mencari tahu lebih dalam mengenai gadis itu. Selain cantik dan manis gadis bernama Sania itu juga memiliki ketertarikan sendiri yang membuat seorang alfano anak dari pengusaha sukses Alfaro zaidand harcill calon CEO mobil itu merasa tertarik olehnya.
Lagi-lagi alfano mencuri pandang pada gadis itu, gadis dengan celana jeans biru dan baju lengan berwarna putih itu kini tanpa sengaja menoleh kearahnya membuat alfano berdebar kuat karena ketahuan mencuri pandang kearahnya. Tapi pandangan gadis itu kembali seperti semula ia tampak tak peduli mengenai tatapan sekelilingnya.
Dan hal itu membuat alfano merasa tersinggung baru pertama kalinya ia kepergok menatap seorang gadis tapi gadis itu bersikap cuek bahkan tak merespon tatapannya. Ia biasa mendapati tatapan gadis yang tak lepas memandanginya dengan nakal dan biasanya gadis mana yang tak terpengaruh dengan ketampanan aalfan. Tapi gadis bernama Sania ini tak bisa ia katakan sama bahkan gadis itu tak mendongak melirik alfano yang masih menatapnya.
Seringai jahat mulai terlukis di wajahnya yang tampan. Ia mulai merancang skenario untuk membuat gadis itu takluk padanya. Tatapannya tak lepas dari gadis itu, tiba-tiba seorang pria datang menghampirinya dengan duduk di sebelahnya. Alfano mengepalkan tangannya hanya akan dia yang boleh mendekati si gadis aneh itu.
"Hello baby... "
Di sana sania mulai melirik di sebelahnya pria berambut pirang itu tanpa tahu malu menyentuh bahunya. Ingin rasanya Sania menampar pria yang sekarang menatapnya dengan instens namun pergerakkan mati, seakan sendi-sendinya lumpuh seketika dan lidahnya keluh untuk berteriak.
"Aku baru kali ini melihatmu di kantin. Apa kau anak baru?" Ucap pria itu kemudian ia semakin menarik kursi yang ia duduki hingga tubuhnya semakin rapat di samping sania. Sania tersentak mendapati lengan pria itu merangkulnya.
"Jangan sentuh aku!" Bentak sania
Semua tatapan tertuju pada suara tajam gadis itu tak terkecuali alfano yang sejak tadi memperhatikan dengan geram. Ternyata gadis pendiam itu bukan gadis yang mudah untuk di dekati dan hal itu membuat alfano menyunggingkan senyum.
Sania beranjak dari kantin sambil menutup bekalnya dengan kasar tak ada satupun kata yang keluar dari bibir gadis itu tapi wajah kesalnya membuat pria yang berada di sebelahnya terpanah karena pertama kali ada gadis yang menolak untuk ia dekati.
Kau akan menjadi miliku... Aku akan mendapatkanmu. Gumam pria itu menatap punggung gadis itu yang pergi meninggalkannya.
By: Lusia elviana