Pagi telah menyapa diri Anderson, yang masih saja dibawah selimut yang nyaman.
"Fin, ayo bangun kamu sudah mau telat,"
Hanya satu kalimat dari mama yang sangat disayanginya telah membuatnya sadar dari alam tidurnya yang nyenyak, Anderson berjalan menuju kamar mandi dan melihat dirinya dikaca.
'hm acak-acakan pun tetap tampan.' pikirnya.
Tak lama kemudian, dia memakai bajunya yang sebentar lagi akan dilepas, karena tahun ini merupakan tahun dimana dia lulus dari SMA.
"Hi, mom," dia mencium pipi mamanya.
"Ayo, sarapan dulu sebelum berangkat sekolah biar nanti gak sakit," kata mamanya sambil mengoleskan selai di roti dan diiringi anggukan kepala daddy nya.
Anderson langsung mengambilnya dan berlari "Sorry mom, aku telat!" teriaknya dan menyaut kunci mobil.
Sebuah Mercedes Benz S 500 L berhenti dihalaman sekolah yang luas, ST. LOUIS 1 Surabaya. Sekolah yang sangat dibangga-banggakan semua orang dan hanya orang terpilih yang mampu masuk ke sekolah ini. Anderson masuk dengan penuh semangat, karena menurutnya disini yang terbaik bukan sekolahnya tapi karena seseorang dia mau masuk ke sekolah ini.
"Tif, kamu dicari nih," kata teman sekelasnya.
"Siapa ?" jawabnya cuek.
Anggi hanya menaikkan bahu dan alis.
'Oh I know, pasti dia lagi dia lagi.' batinnya.
Tiffany keluar dari kelasnya dan melihat dengan tatapan hina, "Ngapain kamu ?"
"Gua kangen sama lu," candanya.
"Ga lucu," Tiffany langsung masuk kelasnya lagi, tapi diikuti dengan Anderson di belakangnya.
"Ih, kamu ngapain sih ? Kelas kita beda Fin," dengan memasang wajah raut kesal.
Anderson mendekatkan kepalanya dan berbisik, "Don't care,"
Tiffany hanya bisa menggelengkan kepalanya dan tidak memperdulikan dirinya, setelah guru datang Anderson langsung masuk ke kelasnya.
Setelah berkutat dengan berbagai macam pelajaran, saat yang telah ditunggu oleh para murid adalah mengisi perutnya dengan berbagai macam makanan.
"Tif, aku duluan yah gakuat nih mau makan. Kamu gamau aku beliin sekalian ?" Tanya Lawrence.
"Aku nanti aja, gampang," kataku tanpa menolehkan kepala.
Lawrence meninggalkanku dikelas sendirian, eh tidak barusan saja aku mendengarkan langkah kaki yang sangat khas. 'hah.. anak itu lagi.'
"Psst.." satu kali, aku pura-pura tidak mendengarkannya.
"Ssttt," dua kali, aku masih tidak mau menolehkan kepala.
Dia mendekatiku dengan harum badannya yang khas, harum mint salah satu favorite ku dari dirinya.
"Hey, fokus banget daritadi aku panggilin ga noleh," katanya manis.
Aku hanya menatap dirinya dan memiringkan senyum, lalu kembali ke pelajaran yang akan diujiankan.
'Kenapa aku ini ? Kenapa jantungku berdetak sangat kencang ?' batinku, tapi aku berusaha untuk mengacuhkannya.
Dia mengulurkan tangannya, dan meraih daguku sambil berkata, "Kamu gamau makan ? atau mau aku belikan ?"
Sedetik, dua detik, tiga detik lalu aku langsung menepisnya karena aku menjadi sangat tersipu malu.
"Kenapa ?" tanyanya menyindir.
"Jangan salah tingkah," lanjutnya menyindir.
Aku langsung berdiri dan mencubiti pinggangnya, dia berlari keluar kelas dan aku mengejarnya sampai ke kantin.
Anak-anak yang lain langsung berteriak kencang, "Ciye, udah ada yang mau jadian aja nih!!"
Aku mengikuti langkah Anderson yang sangat besar-besar, dia merasakan bahwa aku berjalan lebih lambat daripada dirinya lalu dia mengambil tanganku dan mengeratkan genggaman tangannya.
"Hey, ngapain sih kamu ?" aku berusaha melepaskan genggaman tangannya.
"Biar kamu engga ilang di ambil orang lain," Anderson berbicara dengan santainya dan memamerkan senyuman yang mampu membuat para wanita meleleh.
Jantungku.. berdetak 3x lebih kencang dari sebelumnya, tidak biasanya aku seperti ini.
Seketika itu juga banyak dari beberapa siswa melihat ke arahku mungkin lebih tepatnya mereka melihat kearah Anderson, ada beberapa yang menyapa dirinya dan ada beberapa juga yang menggoda 'kita'. Tapi itu tidak membuat Anderson melepaskan genggamannya, justru dirinya semakin merangkul bahuku, aku berusaha menolak tetapi apa daya kekuatan dirinya lebih besar daripada diriku.
Setelah sampai di kantin sekolah, dirinya membelikanku cemilan untuk mengganjal perutku karena aku sedang tidak mood untuk makan makanan berat lalu dia mengajakku ke atap sekolah, disini lah dulu pertama kali diriku bertemu dengan dirinya.
( Flashback 2 Years Ago )
"ARGH, I HATE EVERYONE!" aku melampiaskan segala amarahku di atap sekolah, karena menurutku disini tidak mungkin ada orang yang mendengarkannya.
"Kenapa sih aku bodoh banget ? Udah tau Sam itu sama cewek itu, kenapa aku masih mau untuk menerima ajakannya," diriku terus mengomel hingga aku mendengar suara...
"Berisik banget sih disini," terdengar suara berat dan serak dari seseorang yang katanya banyak wanita rela melakukan apapun untuk mendapatkan dirinya.
Aku menggaruk tengukku yang tidak gatal karena salah tingkah, memang benar kata orang-orang dirinya sangat tampan. Aku menepuk kepalaku menghilangkan segala macam pikiran aneh, lalu dia mendekati diriku, aku mundur satu langkah dua langkah tiga langkah dan ternyata sudah di tembok.
"Siapa namamu ?" tanyanya halus.
"Um, Tiffany Covey" jawabku gugup.
"Aku Anderson Griffin, but you can call me Fin karena cuma orang tertentu saja yang boleh memanggil diriku seperti itu," lalu dia meninggalkanku begitu saja.
Aku berpikir sejenak, apa maksudnya ? kenapa sangat tidak jelas, dan aku berusaha untuk tidak memperdulikannya.
( Flashback End )
"Kamu ngelamun apa sih ?"
Jika semua orang bisa melihat sorot wajahnya yang luar biasa, aku yakin semua orang akan jatuh cinta dengan dirinya.
"Gak ngelamun apa-apa kok," jawabku tenang.
"Jangan bosan sama aku ya,"
"Hah ? Apa maksudnya ?"
Dia merenggangkan tubuhnya dan berkata lagi dengan tampang tengilnya, "Kita kan nanti satu college,"
"Oh, aku sudah terbiasa melihat tampangmu dimana-mana,"
"Dan pernahkah kau bosan dengan itu ?"
Dia mendekatkan dirinya dan hanya berjarak beberapa centi saja dari wajahku, aku menelan ludah dengan susah payah tetapi tidak mau memundurkan wajahku karena itu membuat diriku seperti kalah, kita saling bertatap lumayan lama...
Oh Tuhan, apakah aku akan jatuh cinta dengan pria ini untuk yang kesekian kalinya ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Fallin' All In You
Любовные романыHari telah berlalu, tapi aku tak pernah berhenti memikirkannya sejak hari itu terjadi. Hari dimana saat kali pertama aku merasa sangat beruntung jika bisa mendapatkan dirinya. Entah apa yang terjadi pada diriku saat itu, hati ini terasa bergetar ket...