Aston POV
Pagi ini aku di bangunkan oleh Shei yang terus meneriaki namaku. Namun, tidak aku hiraukan karena aku masih masih mengantuk akibat insomia yang ku alami.
"Shei, kakak masih ngantuk. Biarin kak Aston tidur dulu ya" ucapku dengan mata yang masih terpejam
"Kakak hari ini sekolah, ayo bangun" ucap Shei sambil mengguncang tubuhku
"Yaudah kalo gak bangun, Shei bilangin mama deh" timpal Shei yang sepertinya berlalu pergi
Aku pun melanjutkan tidurku yang terganggu. Lalu, suara seseorang membangunkanku lagi.
"Aston, bangun" ucap orang itu
"Ma, Aston masih ngantuk tadi malam gak bisa tidur" ucapku yang ku pikir orang itu adalah mama
"Ini udah pagi, kamu harus sekolah. Aku gak suka ya punya cowok yang bolos cuma karena ngantuk" ucap orang itu
"Cowok? Maksudnya?" Tanyaku yang bingung dan memutuskan membuka mataku
"Rai!? Aku pikir kamu mama" Ucapku
"Tadi Shei bilang kamu gak mau bangun jadi aku minta ijin sama mama kamu buat banguni kamu" ucap Rai
"Yaudah, udah bangun kan. Sekarang kamu mandi terus siap-siap. Kita berangkat ke sekolah sama-sama" timpal Rai
"Siap! Eh tapi kasih morning kiss nya dulu" Ucapku
"Ngaco, aku gak mau. Udah ah sana mandi. Kalo gak aku berangkat sendiri aja" ucap Rai yang beranjak pergi
"Aku akan buat kamu ceria lagi Rai" ucapku sebelum memutuskan beranjak pergi ke kamar mandi
Meja makan
"Selamat pagi" sapaku saat melihat semua ornag sudah berkumpul di meja makan"Lama, nanti kalo kesiangan gimana? Kasihan Rai nya" Tanya mama
"Ya gak papa lah" jawabku
"Sifat kamu nurun dari siapa sih" ucap mama
"Kamulah" ucap papa
"Eh aku gak pernah bolos ya, kamu tuh yang sukanya bolos jam pelajaran" protes mama
"Kamu yang paling cerewet jadi, sifatnya Aston sama kayak kamu" ucap papa
"Tapi kata mama kamu, kamu itu orangnya sebenernya bawel. Jadi, Aston itu sifatnya ikut kamu" ucap mama
"Udah cukup! Kenapa gak ada yang mau ngakuin Aston anaknya sih? Jangan bilang Aston bukan anak kalian? Apa jangan-jangan Aston anak..." Ucapku menggantung
"Anak siapa?" Tanya mama
"Anak Adam Levine" jawabku
"Ya bener dia suami mama dan sebenarnya kamu itu anak dia tapi bukan anak papa kamu" ucap mama
"Dia anakku" ucap papa
"Tapi tadi katanya gak ada sifatnya yang mirip kamu. Lagian banyak yang bilang wajahnya gak seberapa mirip kamu" ucap mama
"Jadi, dengan begitu kamu menyimpulkan kalo dia bukan anakku. Siapa yang selalu ada di samping kamu ketika kamu hamil Aston? Siapa yang ada di samping kamu waktu kamu ngelahirin Aston? Siapa yang mengajari Aston naik sepeda? Siapa yang biayain semua keperluan Aston?" Tanya papa dengan wajah dinginnya
"Iya, kamu" jawab mama
"Udahlah aku mau berangkat dulu, ayo Shei" ucap papa sambil beranjak pergi
"Pasti ngambek deh, mama bujuk papa kamu dulu deh" ucap mama yang pergi menyusul papa
"Semangat ma!" Ucapku dengan mukut yang penuh roti
"Kalimat terpanjang om Anta yang pernah aku denger, kalo marah sering begitu?" Tanya Rai
"Gak terlalu, tapi meskipun begitu. Nanti juga baikan, papa gak pernah bisa marah sama mama terlalu lama. Meskipun mama yang salah, tetap papa yang minta maaf duluan" jawabku
"Yaudah yuk berangkat" timpalku pada Rai
Setelah itu kami pun berlalu pergi ke sekolah.
Sekolah
Sesampai di sekolah, aku dan Rai berjalan di koridor. Semua mata menatap dengan mengintimidasi tapi sepertinya tatapan itu bukan untukku tapi untuk Rai."Udah gak usah di peduliin, mungkin mereka ngeliatin kamu karena kamu cantik" ucapku menenangkan Rai
"Emang aku buat salah ya? Atau ada yang aneh sama penampilanku?" Tanya Rai
"Gak ada, kamu cantik kok hari ini. Walau mata kamu masih sembab" jawabku
Hingga sampailah kami di kelas.
Kelas
"Rai!" Sapa Dresia sambil memeluk Rai"Gue pikir bisa nemenin lo dengan nginap di rumah lo beberapa hari tapi kata Aston lo nginap di rumah dia" timpal Dresia yang sudah melepas pelukannya dari Rai
"Ralat, tinggal" ucapku yang membuat Rai langsung menatapku
"Eng..enggak cuma nginap beberapa hari kok" ucap Rai
"Enggak, Aku maunya kamu tinggal di rumahku Rai" ucapku
"Aku masih punya rumah Aston" ucap Rai yang membuatku kesal
"Yaudah deh terserah" ucapku yang memutuskan berlalu
"Wooii, mau kemana?" Tanya Vanoz saat aku hendak ke luar dari kelas
"Tempat biasa" jawabku yang berlalu pergi
Gudang
Setiba di gudang aku langsung duduk dengan rasa kesal yang menjalar di hatiku pada Rai."Kenapa sih Rai gak mau tinggal di rumah gue? Bukan nya itu enak" ucapku dengan nada kesal
"Aku gak mau ngerepotin kamu dan keluarga kamu" jawab Rai yang baru datang
"Kalian udah terlalu baik sama aku, kalian gak pernah buat aku ngerasa sendiri tapi aku gak mau semua orang beranggapan kalo aku cuma jadi parasit buat kalian" timpal Rai
"Siapa yang bilang itu? Aku gak akan biarin dia bisa ngomong sama mulutnya lagi" ucapku
"Gak ada dan aku harap gak ada. Makanya, aku mau hindarin semua itu" ucap Rai
"Tapi aku udah janji sama mama kamu buat selalu jagain kamu" ucapku
"Jagain gak harus selalu ada kan? Jadi, aku akan pulang ke rumahku. Lagian, kita masih bisa ketemu di sekolahkan" ucap Rai
"Aku akan ijini kamu pulang ke rumah kamu, asal.." Ucapku dengan nada menggantung
"Asal apa?" Tanya Rai
"Kamu kembali jadi Rai yang selalu senyum buat aku, yang gak pernah nangis di hadapan orang lain. Aku mau kamu selalu bahagia dan jangan pernah lagi ada air mata atau kesedihan" jawabku
"Aku usahain ya" ucap Rai
"Ok, tapi aku mau liat kamu senyum sekarang" ucapku
Rai pun tersenyum padaku dan membuatku juga ikut tersenyum.
"Kamu tambah cantik kalo senyum dan aku suka" ucapku
"Yaudah yuk ke kelas, jangan bolos mulu. Mau jadi apa nanti" ucap Rai
"Jadi suami kamu dan ayah untuk anak-anak kita nanti" ucapku
"Ngaco, udah ah ayo" ucap Rai yang berlalu meninggalkanku lebih dulu
Holaaa 🤗🤗🤗🤗
Don't forget to Comments and Vote💞💞💞💞💞💞💞💞
KAMU SEDANG MEMBACA
ASRA [Ebook]
Teen Fiction❌Raisela Librana Pranandi, seorang gadis yang tidak percaya pria termasuk cinta. Baginya cinta hanya ilusi semata yang menyakitkan, seperti halnya yang papanya lakukan pada mamanya. Satu-satunya kepercayaannya terhadap pria dan cinta telah pergi men...