AWAL

12 2 0
                                    

'Tante, ayo berangkat, Dita udah telat ini" pintaku dengan malas sambil membenarkan jilbab yang kupakai

Oh iya, salam kenal namaku adalah Dita Ananda, hari ini tepat tanggal 17 juli 2016 aku dan temanku masuk di SMAN  yang sama. Setelah berpisah ntah sejak kapan, mungkin dari kelas 2 sd? Sudah sangat lama..

'Halah, baru pertama masuk sekolah gak apa apa terlambat, lagi pula diluar hujan"

"Dita gak suka telat walau ini hari pertama"

Ya bisa kau tebak, pagi ini cuaca sedang tak bersahabat denganku, hujan yang cukup deras membuatku sedikit mengumpat, walau sebenarnya tidak boleh karena itu sebagian nikmat dari Tuhan

"Hari pertama sekolah, masa hujan" keluhku pagi itu

Akupun hanya duduk dikursi tamu sambil menunggu Tanteku siap berdandan. 15 menit berlalu, argh ini terlalu lama. Akupun mengetuk pintu kamarnya

"Tan, ayo buruan, telat nih"

                                       •••••

'Tuh kan masih deras, pasti nanti kotor bajunya"

"udah ngga apa apa, ditempuh aja hujannya, yang penting sampai disekolah"

25 menit berlalu, cuaca masih tetap sama, hujan deras begitu sangat sangat tidak bersahabat untuk hari pertama sekolah.

"Alhamdulillah, akhirnya sampai juga. Yaudah Dita masuk dulu ya, nanti ketemu sama teman kok"

"Iya, kalau sudah pulang, cepat kabari ya"

Aku hanya tersenyum dan melihat sebuah bangunan kokoh yang berharga. Ternyata aku bisa sekolah disini, dulu hanya berangan-angan untuk bisa mendaftar sekolah dikota kelahiranku.

Well, kuceritakan sedikit kehidupanku dimasa lalu. Dulu aku lahir dikota, ya bisa dibilang sebuah kota kecil yang cukup ramai, ibuku berkerja sebagai perawat, dan ayahku adalah seorang polisi.

Wah, kalau dulu mendengar kata 'Ayahku polisi loh' artinya kamu termasuk keluarga yang lumayan hebat dimata orang, karena punya banyak uang, haha. Pada saat umurku menginjak 9 tahun, aku pindah kekampung halaman ibuku, katanya penyebab kami pindah karena ibuku tak tahan kerja, akhir-akhir ini dia selalu mendapat shif malam dan mudah lelah. Keadaannya terlanjur begitu semenjak ibuku melahirkan adikku kedunia ini, dia jadi sensitif terhadap udara malam atau udara dingin.

Oh ya, adikku namanya Lia Puspa, cantik ya haha aku saja kalah sebagai seorang kakak. Pada saat kami pindah, umurnya sekitar 4 tahun, masih suka menangis. Kami berdua pun mulai beradaptasi dengan lingkungan sekitar, kau ingin tahu suasananya seperti apa? Kau tahu kebun sawit? Yups, like that. Anak-anak kampung yang sering bermain disore hari hanya bisa kupandang dari jendela rumah Eyangku (re: nenek). Aku dan adikku tak terbiasa bermain-main diluar, bermain tanah, kejar-kejaran, atau sekedar bermain petak umpat. Miris? Ya, tapi itulah yang terjadi pada masa itu. Ketika itu pamanku yang jaraknya lebih tua 1 tahun dariku, sering mengajakku bermain, karena umur yang terpaut 1 tahun saja, aku segera akrab.

Awal tahun ajaran dimulai, aku dan adikku segera mendaftar ulang masuk sekolah. Waktu itu aku naik ke kelas 5 sd, dan adikku baru saja masuk taman kanak-kanak. Kehidupan selama dikampung halaman memang menyenangkan, dan kehangatan yang benar benar terasa adalah pada saat waktu sahur, menjelang berbuka puasa dan lebih tepatnya adalah Hari Raya Idul Fitri.

Ketika aku lulus SMP, aku berniat melanjutkan jenjang pendidikan SMA dikota dimana aku dilahirkan. Aku berbincang dengan ayahku, mengenai hal itu dah ayahku setuju saja. Toh aku mau sekolah, bukan berbuat yang macam-macam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Look At Me, Just Once...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang