Hujan semakin deras,rasa dinginnya semakin menusuk kulit sampai membuat seorang gadis terus mengeratkan jaket di tubuhnya dan semakin memeluk tubuhnya. Hujan dibulan November memang dingin di jam 8 malam membuat semua orang lebih nyenyak tidur dengan selimut tebal yang melilit tubuh tapi tidak bagi gadis ini. Dia tetap bertahan di bawah hujan teduh di emperan toko yang sudah tutup. Pandangannya fokus ke depan.entah pikiranya kemana yang membuat dia seperti orang termenung.
Suara langkah kaki beradu dengan genangan air memecah irama rintikan hujan yang turun. Perlahan mendekati gadis tersebut.lelaki itu membuka membuka payungnya dan memayungi gadis tersebut agar tubuhnya tidak basah oleh air hujan. Gadis itu sadar jika lelaki di sampingnya ini memayunginya dia tetap diam seolah kedatangannya tidak berarti pandanganya.
"Lo nungguin hujan.hujan gak akan reda jika lo ratapi aja" gadis itu tetap diam,tak merespon ucapan sang lelaki sampai beberapa saat dia berkata "gue ngerasain tiap tetesan air hujan dilangit. Gue rasain dingin ini agar gue ngerasain apa itu jatuh dan tenggelam.tanpa kalian tau gue berkorban untuk itu.".
Lelaki itu diam,merasapi setiap kata dari si gadis.dia menatap wajah gadis itu dari samping wajah cantik menenangkan tapi penuh dengan kelelahan. Dia menutup kepala gadis itu dengan kupluk yang berada d belakang membuat kepala si gadis itu terantuk dan sedikit kesal,dia menatap nyalang si lelaki dan di balas senyum tipis si lelaki. gadis itu kembali menatap rintikan hujan yang mesih deras selang beberapa menit mereka terdiam,saling bisu di tengah hujan.
" lo harus pulang,udah malem" ucap lelaki itu tetapi si gadis tetap bisu,perlahan tangan kekar lelaki itu menyentuh pundak si gadis "lin,gue anterin pulang ya udah malem juga nanti lo sakit" sekali hentakan tapi perlahan gadis itu menurunkan tangan lelaki tanpa melepas pandangan matanya. " lo gak perlu peduliin gue.lo beri tempat berlindung buat gue tapi lo sendiri yang enggak memperhatikan gue sama aja lo nyakitin gue secara perlahan tapi menyakitkan,tra"
Erlina beralih menatap mata elang putra.dengan lembut dia melepas genggaman tangannya dengan putra dengan mata berkaca kaca
"Jangan memberi harapan jika lo gak bisa kasih keyakinan.gue gak mau ngerasain lebih dalem lagi apa itu kecewa tra,please menghilanglah"Setitik air mata jatuh dari mata indah erlina dan sedetik kemudian diq pergi,berlaru menerobos derasnya hujan tanpa menghiraukan jika dia basah kuyub dan akan jatuh sakit.
Putra menatap kepergian erlina dengan sendu.seakan ia memiliki perasaan bersalah dan penyesalan selama ini.
"Maafkanlah diriku kasih
Tlah membuatmu kecewa
Bukanya ku sengaja
Tapi ku terpaksa
Agar hidupmu bahagia."Hai hai ini pertama kalinya gue bikin cerita moga suka
Jangan lupa vote ya ama komen tanksFyi,ini foto erlina and putra ya guys.
Putra raja aditiya
Erlina walangga cahaya
KAMU SEDANG MEMBACA
i feel u what yau feel?
Randomjika ini hanya ketertarikanku mengapa ku terluka sehebat ini? ~Erlina walangga cahaya menangislah kasih agar ku tahu jikalau kau terluka ~pura raja aditya