• Qayla 5 •

31 3 0
                                    

" weyh kita nak gi mana ? " Tanya Qai sambil memegang seat kereta .

" a ah weyh , sumpah laju kau bawa , kita nak menuju ke padang mahsyar ke ? " tanyaku sambil menahan sakit perut .

Aku memang camni , kalau nervous , takut , excited mesti sakit perut , payah lah gini .

" diam dulu boleh tak ? Nanti dah sampai korang tahu lah " ni yang aku hangin satu badan dengan Eya ni au , Selfish , ee bila nak mampus fish dia tu .

Aku menjeling Eya yang sedang fokus memandu , kalau aku cekik minah ni , dengan aku aku sekali goal , jadi kita bersabar je .

Selang beberapa minit , Eya memberhentikan kereta betul betul dihadapan bangunan yang gelap dan hanya diterangi dengan lampu lampu disco .

Jap ! Disco ?

Aku terus memanjangkan leher memandang bangunan tersebut .

Zouk.

Itu satu satunya perkataan yang terpapar di bangunan tersebut .

" Eya kau biar betul ajak kitaorang pergi zouk , kot ya pun kau stress kita boleh je buat solat taubat , ke solat hajat sama sama ke kalau kau nak advance sikit , kita buat tahlil arwah untuk kau " Qai mengemukakan pendapatnya . Aku mengangguk pantas menyokong pendapat Qai .

" otak kau , jom turun , cepat pergi cepat balik "  Eya mengarah , beg tangan berjenamanya dicapai .

" tapi kan Eya kita nak buat apa kat sini ? " tanyaku kosong .

" aku nak cari orang " wau , suspen , saya suka saya suka .

" eh Ena kau biar betul ? " Aku memandang Qai pelik .

" jom lah , aku teringin juga nak tengok diorang buat apa je kat dalam tu " aku menarik tangan Qai dari tingkap kereta .

" ee taknak lah , buatnya kalau tiba tiba kau kena heart attack , then kau mampus kat dalam , hah macam mana ? " aku tersedak .

" jangan mengarut lah jom " setelah puas dipujuk rayu oleh aku dan Eya , akhirnya Qai turuti juga permintaan Eya untuk menemaninya masuk ke dalam .

...

Aku mengeluarkan telefonku yang berada di kocek seluar , ikon whatsapp ku tekan , whatsapp group kami berempat ku tekan , jariku mula menaipkan sesuatu .

4 jejaka hangat malaya

Qashaf - eh korang aku maybe lambat sikit twin buat hal lah .

Yan - hah sokay , aku tunggu kau kat dalam
Bal - alah bro , datang au , kau jangan tak datang
Wan - bal cepat sikit ah kau , sibuk cakap orang
Bal- eii , iya lah iya

Haduh . Aku menggeleng serentak , iqbal ni kan over , aku kata aku datang lambat bukan tak datang , sibuk sangat nasihat aku , dia pun belum sampai .

Aku terus menegur adik kembar ku Qisya dan Qasya , duduk dalam perut sama sama dulu pun suka bergaduh juga .

" kenapa ni Qasya ? " Qasya memandangku tajam , lalu dia menjelingku .

" apa along ni , cuba tanya Qisya pula , asal gaduh je , cakap salah Qasya " Qisya memandangku tajam juga , haih dua dua sama je .

" eh along , not my fault , along tanya lah Qasya dulu apa dia buat , eh Qasya asal kau taknak bagitahu along apa kau buat kat aku ? " Qisya menolak kerusinya kuat , habis terjatuh sakit kerusi itu .

" excuse me Zarra Qisya , kau betul ii rasa kau tak salah ke ? Kalau kau tak salah , habis siapa yang rampas Hakim dari aku ? Haritu aku nampak hakim dengan siapa dekat pondok ? Kemain duduk berdua , berbual , bermesra , kau tak pernah nak kurang dari aku kan Qisya ? Apa masalah kau ? Takda lelaki lain ke Qisya ? Aku selalu mengalah dengan kau , dari kecik lagi tau Qisya , tolonglah , takkan benda ni pun aku nak mengalah dengan kau ? " Qasya memandang Qisya dan aku , pandangannya sayu , secara jujurnya aku tak pernah jumpa Qasya dari sisi ni , selalu yang aku nampak , Qasya yang panas baran .

" Qisya , kalau kau nak hakim , kau ambik lah , maybe aku dengan dia sampai sini je , aku malas nak ambik sisa kau " Qasya terus melangkah ke arah anak tangga .

Setelah memastikan Qasya sudah hilang dari pandangan , aku terus mencengkam lengan Qisya , menghalangnya dari beredar .

" Qisya ! What are you doing for this time ? Can you please stop ? Is it hard ? " aku memandang Qisya tajam , lama dah aku perati budak ni , bukan main aku jaga dia lebih dari Qasya , rupanya , talam seribu muka . Qisya menjelingku .

" its hard to explain to you , nak buat macam mana ? Dah Qisya memang suka semua yang dah jadi milik Qasya , but when its become mine , i dont know , i rasa tak suka , but except hakim , hakim is bagai pinang dibelah dua with me , but bila dengan Qasya , rasa macam euww , disgusting , you know that ? " aku rasa nak je bagi penampar dekat budak ni .

" dah ah kau , mampus baik ah kau , suka sangat sakitkan hati orang " aku terus mencapai kunci kereta dan wallet ku yang terletak di kaunter dapur , bahu Qisya yang berdiri di sisi ku , ku langgar . She deserves it .

Aku terus melangkah menuju ke garaj kereta . Pakai kereta biasa biasa je , tak mampu lah nak mewah mewah . #auch

....

Aku perlahan lahan melangkah , tangan Eya dan Qai ku genggam erat , tadi bukan main berani kat luar , sekali masuk haremm .

" hai , sorang ? " aku menggeleng lalu pantas ku berlari anak menuju ke hadapan Eya . Aku mendengar Eya tertawa halus . Gelakkan aku la tu .

Sampai sahaja di bar minuman , Eya mempercepatkan langkahnya menuju ke arah seorang lelaki yang sedang berbual sakan dengan rakannya . Rakan kot , sbb ramai ada 4 orang termasuk dia .

Akj dan Qai ditinggalkan di belakang , langkah Eya semakin laju menuju ke arah lelaki tersebut , tanpa menunggu lama terus aku menarik tangan Qai membontoti langkah Eya .

" Amirul Iqballl !!! " aku dan Qai tersengih , gimik je lebih , bukan dengar pun eya menjerit "

" hahha memang tho " terhenti gelak lelaki tersebut apabila Eya menarik lengannya kasar .

" hey ! " Eya membesarkan biji matanya . Marah sangat tu .

" eh Eliya sayang , what are you doing here baby ? " Lelaki itu memegang lengan eya , mungkin cuba untuk menenangkan Eya ? Huh jangan harap lah .

" apa ? What are you doing here ? Patutnya i yang tanya u , what are you trying to do here ? Cheating on me ? " balas eya , sambil mencebikkan bibir , alah nak nangis lah tu .

" no sayang , how could ? Takkan , u bagai intan permata dalam hidup i tau "

" then , why you dont answering my call ? I call u banyak kali kot iqbal " iqbal memegang pipi Eya yang kemerahan akibat menangis , iqbal menarik tangan Eya beredar ke tempat yang lebih sunyi .

Q A Y L AWhere stories live. Discover now