Under Pressure [Oneshoot]

14 1 2
                                    


Hei?
.
.
.
Kau tau kota metropolitan?
°
°
°
Tentu saja!
......................................................
UNDER PRESSURE


Penulis / Writer; Shikano
Ilustrasi; Strayder
Edito; Hamusutura & Ichi Namidairo
Prompt; Deadline
Rate T
Genre; Drama
PRO_GC PRESENT
................

Kota metropolitan adalah tempat penuh kepadatan yang menyesakkan nafas. Suara ribuan kaki yangmelangkah di jalanan, mobil, kereta api, dan kendaraan lainnya. Berisik sekali jika semua suara itu didengar dalam waktu bersamaan. Kepala akan terasa pusing jika suara itu difokuskan kepada kita. Begitulah pikir orang desa yang tidak suka dengan kota metropolitan . Tapi akan beda pasalnya jika orang pedesaan yang menyukai kota. Walau mereka tahu kota adalah tempat luas yang sangat dingin untuk orang desa, mereka tetap menyukainya!

Kenapa?

Karena disana akan ada suatu hal ajaib yang hanya bisa kau, dia dan mereka rasakan. Konflik keseharian yang tidak mungkin seluruh masyarakat kota rasakan. Ajaibnya, dari ribuan jiwa, semuanya akan tetap bertemu dengan satu jiwa yang ditakdirkan dalam hidup mereka. Eh? Bukan hanya satu jiwa, tapi seribu jiwa sudah ditentukan akan mengenalmu! Terdengar aneh memang, untuk ukuran sebuah kota dengan empati yang hampir mati.

Dan jika berbicara soal kota, terlebih kota besar - metropolitan atau megapelitan-,kau akan menemukan puluhan ratsan gedung pencakar langit dan pusat perbelanjaan yang tidak pernah mati.

Kau tahu hal apa yang membosankan? Suasananya selalu sama. Seperti di kantor ini, hanya ada beberapa manusia yang berjalan kesana kemari dengan sibuknya. Membosankan sekali. Mereka hanya melakukan pembicaraan sesekali antar sesama jika ada hal penting yang sedang dicari atau dibutuhkan. Tidak hanya itu, isi ruangannya pun sebelas dua belas dari satu kantor ke kantor lain. Seperti kertas dokumen perusahaan yang bertumpukan secara teratur di dalam kardus, meja yang tertata berhadap hadapan, beberapa mesin pendukung seperti komputer dan mesin fotokopi dan sebagainya. Panas dari teriknya sang surya selalu senantiasa menemani mereka –tidak akan terasa jika AC di ruangan tersebut tidak rusak; sialnya AC disini rusak–, suara ketukan jari jemari manusia kantoran yang menari-nari diatas keyboard, sudah cukup menjadi alunan musik sendiri bagi penghuni kantor. Juga tak tertinggal, raut wajah tanda-tanda kematian seperti saat mereka sedang berusaha menyelesaikan sesuatu yang hampir membuat mereka frustrasi karena dikejar deadline –ditambah omelan panjang dari bos yang seperti setan; mantap rasanya–.

"Hoooaaam...."

Suasana kantor yang seperti ini sangat gampang membuat seseorang –tidak peduli laki-laki ataupun perempuan– akan menguap lebar di tengah-tengah kesibukan tanpa memperdulikan sekitarnya. Gadis dengan rambut hitam putih yang berkepang dua ini salah satunya, ia berusaha meregangkan tubuh ditengah kejenuhan akibat suasana perkantoran yang membosankan. Berkali-kali ia mencoba melemaskan otot-otot tubuh muda ini, guna mengusir kantuk yang sudah hampir mencapai batasnya. Ia menyadarkan tubuhnya pada sandaran kursi sambil memejamkan mata.

"Haaaah ... Aku ingin pulaaang."
"Bereskan dulu naskahmu, Shika. Jangan menumpuk-numpuk pekerjaan. Bagaimana nanti jika menjadi gunung-gunung tugas perkantoran, " tegur seseorang di sebelahnya. Gadis tomboy –sangat terlihat seperti laki-laki; jika saja bukan karena rok seragam kantor, ia pasti sudah dikira laki-laki sungguhan– disampingnya ini menatap tegas dirinya, berusaha membuat Shika kembali mengerjakan tugasnya.Ia tak tahan mendengar keluhan dari Shika yang tugasnya terus menumpuk sejak sebulan terakhir. Padahal ia sendiri yang membuatnya semakin menggunung.

[PROGC lytra] Under Pressure (Oneshoot)Where stories live. Discover now