"Yang ku butuhkan bukanlah harta ataupun tahta, hanya kasih sayang dan cinta. Itu saja."
Imeldy
Persent
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Suara hembusan angin terasa sampai ketulang. Suara jangkrik melantunkan lagu nan merdu. Bulan purnama tersenyum menghiasi indahnya malam ini. Namun tidak pada Saipul dan Ikeh. Sejak 25 menit tadi tak ada satupun yang berani mengeluarkan isi hatinya. Hanya hembusan nafas yang terkadang terasa sesak didada mereka masing- masing.
"Bang, Ikeh minta maaf atas semua salah ikeh" suara ikeh sembari diiringi isak dan deraian air mata yang mulai jatuh membasahi pipi merona Ikeh. Seketika memcahkan keheningan diantara mereka berdua dan sontak angin mulai bertiup lebih kencang. Dan jangkrik mulai bungkam. Berganti suara katak sorak sorai bergembira. Dan bulan mulai terganti dengan awan hitam.
"Kenapa Abang baru datang sekarang? Ikeh Rindu. Kemana saja abang kemarin." Tambah ikeh.
"Abang masih Cinta tak sama Ikeh?" Lanjutnya lirih.
::
Masih jelas terniang suara manis Ipul kala itu. Senyum ceria penuh kasih cinta dan sayang tulus dibibir Ikeh pada malam itu"Abang cinta Ikeh selamanya." Bisik Saipul pada Ikeh pada malam perayaan ulang tahun desa.
"Ikeh juga bang." Jawab Ikeh sembari menatap Ipul dengan kasih sayang.
Sudah 2 tahun mereka menjalin asmara. Sudah 2 tahun pula merek jalani dengan sembunyi2. Cinta Terlarang. Yah itulah yang mereka jalin saat ini. Mangka mereka jalani dengan kucing2an.Namun sepandai pandainya tupai melompat pasti ia akan jatuh jua. Lambat laun hubungan asmara mereka mulai terkuak oleh orang2 kampung. Semua orang membicarakan tentang hubungan mereka.
Dan hal yang tak diinginkan pun terjadi saat Gosip itu terdengar ditelinga Rahwan juragan tanah terbesar di Kampungnya. Orang terpandang. Orang terhormat. Dan sekaligus ayah dari Ikeh.
"Mau jadi apa bila kau sampai menikah dengannya? Kau ini gadis cantik dan juga terpandang. Banyak para lelaki diluar sana yang lebih terhormat dari pada anak pembantu." Bentak Rahwan pada Ikeh.
"Tapi Ikeh Cintanya dengan Bang Ipul Yah.." jawab Ikeh dengan cucuran air mata.a
"Cinta? Apa kau hidup hendak makan Cinta? Hah? Senang kau mempermalukan Ayahmu ini? Senang kau melihat Ayahmu ini di gosip orang sekampung karena menerima mantu anak pembantu? Senang kau bila Ayahmu ini berbesan dengan pembantu di rumah kita?" Amuk Rahwan pada Ikeh.
Di tempat lain Ipul sedari tadi yang menguping di bawah jendela ruang keluarga itu hanya bisa menangis tak kuat melihat Ikeh. Namun apalah ia. Ia tak bisa membatu Ikeh kekasihnya itu. Memang wajar. Siapa pula yang hendak bermantukan anak seorang pembantu. Pembantu dirumahnya sendiri bahkan.
Sejak kecil memang Ipul dan kedua orang tuanya tinggal di rumah Rahwan. Ibunya bekerja sebagai asisten rumah tangga di sana. Dan ayahnya buruh di kebun milik Rahwan. Dan ia sedari kecil bermain dengan ikeh. Tak salah jika selama itu membuat Ikeh dan Saipul menebar benih2 cinta.
"Pokoknya Ayah tak mau tau. Esok Ia dan keluargny ayah usir. Dan kau ayah jodohkan dengan Adi anak pak lurah. Tak ada kata penolakan atau kau tak Ayah anggap sebagai anak lagi. Kau boleh pergi dari sini sekarang juga." Ucap Rahwan dan melangkah pergi meninggalkan Putrinya itu.