~1~

1 0 0
                                    

Sebuah motor sport berwarna merah melaju dengan kecepatan standar membelah jalanan yang sepi sampai tiba di sebuah bangunan yang tak lain adalah sekolah terbaik di kota Jakarta.

"Ini kak sekolah nya."tanya seorang gadis bersurai hitam dengan wajah cantik nya. Yang tak lain adalah Tiara

"Ummm"hanya deheman yang terdengar dari seorang pria yang baru saja memarkir kan motor nya.

Setelah ia melepas kan helm yang melekat di kepala nya. Terlihat wajah nya yang memesona dengan postur tubuh yang tinggi.

"Gih,sana buruan masuk. Keburu telat loh."

"Kak Raka gak ikutan masuk."

"Nanti aja,gue masih ada perlu. Lo duluan aja. "Ucap nya pergi meninggalkan Tiara.

Waktu masih menunjuk kan pukul 06.15. itu berarti masih ada waktu untuk berjalan jalan mengelilingi sekolah.Sekolah masih terlalu sepi. Hanya ada beberapa siswa siswi pengurus OSIS yang sedang berlalu lalang.

Bangunan dan arsitektur yang sangat bagus. Di tambah halaman sekolah yang cukup luas dengan pohon pohon yang rindang.

Tiara begitu menikmati suasana sekolah terlebih jika masih sepi seperti saat ini, hingga tak memperhatikan jalan dan menabrak seorang pria. Semua kertas yang di bawa pria tersebut terjatuh. Tampa pikir panjang pun ia segera memungut nya.

"Maaf..."cicit Tiara seraya menyodorkan lembaran kertas tersebut.
Matanya bertemu langsung dengan mata pria itu. Satu kata untuk dalam pikiran nya "Alan"

"Maaf saya tidak sengaja, Permisi"ucap Tiara seformal mungkin. Ia bergegas pergi dari sana. Seakan hati nya terasa perih. Ia ingin menangis tapi air mata nya sudah terlalu kering untuk ia keluar kan. Andai dia bisa, ia ingin sekali menjauh dari semua hal masa lalu nya. Masa di mana ia tak bisa melupakan nya.

**
Tak ada yang menarik bagi seorang Tiara setelah apa yang baru saja terjadi. Bahkan masa pengenalan sekolah yang ia jalani serasa begitu hampar. Kakak nya selalu ketua OSIS sejak tadi menatap nya pun tak pernah ia gubris. Tadi nya ia merasa senang bisa melanjutkan sekolah di sekolah terbaik di kota Jakarta namun rasa bahagia itu seakan sirna  seketika.

Flashback on

"Ra,lo lagi liatin apaan sih. Kok kayak nya serius amat"tanya Dea teman Tiara saat Smp dulu. 

Saat ini mereka sedang berada di sebuah aula di mana siswa siswi baru melakukan pengenalan terhadap sekolah mereka. Mata Tiara tak luput dari sosok pria yang sejak dari tadi ada di hadapannya.

"Gak lagi liat apa apa kok. Cuman lagi dengerin aja mereka ngomong apa. Kita kan junior di sini. Udah sepantasnya kan kita dengerin senior,ia kan."jelas Tiara menyembunyikan kegugupan nya.

Untuk pertama kali dalam hidup Tiara ini begitu menyukai seseorang. Entah kenapa perasaan itu tumbuh perlahan. Bisa di bilang Tiara jatuh cinta pada pandangangan pertama untuk pertama kalinya.

Satu nama yang ia tahu "Alan" kakak kelas yang kini telah memenangkan hati nya secara tidak langsung.

Alan memanglah bukan pria yang tampan atau terpandai di sekolah. Namun dalam hal kedisiplinan ia yang pertama. Di sekolah dia terkenal tegas dan disiplin tinggi. Juga memiliki keberanian dan kemandirian. Wajah nya yang biasa biasa saja tergantikan dengan kewibaan nya yang cukup tinggi. Seakan menjadi pemimpin, seluruh sekolah tahu dia. Tingkat kepopuleran nya pun sampai mengalah kan ketua OSIS yang kini masih menjabat.

**
Sepulang sekolah Tiara bergegas pergi ke kamar nya. Di sana ia segera merebahkan dirinya di atas kasur. Mata nya menatap langit langit di kamar nya. Sebuah senyuman terukir jelas di bibir nya.

"Alan Pramudya, nama yang bagus. "Gumam Tiara sambil terus menatap langit langit. Ia tersenyum senang saat membayangkan senyum dari bibir Alan. Sangat manis dan terkesan hangat.

**
Terlihat jelas Tiara yang kini sedang mencari cari sesuatu dalam lemari nya. Sudah setiap sudut kamar ia periksa namun tak ada barang yang kini sedang Tiara cari. Hanya tinggal lemari kayu itu saja yang belum ia periksa. Sebuah buku dairy kini ada dalam dekapan nya. Hanya buku dairy lah yang mampu menjadi teman curhat terbaik nya di kala senang maupun sedih.
Satu demi satu Tiara membaca buku dairy tersebut,mengingat momen momen dimana ia menulis semua itu.

15 Mei 2015

Dear...aku merasa sedih. Sahabat terbaik ku pindah ke Sumatera dan tak akan pernah kembali lagi. Jujur setelah kepergian nya aku merasa sepi. Benar kata orang kalau sebuah pertemuan pasti akan ada perpisahan. Begitu pula sebaliknya nya kan jika ada perpisahan pasti akan ada pertemuan. Aku menunggu mu My friend

3 September 2015

Aku merasa letih untuk hari ini. Banyak tugas yang Harus ku kerjakan. Menjadi siswa kelas enam bukan lah hal yang mudah,bahkan banyak hal yang harus ku lalui untuk itu. Tetap semangat Tiara...

10 Desember 2015

Hari ini ulang tahun ku dan aku mendapat kan hal yang tak pernah bisa ku bayang kan. Seekor kucing lucu pemberian kak Raka dan ku beri nama pika. Terima kasih kak Raka 💖

24 Mei 2016

Tidak bisa di percaya nilai ujian Nasional ku mendapat kan nilai terbaik sekota Jakarta. Siap siap liburan ke Bali nih...

"Sekarang tanggal berapa ya..."pikir Tiara seraya menulis buku dairy nya

16 Juni 2016

Dear dairy

Hari ini aku bertemu dengan sosok yang sama seperti orang yang aku cintai setelah Mama. Ya,siapa lagi kalau bukan papa. Dia itu tegas dan disiplin tinggi. Sifat nya yang mandiri dan tak pernah putus asa. Aku menyukai nya pada pandangan pertama aku melihat nya. Apa ini yang nama nya jatuh cinta...

**
Tak ada suara kecuali dentingan garpu dan sendok. Sampai acara makan malam selesai baru seseorang membuka obrolan.

"Bagaimana sekolah baru kamu Tiara. Suka sama sekolah nya"tanya Sandra selaku Mama Tiara

"Suka kok mah"

"Kalau kamu Raka gimana sama sekolah nya. Tak ada masalah kan"tanya Herman selaku papa Tiara dan juga Raka

"Gak ada kok,papah tenang aja."

"Papa bukannya gak bisa tenang. Cuman khawatir aja, kalian kan beda sekolah. Papa juga repot buat ngawasin kalian."

"Kalau soal itu papa tenang aja. Kan ada Raka yang bakal jagain Tiara. Tiara itu adik kakak yang udah pasti kakak jagain"

"Kak Raka paling juga bakal lupa kalau punya adik. Adik di sekolah nya kan banyak."

"Kalau mereka semua mah  gak pernah kakak tanggepin. Cuman kamu seorang sayang"

"Jijik"

"Gak boleh ngomong gitu Tiara,gak baik. Gitu gitu juga kan kakak kamu"Bela Sandra

"Iya mah,tapi aku gak suka"

"Ra,lo kenapa sih. kalau ngomong kok langsung gegas. Gak bisa diajak bercanda nih anak"

"Wajar lah,ka. Lagi dapat dia. Maklumin aja kalau sensian.kamu yang sabar"kata Herman

"Oh,bilang dong dari tadi.

Bersambung....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Antara Aku Dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang