Bruk!
"Akhh!"
Hyungseob membekap mulutnya sendiri, merutuki suara jeritan yang baru saja ia lepaskan. Kepala pria manis itu baru saja menyentuh meja dengan cara yang tidak elit. Terantuk lebih tepatnya.
"Bodoh, bodoh!!" Hyungseob berbisik pelan, memberikan pukulan-pukulan kecil pada bibir sialannya. Itu menurut Hyungseob, lain lagi menurut Woojin. Woojin bilang bibirnya sexy dan menggoda, membuat pria tampan bergingsul itu selalu ingin menyerang Hyungseob.
Pipi Hyungseob memerah, memikirkan kembali kejadian kemarin malam yang menurutnya begitu memalukan. Kejadian yang membuat Hyungseob harus repot-repot bersembunyi di bawah meja laboratorium seperti saat ini, demi menjauhi kekasih buluknya itu.
"Ujinie, tolong seobie hueee"
Hyungseob merengek dengan bibir mengerucut lucu, Woojin harus menahan pekikan gemasnya.
"Kenapa hmm?" Woojin menyahut santai, mengusak rambut hitam Hyungseob penuh sayang.
"Ajari Seobie kimia yaaaa."
Hyungseob mengeluarkan puppy eyesnya, kelemahan woojin. Mana bisa menolak kalau sudah begini.
Woojin memilih menggigit pelan hidung mancung kekasih kurusnya itu. Tidak dapat lagi membendung rasa gemas yang ia rasakan. Masa bodo dengan nasibnya nanti ketika mengajari Hyungseob, yang jelas ia tidak bisa menolak permintaan Hyungseob.
Mengajari Hyungseob itu sama seperti masuk ke dalam neraka, begitu meguras emosi dan tenaga. Apalagi ini pelajaran kimia, ayolah kimia! Woojin bisa mati muda dalam waktu dekat.
"Baiklah, akan ku ajari"
"Yeay! Seobie sayang ujin"
Cup~
Satu kecupan mendarat di pipi Woojin.
Woojin tersenyum, jika saja ia mendapatkan hal semacam ini setiap hari, maka sudah dipastikan kotak tersenyumnya akan habis. Ya, jika kotak semacam itu memang ada.Hyungseob menarik Woojin untuk duduk di tepi ranjang besar milik Woojin, melupakan fakta bahwa Hyungseob adalah sang tamu dan Woojinlah pemilik kamar tersebut.Lalu lelaki manis itu mengeluarkan buku-buku tebal dengan kumpulan rumus rumit -menurut Hyungseob- ke pangkuannya.
"Ayo kita mulai!" Hyungseob bertepuk tangan tiga kali, kentara sekali Ia sedang antusias.
"Semangat sekali hmm?"
"Iya dong, seobie akan diajari pangeran buluk hehe" Hyungseob memberikan cengirannya dan Woojin tertawa.
"Itu pujian? atau hinaan?"
Woojin mencubit keras pipi Hyungseob yang terkikik pelan. Demi tuhan Woojin gemas, benar-benar gemas dengan tingkah kekasih tercintanya. Ingin rasanya Woojin menyeret Hyungseob ke Altar sekarang juga.
Lupakan keinginan Woojin untuk sementara, mereka berdua harus mulai membahas materi kimia milik Hyungseob. Untung Woojin masih mengingat materinya ketika SMA itu, jadi Ia dapat lebih mudah mengajari Hyungseob.
"Bagaimana cara mengerjakan soal ini Ujinie?" Hyungseob bertanya dengan wajah mengerut lucu.
Woojin membaca sebentar soal yang Hyungseob tanyakan, sebelum menyahut, "Untuk mencari kenaikan titik didih, kamu harus gunakan konstanta titik didih pelarut dan molaritas zat terlarut"
Hyungseob menganga, mengedipkan matanya dua kali, mencerna setiap ucapan yang Woojin paparkan.
"La-lalu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Panwink Jinseob Oneshoot
FanfictionKumpulan cerita dari keseharian pasangan abstrak Woojin Hyungseob dan pasangan manis Guanlin Jihoon.