hilang || stray kids

110 7 17
                                    

Han jisung, pemuda yang bersekolah di sekolah asrama putra 'jyp high school'. Sekolah asrama yang paling elit di korea, tapi sayangnya, cukup angker.

Di suatu pagi, jisung berjalan dilorong sekolahnya seorang diri menuju ruang kelasnya, saat itu benar-benar sepi dan nyaris tak ada orang yang lewat sana. Tak sengaja dia melihat woojin dan bangchan tengah duduk di kelasnya berdua saja saat jisung melewati kelas kedua hyungnya itu.

'Tidak kah setahun belakangan ini mereka berdua aneh? Seperti saling tak mengenal, hanya ketika bersama ku saja mereka mau berbicara. Bahkan saat sedang ngumpul juga diam saja. ' jisung tak mau ambil pusing langsung pergi saja, tapi saat hampir melewati kelas itu, jisung menghela nafas panjang dan berbalik lalu masuk ke kelas kedua hyungnya itu.

"Woojin hyung! Astaga! tak bisa kah kau kembali seperti dulu lagi? Kembali berbicara dengan chan hyung? " jisung terus saja mengoceh sambil berjalan menuju bangku woojin. Dia juga menarik bangchan agar mereka bertiga berdekatan.

(Jadi posisi duduknya tuh gini:

-- (pintu)

| | | | |
| | | | |
| | | | |
| | | | |

Bangchan duduk di bangku ketiga di deretan nomor dua dari pintu, kalo woojin belakangnya bangchan.)

Bangchan menggeleng dan menjawab,"Kami baik-baik saja, tak ada yang perlu ka-"

"Jisungie? Sedang apa disini? " tanya minho seraya merangkul adik kesayangannya. Jisung menunjuk ke bangku woojin dan juga bangchan secara bergantian.

"Berbicara pada kedua hyungku yang sudah setahun ini tak lagi saling sapa. " jawab jisung.

"O-oh begitu ya? Ah sudah lah, ayo ke kelas mu, sebentar lagi bel masuk berbunyi. " minho menuntun jisung untuk keluar kelas. saat sudah berbalik untuk meninggalkan kelas itu, minho menatap kembali ke bangku woojin dan bangchan tadi dan kembali berjalan membawa jisung menuju kelasnya yang sebenarnya.

Kring kring

Bel pulang sekolah berbunyi. Jisung dengan buru-buru merapikan barangnya dan keluar kelas berniat untuk ke kelas kedua hyung tertua kesayangannya itu.

Tapi sia-sia, Felix memanggilnya dan membuat jisung mengalihkan perhatiannya yang tengah terburu-buru keluar kelas ke arah Felix.

"Kenapa lix? Aku buru-buru nih mau ketempat hyungdeul. Ntar ditinggalin lagi kita sama mereka. "

"Untuk apa? Kan nanti changbin hyung, minho hyung, sama jeongin bakal kesini. " jawab Felix sambil menaikkan alisnya sebelah.

"Woojin hyung dan bangchan hyung, akhir-akhir ini mereka berdua jadi dingin pada kita. " jisung membalikkan lagi badannya dan kaget melihat kedua hyungnya itu sudah ada di depan pintu kelasnya bersama hyung-hyungnya dan teman-temannya yang lain.

Felix yang pada dasarnya bisa melihat 'hal ghaib ' menarik badan jisung menghadap kearahnya. Dia terus menatap mata jisung dalam, membuat sang empu merasa keheranan.

"Ya! Felix, jisung ayo cepat!" seru changbin dari pintu kelas.

"Cepatlah,aku ngantuk" tambah jeongin. Hyunjin, seungmin, dan minho mengangguk-angguk.

Felix melirik kearah mereka dan melihat ada bangchan dan woojin disana, lalu kembali menatap dalam mata jisung. Entahlah, sepertinya saat ini Felix sangat ketakutan dan mengeratkan genggamannya pada bahu jisung.

"Kau menyanyangi woojin hyung dan chanie hyung kan?" tanya Felix sambil terus menatap dalam mata jisung. Jisung mengangguk dan memejamkan matanya.

"Maka relakan mereka, biarkan mereka tenang di alam mereka. " jisung membuka matanya dan menatap Felix tidak percaya.

"Mereka belum mati! Kau tidak lihat mereka sedang bersama yang lain?!" jisung membentak Felix tepat diwajahnya. Felix menutup mata jisung menggunakan tangannya lalu membukanya lagi, setelah itu dia membalikkan badan jisung ke arah teman mereka yang lainnya.

Jisung membelalakkan matanya. Dia tak melihat sosok woojin dan bangchan disana, melainkan dua sosok bayangan berwarna hitam dengan mata merah yang melotot menatap kearahnya.

"MINHO HYUNG, CHANGBIN HYUNG, HYUNJINIE, SEUNGMINIE, JEONGINIE!! PINDAH DARI SANA!!" jisung berteriak kearah mereka dan tentu saja membuat mereka merinding dan langsung menghampiri jisung dan Felix.

"Tenanglah jisungie, mereka akan segera menghilang, tenanglah agar mereka hilang" ucap Felix sambil mengelus-elus pundak jisung agar tenang.

"Kenapa mereka jadi seperti itu?" tanya jisung.

"Kau ingatkan dulu setahun yang lalu, saat ada Darma wisata bus yang ditumpangi oleh mereka masuk kedalam jurang? Jadi tadi pagi saat kau di kelas woojin hyung dan chan hyung itu sebenarnya kosong. Makanya aku menghampirimu. " jelas minho panjang lebar dan memeluk adik nya itu.

"Hahaha... Kalian semua bohong kan? Aku tidak percaya! " jisung berlari keluar dari gedung sekolah itu. Dia tidak mau lagi bersekolah di tempat itu, tempat yang hanya berisikan oleh ilusi.

Sesampainya di gerbang pagar, jisung berhenti dan terduduk disana lalu menutup wajahnya.

"Tak sadarkah kalian kalau kalian pun ikut bersama dengan woojin hyung dan bangchan hyung? " monolog jisung.

Flashback

'Jisungie, kau ikut bersama kami? ' tanya seungmin. Saat itu jisung sedang sakit jadi dia tidak bisa ikut Darma wisata itu.

'Maafkan aku, aku belum sembuh total. Kalian pergilah, aku akan di jemput ibuku dan pulang kerumah.' mereka semua mengangguk lalu beranjak dari kamar asrama jisung. Mereka semua melambaikan tangan saat di depan pintu kamarnya, yang terakhir adalah minho yang menatapnya cukup lama.

'Hyung, apa kau tidak mau pergi? Itu kan hanya perjalanan satu hari. ' minho mengangguk lalu tersenyum kemudian melambaikan tangannya dan menutup pintunya. Jisung tak sadar bahwa itu adalah pertemuan terakhir mereka.

Keesokan harinya

Jisung masih berada dirumahnya, jisung bilang dia akan kembali beberapa hari lagi. Saat itu ibu jisung sedang menonton berita di TV dan tak sengaja didengar oleh jisung.

'Seluruh siswa jyp high school tewas akibat bus yang tergelincir dan masuk jurang.' jisung yang saat itu sedang memainkan ponselnya membalas pesan chat group bersama hyungdeul dan teman-temannya serta dongsaengnya langsung melemparkan ponselnya.

'TIDAK! TIDAK MUNGKIN! MEREKA SEMUA MASIH HIDUP! ' teriak jisung sambil menarik-narik (menjambak) rambutnya sendiri.

Saat itu sekolah jisung mengalami kebangkrutan karena peristiwa yang menimpa para siswa di sekolah asrama itu, ibu jisung pun berniat memindahkan jisung kesekolah lainnya. Tapi sayangnya, jisung menolak dan berkata bahwa sekolahnya masih Bagus dan teman-temannya masih hidup.

Sejak saat itu jisung selalu berpikir bahwa mereka semua masih hidup dan masih melakukan aktivitas seperti biasanya walau kadang saat ia sadar, ia akan menangis meraung-raung. Saat ini pun kondisi sekolah jisung sudah sangat suram, tak lagi terurus, tak jarang juga dia melihat penampakan saat dia sadar.

Flashback end







End

Gimana gimana? Bagus? Gak? Serem, gak? Gak lah pasti, ini kan hanya sebatas fantasi liar ku aja. Oh iya pasti bakal seru nih kalo kalian mau bantu aku. 😝

Oke sekian dari aku.
Vomment jusseyo

ありがとう ございます
감사합니다
Makasih
Thank you, (next. Muehehe 😎)

Mila minmin ♡

Oneshot CompilationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang