"Aku gak mau pindah ma""Tapi papa kamu dipindah tugaskan ke kantor cabang disana, dan mama harus nemenin papa kamu. Mama gak mungkin ninggalin kamu disini"
"Mama bolehin abang tinggal, kenapa aku enggak?"
"Abang kamu sudah besar, dia bisa jaga diri sendiri"
"Aku juga bisa jaga diri ma, lagian disini aku bisa tinggal sama nenek." Aku tidak ingin ikut pindah bersama kedua orang tua ku. Mereka memaksakan agar aku ikut bersama mereka. Aku sangat tidak suka lingkungan baru, teman-teman baru dan aku juga sudah terlanjur nyaman ditempat tinggalku sekarang.
"Tidak Alesha, kamu harus ikut bersama mama dan papa. Tidak ada penolakan lagi" keputusan mamaku tidak terbantahkan lagi.
Inilah yang paling tidak kusukai, aku hidup didalam kekangan kedua orang tuaku. Aku tidak pernah bisa menentukan apa yang ku inginkan. Tidak bebas melakukan apa yang ku sukai. Semua selalu dikendalikan oleh keinginan mereka.
"Baiklah" Pasrah. Hanya itu yang bisa ku lakukan. Memaksakan kehendak ku pun percuma.
"Sekarang kamu beres-beres, jangan sampai ada yang ketinggalan. Lusa kita berangkat" Rosa, mamaku sudah sibuk memilah barang mana yang akan dibawanya pindah ke tempat tinggal baruku nanti.
"Apa harus secepat itu ma? Bahkan aku belum nerima hasil kelulusan"
"Minggu depan papa kamu udah masuk kerja, gak ada waktu lagi. Mama udah siapin semua surat-surat buat kamu daftar SMA disana, kamu tinggal ikut pindah"
Aku tidak menjawab lagi. Yang harus ku lakukan sekarang adalah menyiapakan barang-barang yang akan ku bawa lusa.
..
Hari ini aku pindah, sangat berat rasanya dan aku tidak bersemangat sama sekali. Apa harus aku mengikuti mereka pindah ke tempat baru? Aku bisa saja tinggal disini bersama nenek dan abangku. Aku ingin tetap disini, dikota kelahiranku, disini ditempat teman-temanku. Tapi ya sudahlah, tidak ada yang bisa menahanku disini.
Semua barang yang akan kubawa sudah siap. Sebentar lagi aku dan mama aka ke bandara, menunggu Vero, abangku yang masih berada di kampus karena ia yang akan mengatar kami.Vero Revaldo, mahasiswa semester tiga di sebuah kampus swasta di kotaku. Dia adalah saudaraku satu-satunya. Beda usiaku dengannya empat tahun lebih dan aku tidak terlalu dekat dengannya.
..
"Tiap liburan aku mau balik kesini" ucapku sebelum aku benar-benar pergi.
"Iya, nanti mama bilang sama papa kamu. Cepet turun, kita hampir telat" mama bergegas turun dari mobil dan mengambil koper.
Aku menyusul mama turun dan mengambil barang-barangku. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan baruku nanti, lingkungan baru dan teman-teman baru. Aku tidak yakin akan mudah beradaptasi nantinya.
"Ma aku mau langsung balik ke kampus lagi" bang Vero pamit kepada mama.
"Iya udah kamu hati-hati, mama juga udah hampir telat" bang Vero mencium tangan mama dan memeluku singkat. "Lo baik-baik disana, jangan bandel, jangan buat susah mama sama papa" dia mengingatkanku, padahal aku tidak terlalu bandel hanya saja sedikit susah dibilangin.
"Siyaapp. Abang tenang aja"
"Yaudah aku balik dulu, hati-hati" setelah bang Vero pergi aku dan mama langsung bergegas karena takut ketinggalan pesawat.
..
Setelah dua jam lebih di pesawat akhirnya aku dan mama sampai di tempat tujuan. Di bandara sudah ada supir yang ditugaskan papa untuk menjemputku dan mama.
Sekarang aku sudah diperjalanan menuju rumah baruku, entah bagaimana keadaannya nanti aku tidak tahu. Aku hanya berharap semoga tidak seburuk yang ku pikirkan.Dan sekarang, disinilah aku. Tempat dimana aku memulai semuanya.
.
.
.
.
.
Salam sayang, HIKKO;)
KAMU SEDANG MEMBACA
SOLEDAD
Teen FictionSejak lama aku sudah menduga, perlahan tapi pasti mereka akan pergi. Menyisakan kesendirian yang entah bagaimana menjadi kesenangan ku saat ini. Aku ingin menceritakan bagaimana cara mereka datang dan pergi meninggalkan ku bersama kenangan yang hin...