Jihoon selalu ingin bermain.
Terkadang terlalu sering, hingga Woojin harus mengingatkan dirinya sendiri bahwa Jihoon lebih tua darinya.
Meskipun hanya setengah tahun, ia tetap lebih tua.
Suatu malam di hari-hari Produce 101 season 2, baik Woojin dan Jihoon berbaring diatas ranjang masing-masing dalam keadaan terjaga. Keduanya menempati kasur bagian bawah dari kasur bertingkat, jadi jika yang satu sulit tidur, yang satu akan mengusulkan sesuatu.
"Yah, Park Woojin," bisik Jihoon dari seberang ranjang. Tak satupun dari mereka ingin mematikan lampu tidur Haknyeon, sehingga cahayanya yang menyinari wajah Woojin membuat Jihoon tahu bahwa lelaki yang lebih muda mengangkat sebelah alis bertanya. "Tak bisa tidur?"
Woojin merespon dengan gumaman singkat. Ia, bagaimanapun, baru akan berbalik mencoba tidur kembali, ketika Jihoon perlahan bangun dan duduk. "Kau sedang apa?"
Jihoon duduk di atas kasurnya beberapa saat, dan mengatupkan bibir sebelum menjilatnya. "Ayolah," katanya pada Woojin seraya bangkit dari kasur menuju pintu.
"Apa? Kemana?" Woojin bertanya bingung, namun dirinya turut bangkit dan mengikuti pemuda yang lebih tua.
Mereka sudah berdiri di koridor setelah Woojin berusaha keras menutup pintu kamar sepelan mungkin. Karena meskipun yang lain tidur sangat lelap, Jinyoung mudah terbangun.
Baik Woojin maupun Jihoon tak ingin membangunkan siapapun.
Woojin menatap Jihoon menagih jawaban, namun pemuda itu hanya mencubit ringan dada Woojin dengan telunjuknya, dan berbisik, "Giliranmu."
"Apa?" Woojin bertanya lagi.
Jihoon harus membungkam mulut dengan telapak tangannya menahan tawa. "Ayo bermain, petak umpet. Giliranmu, kau harus mencariku setelah menghitung sampai dua puluh."
Woojin menganga pada Jihoon. "Kau bercanda, 'kan?" Tanyanya, namun sahabatnya tak menunjukkan tanda setuju atas pernyataan itu. Woojin mengamati koridor, bertanya dimana Jihoon akan bersembunyi di ruangan seperti ini.
"Kita bisa memasuki kamar orang," Jihoon mengangkat bahu. "Poin plus jika kau tak membangunkan siapapun."
Dengan ini, Jihoon mendorong pelan Woojin bersandar ke pintu kamar mereka dan menyuruhnya mulai menghitung.
Woojin masih terkejut dan bingung, namun menghirup napas perlahan dan mulai berhitung. Ia bisa mendengar langkah kaki ringan Jihoon menapak lantai, dan ia tak dapat menyembunyikan senyuman.
Ini gila, pikir Woojin, namun tawa kecil Jihoon saat masuk ke dalam salah satu kamar cukup membantunya menemukan pemuda itu.
°
°
°
Mereka sebenarnya diperbolehkan untuk istirahat setelah brush make-up dan lensa kamera menyentuh wajah mereka. Seperti semua orang, Woojin juga merasa lelah. Hari demi hari mereka habiskan untuk rekaman iklan, wawancara, dan photoshoot yang sangat melelahkan hingga ke tulang.
Mungkin karena sudah final Produce 101 season 2, mungkin karena mereka akan menjadi bagian dari Wanna One dan sudah dekat dengan kemungkinan debut, mungkin karena mereka semangat menghadapi photoshoot pertama-apapun penyebabnya, itu cukup memberi Woojin energi untuk mengikuti Jihoon ketika pemuda yang lebih tua itu mengajaknya melihat-lihat lokasi.
Ketika sampai di lapangan hijau kecil, Woojin dapat menghirup udara segar rerumputan. Ia menutup mata dan menikmati angin yang berhembus sejuk, lalu tiba-tiba meringis akibat cubitan yang mendarat di punggungnya. Ia berbalik, mendapati Jihoon yang sudah berlari menjauh.

KAMU SEDANG MEMBACA
[2Park] Not In That Way (Bahasa Version)
FanfictionJihoon selalu ingin bermain, namun Woojin sudah lelah.