San - 3

283 31 38
                                    

"Kamu ini niat mencari kerja atau tidak sih, cantik? Bawaanmu sedikit sekali" Tanya Seokmin sambil menutup bagasi mobil dan mengangkat satu koper berukuran sedang milik Jisoo.

Yang ditanya hanya mengangkat bahu.

"Kata Seulgi kan aku langsung bisa kerja. Jadi untuk apa aku mencarinya?" Jisoo balik bertanya.

"Maksudku kenapa baju yang kamu bawa sedikit. Kamu tidak berniat kerja lama di Seoul?"

"Sebenarnya iya sih" Jawab Jisoo sambil lalu. Membuat Seokmin menghentikan langkahnya dan tertinggal sedikit di belakang Jisoo.

Menyadari Seokmin tidak ada di sampingnya, Jisoo menoleh.

"Kenapa berhenti Seok?"

Yang dipanggil mengutas senyum kecil. Maju menuju kekasihnya yang cantik.

"Kenapa hmm?? Kenapa tidak berniat kerja di Seoul dalam waktu lama? Apa kamu tidak suka dengan pekerjaanmu?"

Membalas senyuman kekasih tampannya, Jisoo menjawab ringan.

"Awalnya aku kan tidak tahu siapa yang akan menjadi bosku"

"Jadi aku membawa sedikit baju agar kalau aku tidak sreg dengan bosku, aku tinggal kembali ke desa tanpa repot"

"Tapi itu dulu, sebelum aku tahu bahwa bosku adalah kamu" Jelas Jisoo malu-malu.

Melihat pipi Jisoo yang merona Seokmin lalu maju lebih dekat dan hap! Dia menggigit bahu Jisoo gemas.

"Akhh! Aku tidak tahu kalau kamu kanibal. Bahuku sakit, Seok!" Teriak Jisoo pelan sambil memukul bahu Seokmin keras.

Dan dipukul juga mengaduh, namun melanjutkan langkahnya dengan senyum cemerlang.

"Ayo cepat masuk, di luar dingin. Aku belum sempat membelikanmu hotpack lagi"

Jisoo tertawa dan merendengi langkah Seokmin, mencari kehangatan lewat genggaman tangan besar kekasihnya.

*****

Jisoo mengedarkan pandangan kagumnya saat memasuki apartemen Seokmin yang luas.

Menjadi bujangan yang berkarir sebagai manajer grup idol yang sedang naik daun, Seokmin menumpuk pundi-pundi uang yang tidak sedikit.

Setelah membuat deposito atas namanya, Seokmin menginvestasikan sisa gajinya untuk membeli apartemen didekat dorm anak asuhnya.

Dua bulan setelahnya ia sedikit menyesal. Apartemen itu terlalu luas untuknya.

Dan sialnya lagi, pihak manajemen tidak memperbolehkan hewan peliharaan disana.

Jadilah Seokmin bujangan ngenes tanpa pasangan, yang setiap malam harus puas hanya dengan sabun batangan di kamar mandi.

Tapi itu duluu...

Sekarang ayo kita kembali pada Jisoo yang masih asik melihat-lihat apartemen Seokmin.

"Kenapa apartemen seluas ini kamarnya cuma satu sih, Seok? Wahh... Ini luasnya seperti ruang tamu dan dapurku disatukan!" Pekik Jisoo kaget saat tubuhnya dituntun Seokmin melihat kamar tidurnya.



















Belum. Belum mau adegan itu kok.




















Ngeres aja.















Number - SeoksooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang