Prolog

600 8 1
                                    

"Sophia!"

Dengan sedikit mengabaikan suara laki-laki yang sebenarnya tidak asing  baginya, Sophia semakin mempercepat langkah kakinya menuju masjid Syuhada yang terletak di Jl. I Dewa Nyoman Oka No.13, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta.

Salah seorang temannya mencoba untuk menahan Sophia agar tidak melanjutkan langkahnya, melainkan untuk sejenak menengok siapa gerangan suara yang terdengar syahdu memanggil nama sahabat karibnya itu.

"Ada apa, Us. Kenapa kamu berhenti?"

"Sophia, sahabat karibku tersayang, tercinta. Apa kamu ndak dengar dari tadi ada yang memanggil-manggil namamu?"

Uswatun, lalu membalikkan badan Sophia ke arah sumber suara yang sudah lebih dari 3 kali melantangkan nama Sophia, bahkan yang terakhir suara itu meneriakkan nama lengkap Sophia.

"Sophiaya Nur Khazana!" Begitulah teriak sang pemuda yang terbalut baju seragam khas salah satu perusahaan swasta terkenal yang ada di pusat kota Yogyakarta.

Dengan bantuan lensa cekung yang sudah menjadi perhiasan sehari-hari seorang Sophia, gadis itu sedikit menyipitkan matanya, lalu mencoba untuk melihat lebih jelas siapakah pemuda yang sedari tadi telah memanggil-manggil namanya.

"Fat . . . Fattan?"

SOPHIAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang