Miftahul huda adalah seorang santri yang sudah lama dipondok pesantren Al-Fatih, ia seorang anak yatim piatu yang tinggal bersama tetangganya, Miftah ditinggal kedua orang tuanya karena bencana yang menimpa kedua orang tuanya ketika berumur 4 tahun, setelah kejadian tersebut ia diasuh oleh tetangganya selama 2 tahun, diumur genap 6 tahun miftah dibawa ke Pondok Pesantren Al-Falah yang diasuh KH. Ridwan Saefullah oleh tetangga yang mengasuhnya dan langsung bertemu dengan beliau untuk meminta doa dan bimbingan darinya, dan setelah itu tetangga meceritakan semua kejadian pahit yang menimpa miftah, setelah mendengar cerita dari sang tetangga KH. Ridwan Saefullah pun menerima Miftah untuk menuntut ilmu dan tinggal bersama beliau
kehidupan dipenjara Suci
Dihari pertama miftah berada di pondok pesantren selalu meneteskan air mata karena selalu teringat kedua orang tuanya, tetapi setelah beberapa hari ia mulai menyukai kehidupan barunya di pesantren karena keramahan suasana dan sikap baik para santri yang ada. Miftah termasuk anak yang penurut dan rajin dalam melaksanakan kegiatan pesantren karena ia diurus langsung oleh beliau KH. Ridwan Saefullah.
Ketika malam tiba, Miftah dipanggil oleh KH. Ridwan untuk diperkenalkan dengan ustadz syamsul yang akan membimbingnya
Kyai Ridwan : Miftah bisa kesini sebentar nak... (Dengan nada halus)
Miftah : nggih abah sekedap
(Dengan perasaan bingung miftah menemui abah Ridwan)
Kyai Ridwan : begini nak, ini ustadz Syamsul yang akan mengajari kamu memperdalam ilmu agama selain abah
Miftah : nggih abah kulo badhe ngaos ingkang semanget, kulo pengin tiang sepah kulo bungah teng alam kubur meniko
Kyai Ridwan : Bagus itu baru miftah yang abah kenal.
Miftah : nggih matursuwun abah
Kyai Ridwan : sama-sama, sekarang kamu istirahat besok harus bangun pagi
Miftah : nggih abah kulo mlebet teng kamar rumiyen ..., assalamualaikum
Kyai Ridwan : waalaikumussalamPagi pun datang disertai Fajar yang menemaninya miftah bangun untuk bersiap-siap sholat subuh dan mengaji. Setelah sholat subuh selesai miftah menuju tempat pengajian ustadz samsul diaula gedung baru, Pertama kali menghadap ustadz syamsul miftah merasa takut dan menjadikanya susah untuk memahami pelajaran yang beliau ajarkan padanya. Satu, dua, hingga tiga minggu miftah merasakan keanehan dikarenakan ia merasa kesusahan untuk menerima pelajaran dari ustadz syamsul, sore itu setelah pengajian bersama beliau miftah terlihat melamun dan bingung hingga datang seorang santri abah dengan rokok yang menggempit didua jarinya yang biasa disebut kang juned (dia bertanya)
- Kang Juned: Assalamualaikum, kamu anak angkat abah Ridwan?
- Miftah: iya kang bener, kenapa yah kang? (Sambil kebingungan)
- Kang Juned: kenapa wajah kamu seperti kebingungan?
- Miftah: iya kang saya bingung kenapa koh saya udah tiga minggu ngaji dengan ustadz syamsul belum bisa memahaminya???
- Kang juned: cuma gara-gara itu?
- Miftah: iya kang.
- Kang juned: iya udah saya pesen kopi dulu biar ngobrolnya enak (memerintahkan salah satu santri disitu)
- Miftah: oke...
- Kang juned: ( sambil nunggu kopi) jadi gini mif kalo kamu mau bisa memahami pelajaran dari ustadz yang kamu ajarkan kamu harus suka sama ustadz dengan pelajaran itu juga, maka ilmu pun juga akan menyukai kamu, jadi mudah untuk memahamiPermisi kang ini kopinya ( kang juned pun meminum kopi hitam yang pukat itu sambil setelahnya menghisap rokok dengan nikmatnya"
- Miftah: udah kang ngopinnya??
- Kang juned: alhamdulillah nikmat mif
- Miftah: memang sih kang saya itu kalo ngaji sama ustadz syamsul selalu merasa takut, mungkin karena hal itu saya susah untuk bisa memahami pelajaran yang diajarnya
- Kang junet: iya udah sekarang kamu itu belajar untuk menyukai ustadz dan pelajaran yang diajarkannya
- Miftah: oke kang terima kasih, oiya aku pulang dulu kang mesti usah ditunggu abah soalnya.
- Kang juned: oke miftah
- Miftah: assalamualaikum
- Kang juned: waalaikumusalamMiftah pun pulang, diperjalanan pulang iya berpapasan santri Putri yang baru pulang pengajian dirumah abah ridwan, semua mata santri wati tertuju padanya yang imut itu, ia pun hanya bisa menundukan kepalanya sambil berjalan dengan cepat. sesampai dirumah ternyata abah telah menanti kedatangannya.
-Miftah: assalamualaikum abah
-Abah Ridwan: waalaikumsalam, miftah sini, ada yang ingin abah tanyakan...
-Miftah: abah badhe tangled npo nggih ? ( dengan sedikit tegang)
-Abah Ridwan: gimana pengajian kamu selama tiga minggu ini?
-Miftah: (hanya diam dan menundukan kepalanya)
-Abah Ridwan: kenapa malah diam miftah?,apa ada masalah?
-Miftah: mboten nten abah alhamdulillah (dengan nada yang gugup)
-Abah Ridwan: dari cara bicara dan raut wajah kamu itu kelihatan miftah kamu lagi punya masalah?
-Miftah: kados niki abah, kulo niku pun 3 minggu ngaos kalih ustdaz syamsul tapi dereng saged mahami npo sing ustadz syamsul ajaraken (dengan wajah murung)
Abah Ridwan: kamu itu harus dekatkan diri kepada Allah meminta untuk dibuka fikiranya dan harus disertai kesungguhan pada hati kamu untuk menghilangkan kebodohan dan menghidupkan agama Allah, dan hormati Ustadz yang mengajarimu
Miftah: ( hanya terdiam dan dalam hatinya bicara aku harus bisa)
Abah Ridwan: Nak...Kenapa diam lagi...,denger tidak abah ngomong tadi.
Miftah: nggih abah miftah mireng
Abah Ridwan: iya udah itu kitabnya taruh pada tempatnya trus kita kemasjid sholat berjama'ah.
Miftah: ngentosi sekedap nggih abah
Abah Ridwan: iya abah tunggu
Miftah: sampun abah niki
Abah Ridwan: iya udah kita berangkatAku dan abah Ridwan pun menuju masjid, diperjalanan aku merasa heran dengan perilaku para santri, dalam hatiku bicara kenapa mereka setiap abah lewat selalu berhenti dan menundukan kepala, sesampai dimasjid pula mereka langsung menepi memberi jalan untuk abah.
Setelah sholat sambil menunggu abah Aku mengajak salah satu santri untuk duduk bersama untuk menanyakan hal yang menjadi pertanyaaan ku
- Santri: pripun Gus wonten npo nggih?
- Miftah: kenapa kamu panggil saya Gus?, nama saya kan miftah.
Santri
- Santri: nggih pangapunten nggih Gus ne teng riki larene Abah Yai niku nimbaline Gus.
- Miftah: ouh iya udah saya baru tau (tersenyum malu)
Santri: nggih gus
- Miftah: oiya satu lagi, kenapa santri disini setiap aku perhatikan kalo abah lewat itu pasti semua berhenti dan menundukan kepala yah?
- Santri: niku mpun dados adat saking santri gus, ta'dzim kalih abah yai sebab santri menawi mboten ta'dzim kalih kyai ilmune mboten manfaat.
Miftah: begitu yahh, yaudah terima kasih kamu kegiatan lagi.
Santri: nggih gus, permisi nggih gus, assalamualaikum
Miftah: waalaikumsalam#
ikutiuntukbisabacaceritaselanjutnyakawan
![](https://img.wattpad.com/cover/157890530-288-k624975.jpg)