1.

5.4K 466 102
                                    

FF ini kupersembahkan untuk ippi-ya gikuti quiz DFa yang lalu.
Pair dan genre sesuai permintaan kamu ya,walau agak meleset2 sedikit mohon dimaklumi.

















Seorang Jeon Jungkook bukanlah pencinta  pagi hari. Pagi identik dengan membuka mata,bangun dari tidur,mandi dan melakukan kewajibannya sebagai seorang siswa SMU yaitu bersekolah. Kata mendiang ibunya 'sekolahlah nak,nakal boleh tapi bodoh jangan'. Itu pasti berkaitan dengan banyaknya gantungan baju mereka yang patah akibat dipakai memukul pantat Jungkook karena ia suka membolos. Selepas kepergian ibunya Jungkook berjanji tak akan membolos,meski ia tidak masuk dalam kategori anak pintar setidaknya ia akan menjadi anak yang menuruti amanah ibunya. Meskipun ia tak suka.

Zzhhhhzz...

Bersamaan dengan langkah pertamanya keluar gang hujan turun dengan deras.

"Sial." Jungkook mengutuk. Melepaskan ransel dan menjadikannya sebagai payung. Lagipula ransel itu kosong,hanya sebagai hiasan saja. Bukunya tertata di loker dan ranselnya beralih fungsi jadi tempat menadah snack hasil palakan.

"Hujan sialan." Rutuknya lagi. Ini pasti karena ia tak mandi pagi ini. Biasanya kalau hujan orang yang tak suka mandi jadi sasaran ejekan. Padahal tidak ada hubungannya sama sekali.

Gang tak memiliki suatu tempat untuk berteduh,disampingnya hanya bangunan rusun tinggi tanpa teras,sudah mirip penjara. Tapi rusun ini memang tak layak ubahnya seperti penjara. Penghuninya rata-rata resedivis atau mantan kriminal,preman pasar juga mucikari dan kawan-kawannya. Kawasan ini gelap. Seperti namanya.

"Jangaaan paman,jangaaan.....kumohon jangan,aku tak punya apa-apa....jangan...!!"

Jungkook menajamkan telinganya di antara deru hujan yang jatuh di jalan berlumut,berhati-hati agar tidak tergelicir saat mencari-cari sumber suara tadi.

"Jangan....paman....."

Jungkook berbelok di ujung gang menuju gang buntu tempat ia biasa membuang sampah.Hanya untuk menemukan seorang-- entahlah Jungkook tak yakin ia gadis atau anak laki-laki-- tengah berjongkok menerima pukulan maupun tendangan dari dua pria berbadan besar.
Pemalakan. Hal lumrah yang jadi makanan sehari-hari penduduk kompleks ini.

"Paman,hentikan!! Dia masih kecil kenapa kalian tega menyakitinya?" seru Jungkook lalu melempar dua bungkus rokok yang ia ambil dari saku celananya. Rokok itu mendarat tepat di kaki pria berbadan besar. Mereka berdecak lalu memungutnya dan pergi begitu saja,tanpa memiliki pertikaian berarti dengan Jungkook. Jungkook sudah paham bagaimana mengatasi hal semacam ini. Perkelahian hanya buang-buang waktu,ia menukar semua itu dengan benda yang sekiranya berharga dimata mereka.

"Hei!! Kau masih hidup?" Jungkook mencolek pelan kaki yang masih tertekuk dengan rapat itu dengan ujung sepatunya.

Konyol sekaligus bodoh,mana ada orang mati masih terisak. Jungkook memaki dirinya sendiri dalam hati.

"Te--terimakasih........hiks....."

Jungkook menyingkirkan tetesan air di wajahnya hujan berganti gerimis,tapi ia sudah terlanjur basah kuyup.

"K-kalau tidak ada hyung aku pasti t-tak selamat.....huks...."

Ah rupanya bocah laki-laki. Barusan ia memanggil Jungkook dengan sebutan Hyung. Bocah itu. Jungkook baru menyadari mereka memakai seragam yang sama.

"Kau murid Bangtan?. Siapa namamu bocah?."

Ya bocah. Tingginya tak seberapa dan wajahnya yang mirip murid sekolah dasar. Jungkook harus menyebut apa?.

Lies In The Dark (Gift for @ippi_ya) -KookGa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang