Jungkook terbilang sukses sebagai orang yang dengan suka rela menampung mahkluk lain di flat-nya. Selama ini program pungut si bocah manis bernama Suga itu sukses besar. Kalau dilihat-lihat lagi pipinya yang semula tirus sudah mulai gembil karena Jungkook memberinya makan teratur tiga kali sehari bahkan lebih,hanya saja ukuran tubuhnya tak bertambah masih tetap mungil. Kalau itu mungkin memang sudah dari sananya. Lagipula Jungkook tak berminat punya teman yang berbadan lebih besar. Jungkook tak suka di donminasi di daerah teritoritinya.
Semua berjalan baik,dalam kurun waktu empat bulan ini . Mereka ke sekolah bersama-sama,berbagi ruang yang sama,makanan yang sama,bahkan baju Jungkook juga rela ia bagi pada Suga. Jungkook suka melihat tubuh mungil itu tenggelam di dalam kaus-kausnya yang kebesaran,tanpa niat membelikan baju yang baru. Kecuali dalaman. Jungkook geli membayangkan bocah itu memakai dalamanya.
"Hyung darimana sih? Kenapa pulang malam-malam?." Panggilan Hyung masih di sematkan pada Jungkook meski ia tahu mereka ternyata seumuran. Suga hanya dua bulan lebih muda darinya. Suga bilang ia hanya mencoba untuk lebih sopan,apalgi statusnya sebagai si anak pungut di rumah ini.
"Oh,Hyung kerja Suga-ya. Kau sudah makan?." Pertanyaan yang selalu Jungkook ucapkan tiap kali mereka bertemu. Seolah bila bocah itu tidak makan ia merasa berdosa. Memungut manusia tentu ada tanggung jawabnya.
Suga mengangguk menunjuk peralatan makan yang masih dibiarkan begitu saja di meja makan. Kalau sudah begini tugas Jungkook yang mencucinya. Maka pemuda itu bergegas menumpuk dan membersihkannya di wastafel. Suga tak bisa mencuci piring,terakhir saat ia mencoba dua mangkuk Jungkook berakhir pecah mengenaskan. Bukannya Jungkook sayang mangkuknya,hanya tak ingin tangan ringkih pucat itu terluka nantinya.
"Hyung tanganmu berdarah!!." Suga memekik kaget menunjuk lengan Jungkook yang dihiasi goresan memanjang.
Ah,Jungkook lupa membersihkannya sebelum pulang. Jungkook hanya membuang jaketnya yang berlumur darah tapi lupa membereskan penyebabnya.
Mata Jungkook mengekori gerakan cepat Suga yang berlari masuk kamar lalu membawa sebuah kotak putih ditangannya tak lama kemudian.
"Sini ku obati."
Jungkook menurut saja saat Suga memintanya duduk di lantai sementara tangannya mulai diberi obat luka oleh Suga.
"Hyung." Panggil Suga. "Kok bisa terluka separah ini? Hyung jatuh? Pasti sakit." Suga meringis dengan wajah sedih.
Jungkook terkekeh,yang terluka kan dia tapi mengapa yang terlihat kesakitan Suga. Jungkook mengusak rambut Suga pelan.
"Iya. Tadi Hyung jatuh."
"Tidak karena dipukuli paman-paman jahat kan? Diluar banyak sekali orang jahat. Aku takut keluar kalau tidak ada Hyung."
"Ya. Jangan keluar kalau tidak bersama Hyung ya. Nanti kau diculik. Dimana hyung mencarimu nanti kalau kau hilang."
Suga terkikik. "Hyung takut aku hilang?."
"Heum,nanti Hyung kesepian kalau kau hilang."
Suga mendongak,Jungkook bisa melihat binar bahagia dari mata sipitnya yang lucu. Juga bibir tipisnya yang mengulas senyum.
"Baiklah,aku akan dirumah saja kalau Hyung pergi berkerja."
Jungkook mengusak rambut Suga sekali lagi dan tersenyum sebagai balasan sembari menonton tangan pucat itu membalut lukanya dengan perban.
"Suga apa cita-citamu?" Tanya Jungkook memecah keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lies In The Dark (Gift for @ippi_ya) -KookGa [END]
Fiksi PenggemarKau aneh,tapi aku menyukaimu Min Yoongi- jjk