Kesal

415 40 15
                                    


"Eren, kau dari mana saja?!" tanya Armin khawatir.

"Ah, maaf lama, ada sesuatu tadi. Memangnya kenapa? Kau terlihat khawatir"

"So..soalnya, aku nggak tau mau ngapain dikelas ini. Tidak ada yang kukenal"

Eren terlihat sedang berpikir. "Kurasa kita harus mencari teman" Eren melirik kearah depan. Gadis berambut piriang "ano... Hai" Gadis itu berbalik, membalas sapaan Eren "Eh? Hai"

Satu kata yang keluar dari mulut Eren dan Armin saat melihat gadis itu 'Cantiknya...' mereka berdua sempat melamun melihat keanggunan gadis itu.

"Halo?" tanya gadis itu. Mata bulat birunya berkedip 2 kali tanda kebingungan.

"Ah, maaf. Hai... Na-nama kamu siapa?" Armin gugup bertanya. Yah, emang dia selalu gugup kalau bertemu orang baru, atau atasan.

"Nama ku Crista Lenz, salam kenal. Kalau kalian siapa?"

"Namaku... Armin Arlet. Dan dia, Eren Jeager. S-salam kenal..." Eren melambaikan tangan "Hai" Chritsa membalas dengan senyuman.

"Tes tes..." Suara dari speker sekolah, membuat semua aktivitas murid sempat terhenti. "Kepada semua murid SMA Shingekin, diharapkan berkumpul diaula. Akan ada pengumuman dari OSIS. Sekali lagi, kepada....-"

Suasana kelas langsung riuh. Sebagian murid mulai keluar. Seorang gadis tinggi agak menyeremkan mendatangi Christa. Gadis itu langsung merebut tangan mungil Christa. "Ayo cepat! Nanti kita bisa dapat barisan belakang!".

"Ah, ba baik" Christa berbalik, "Maaf Eren, Armin. Aku pergi dengan Ymir"

"Tidak, nggak apa apa kok. Aku bisa pergi dengan Eren"

"Ayo cepat, Christa!" teriak gadis bernama Ymir dari luar kelas.

Christa lari, meninggalkan Eren dan Armin. "Kurasa kita harus pergi sekarang, Eren" kata Armin. Dibalas anggukan oleh Eren

Suasana aula sangat ramai. Banyak murud berdesak desakan, berbaris. Eren memegang erat tanga Armin agar mereka tidak terpisah. Mereka berhasil menyenilap kebarisan depan.

"Semuanya! Berbaris rapi!" teriak seorang guru membarisakan barisan.

"Armin, aku tidak melihat Levi senpai. Apa kau lihat?" tanya Eren. Matanya melihat kearah depan.

Tidak ada jawaban. Armin tidak menjawab. Eren langsung mencari sahabatnya itu.

"A..aku disini Eren" suara kecil Armin dari belakang. Seseorang telah memotong Armin.

Tidak terima barisan sahabatnya dipotong, Eren menegor langsung orang itu. "Hoi, kau!"

Orang yang ditegur Eren merasa terpanggil. "Siapa? Aku?" mimik wajahnya terlihat tidak senang.

"Ya tentu saja! Kenapa kau memotong barisan sahabatku?!" Eren masih bisa menahan emosinya. Armin yang melihat dari kejahuaan, khawatir kalau Eren akan berkelahi. "Eren, sudah..."

"Aku tidak memotong! Dari tadi aku emang disini!" bantah orang itu. Sekilas, Eren melihat kearah nama yang ada diseragam orang itu. "Jean Kristain"

"Namamu Jean kan? Kita sekelas" kata Eren.

"Memang kenapa kalau kita sekelas?" tanya Jean judes. Eren menarik napas dalam, lalu menghela panjang. Mata datar menahan emosi sudah terlihat dimata Eren.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Always with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang