RANIA

13 0 0
                                    


      Saat itu sore hari hujan rintik aku berlari ke sebuah halte untuk berteduh, aku ter engah dan baju ku setengah basah ada se sosok gadis ia memberiku sebuah sebuah sapu tangan untuk menghapus keringat bercampur hujan di mukaku, gadis itu tersenyum lalu diam setelah selesai aku meng hapus air yang membasahi muka ku akupun berucap kepada gadis itu

     "Terimakasih untuk sapu tangan nya" ucapku sambil tersenyum

    "sapu tangan itu aku temukan di bangku di samping anda duduk, saya kira itu punya anda" jawab gadis itu sambil tersenyum dan menahan tawa

  sambil menahan malu aku mencoba untuk tersenyum di hadapannya 

  "maaf saya tidak tahu" mencoba untuk membuat ke adaan lebih baik pikirku

 "kenapa orang terlalu mudah untuk menyimpulkan perbuatan orang lain tanpa berntanya dulu" (seperti mencoba untuk mengungkapkan isi hati nya) ucap gadis itu yang terus memandangi hujan

 "tidak semua seperti itu, mungkin sebagian orang ingin memngambil inisiatif dan berfikir positif tentang apa yang kita lakukan" ucap ku sambil mencoba membela diri

  "tapi kenapa orang begitu mudah untuk menilai orang dari sisi negatif tanpa melihat tujuan dari orang itu" sahut si gadis itu.

 "maksudnya mba" jawabku karena aku semaki bingung kemana arah pembicaraan kita.

 "oh maaf mas, saya tidak bermaksud seperti itu" (tampak raut wajah menyesal dan sedih

Gadis itupun hanya terdiam sembari memandangi hujan yang turun sambil sesekali menadahkan tangan untuk mengecek apakah hujan itu masih turun deras atau tidak

 melihat tangannya seperti itu aku pun berkata

   "jangan mencoba untuk mnghentikan hujan mba, karena ketika hujan turun air pun ikut menari" ucapku untuk menghibur dia yg sepertinya sedang terluka hatinya, seketika ia pun menatap ku dengan  tatapan yang tajam,

  "Aku RANIA"  ucap gadis itu sambil memalingkan wajah nya kembalike titik hujan

 "aku PUTRA" jawabku, "ah kalo cuma mau kenalan kenapa musti melirik gue tajem amat kan gue jadi takut" ucapku dalam hati.

  "mas Putra kenapa cowo selalu sangat posesif terhadap pacarnya?" ucapnya sambil  menadahkan tangannya ke titik hujan yang turun

 "karena cowo itu mungkin tidak ingin melihat orang yang dia sayangi pergi bersama yang lain" jawabku sambil sok tau

  "tapi jika para cowo itu sadar dan sayang dengan pasangan mereka bukan dengan cara yang seperti itu dong" jawabnya sambil sedikit naik nadanya

 "bukankah suatu hubungan harus di landasi dengan suatu kepercayaan" sambungnya lagi

 "ya memang seperti itu seharusnya" jawabku

dan kita pun terus melanjutkan perdebatan dan candaan kita sampai tak terasa hujan pun sudah berhenti senja pun mulai muncul kita berdua sempat terdiam sejenak melihat senja itu, tibalah saatnya kita harus berpisah dan mengakhiri obrolan yang kita nikmati bersama. 

Ntah kenapa begitu berat unjuk beranjak dar kursi halte itu dan ntah mengapa aku serasa sudah mengenalnya sangat lama, tapi memang waktu berkata bahwa waktu untuk kita sudah berakhir

 "hujan sudah berhenti jadi kamu ga perlu menadahkan tangan untuk menghentikan hujan lagi" ucap ku sambil melihat wajah nya

 "aku tak akan menghentikan hujan dan tak akan pernah, jika hujan turun aku akan berpesan untuk menyampaikan kepada orang yang sapu tngannya hilang di halte" ucapnya sambil senyum, 

aku pun mengajaknya berjabat tangan agar aku dg tenang membiarkan nya pergi. 

 "selamat tinggal pawang hujan" ucap ku

 "selamat tinggal tuan sok tau" balasnya mengejekku'

kita berjalan ke arah yang berbeda, apakah aku kan melupakan pertemuan yang singkat tapi terasa aku sudah mengenalnya cukup lama,  


BERSAMBUNG....

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 13, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RANIAWhere stories live. Discover now