02. Kesamaan

577 72 24
                                    

Disc© Hajime Isayama

RivaMika
{Rivaille/Levi x Mikasa}

...

Mikasa memarkirkan sepeda yang dibawanya dengan kasar. Hatinya masih bergemuruh kesal dengan kejadian beberapa waktu lalu. Mulutnya tak berhenti mengeluarkan beragam jenis kutukan pada pria sombong yang meninggalkannya begitu saja. Sepanjang jalan kakinya terus menghentak-hentak permukaan, membuat beberapa pasang mata melihatnya dengan pancaran mata aneh.

Mikasa tak peduli. Kacamata dan topi sudah cukup melindunginya hari ini dari sorotan media. Sungguh, Mikasa sangat benci blitz kamera sejujurnya.

Brakk

"Pria berengsek!!!"

2 orang wanita yang sedang duduk di sofa itu terperanjat kaget. Menatap ke arah Mikasa dengan tatapan horor. Tapi sekali lagi, ia tak peduli. Dengan dongkol Mikasa menjatuhkan bokongnya di sofa. Tangannya terlipat di depan dada. Dan masih mengutuk pria entah siapa namanya.

"Ada apa sih? Dateng-dateng langsung ngomel. Nendang pintu segala, nggak baik bagi kesehatan jantung," ucap wanita berambut coklat. Rambutnya diikat ala ponytail, sebungkus kripik kentang berada dalam pangkuannya.

"Kamu model apa petinju?" sahut wanita bersurai pirang. "Pake nendang pintu segala," lanjutnya.

Mikasa menoleh, "gimana nggak kesel coba? Itu cowok berengsek banget! Udah nabrak orang, malah ditinggal pergi! Apa-apaan?!" keluh Mikasa dengan suara tingginya.

"Maksudnya? Siapa 'cowok berengsek' itu?" tanya si wanita bersurai pirang bernama Annie Leonhart.

"Kalo aku tau, sudah dari tadi aku datangi rumahnya."

Annie menghela napas lelah. Wanita di sampingnya, Sasha Blouse yang merupakan manager Mikasa sibuk memakan kripik kentang sambil menonton drama korea di televisi.

"Kakimu di obati dulu, nanti infeksi. Sampai berdarah begitu."

Sasha lantas menoleh dengan cepat. Matanya mengarah pada lutut Mikasa yang berdarah karena tergesek aspal jalan yang kasar. Matanya melotot.

"YA AMPUN, MIKASA! KENAPA BISA SAMPAI BEGITU? KAU TAU, SEORANG MODEL ITU TAK BOLEH MEMILIKI BEKAS LUKA!!!"

Terdengar suara 'ngingg' di telinga Annie maupun Mikasa karena teriakan Sasha yang menggelegar bagai petir. Miksa meringis, sedangkan Annie masih menutup telinganya rapat-rapat. Bersyukur tak ada kaca yang pecah.

"Aku akan pergi ke THT," ucap Annie datar. Beranjak dari duduknya untuk menuju kamarnya mengambil tas. Well, Annie adalah gadis yang serius.

Sasha dan Mikasa menatap kepergian wanita yang 5 tahun lebih tua dari mereka itu dengan tatapan tak mengerti. Mikasa kemudian menatap ke arah Sasha yang juga menatapnya.

"Harusnya kau tidak berteriak!" gertak Mikasa dengan suara tertahan.

Dua pasang mata itu kembali beralih ke arah Annie yang sedang menuruni tangga. Sebuah tas kecil sudah tersampir di bahunya.

"Kau benar mau pergi?" tanya Mikasa diangguki oleh Annie. Tangan Annie terjulur mengambil kunci mobil di meja.

"Aku tak mau pendengaranku bermasalah di pesta nanti," jawabnya kemudian melangkah ke arah pintu.

Cklek

Annie menaikkan sebelah alisnya melihat seorang pria berada di depan pintu apartemennya.

"Maaf, kau siapa?" tanya Annie cukup sopan. Pria yang di ajak bicara tersenyum ramah.

"Saya Gunter, tangan kanan Mr. Ackerman."











Tbc.

30 Sept '18

Udah lama, pendek lagi :v

Ngapunten, mbakkkk T^T

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SNS 6 || A Lost Dream ~RivaMika~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang