Gadis anggun itu terus saja memperhatikan sekitar, angin sepoi sepoi dan suasana kota yang saat itu sebentar lagi akan gelap, waktu yang indah untuk menuju paris bukan? Sana melirik arloji mahalnya yang ada di pergelangan tangannya. Jam 5 sore. Sana adalah gadis kaya raya, baik ibu atau pun ayahnya sama sama kaya.
Keluarga ibunya memiliki perusahaan sawit yang besar bahkan keluarga ibunya memilki darah kerajaan, kemudian keluarga ayahnya memiliki perusahaan brand pakaian dan kakek sana dulu adalah seorang politikus. Ahhh keluarga yang sangat sempurna, tapi baru baru ini entah sana tak tahu juga ayahnya sedang berdiam diri di Paris.
"nona sana kereta sebentar lagi" itu tuan jenson pria paruh baya yang selalu mengikuti dan menjaga sana selama ini. "barang barang ku?" tanya sana "sudah di atur" kata jenson, sana menghela nafasnya kemudian membenarkan kaca mata hitamnya dan berdiri dari duduknya. Kereta pun sampai gaun putihnya pun agak terangkat karena angin.
Sana berjalan menuju kereta dengan gerbong kelas VVIP. Dengan di tuntun jenson sana sudah sampai di depan sebuah kamar, "aku mau istirahat, jangan ganggu aku sampai jam 7 malam" sana langsung menarik gagang pintu kemudian masuk kedalam kamarnya. Sana menghela nafas melihat ke sekitar, tidak buruk.
Sana langsung mendudukan dirinya kemudian menatap jam tanganya "6 jam lagi.." sana melepaskan kaca mata hitamnya dan melemparkan asal ke nakas yang ada si sebelah kasurnya. Sana adalah gadis yang cukup ceria, sikapnya anggun, matanya tajam namun indah, iris coklatnya benar benar indah. Tapi yang kurang dari dirinya, kasih sayang. Sana tumbuh menjadi gadis yang dingin namun sangat baik, prinsipnya dia tidak mau ada banyak orang yang tak mendapat kasih sayang.
Karena itu di umurnya yang baru menginjak 23 tahun ini, dia sudah bekerja membantu orang tuanya bahkan memegang sebagian saham, dan banyak membantu dan melakukan hal kebaikan.
Sana menghabiskan waktu dengan tidur tiduran dan bermain ponselnya.19:37
Suara ketukan pintu membuat sana langsung membuka pintunya dan langsung di hadapkan dengan jenson. "gerbong makan sudah siap nona" sana hanya berjalan di belakang jenson mengikuti kemana pria tua ini membawanya. Mereka sampai di sebuah pintu, saat pintu terbuka suara dari biola langsung mengisi gerbong makan itu.
Tak terlalu ramai, sana menyukainya. Sana berjalan dengan anggun kemudian memilih kursi. Waktu makan itu berjalan tanpa ada halangan hanya biasa saja tanpa ada hal yang sepesial lainnya.
Sana menyudahi acara makannya kemudian meminta agar jenson tak mengikutinya. Sana berjalan jalan sebentar menelusuri lorong lorong kereta api, sampai dia memilih satu pintu dan langsung saja menuju keluar. Bintang saat itu sangat banyak dan bersinar terang sana tersenyum kecil, sampai suara orang berlari membuat sana kaget, dia tak melihat dengan jelas karena gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tragic In paris
FanfictionSuatu malam di sebuah kereta menuntun sana menuju ke sebuah cerita cinta yang aneh. Antara seorang gadis kaya raya dan seorang ketua mafia paling ganas dan menakutkan se asia. "maka kamu adalah orang yang akan membuat diri ku memohon untuk di cint...