Seokjin

250 60 5
                                    

Sosok itu berwajah datar, putih pucat dengan kemeja putih dan lengan yang menggulung naik. Aku berhasil teriak histeris.

"Demi apapun kau mengagetkanku," omelku padanya.

Kemudian bibir tipis pucat itu melengkung cantik. Dia pria, terlihat seksi, hantu pria yang paling seksi menurutku.

"Siapa kau?" tanyaku curiga. Lalu berdiri dan menyamai posisiku dengannya, saling menatap satu sama lain. Jangan bayangkan tatapan kami romantis, dia sedari tadi hanya memperhatikanku sambil tersenyum tak jelas. Dan aku? Hanya mundur bebek tiga langkah. Jantung yang berdebar tak seperti biasanya, apakah ini cinta? Aishh!

Aku sibuk memperhatikan bibirnya. Dia membuka mulutnya perlahan, aku semakin penasaran.

"Kau tidak tahu siapa aku?" katanya. Siapa? Apa pentingnya dia? Anak presiden, atau anak anggota DPRD?

"Tidak. Memangnya kau siapa?" Jawabku polos.

Ia tertawa kecil, mengalihkan pandangannya lalu kembali menatapku dengan mengentakan kepalanya maju ke wajahku.

"Aku, Kim Seokjin! Anggota BTS tertampan di dunia."

Oke, oke. Aku menyerah jika menyangkut BTS. Aku tidak tahu mereka, aku pusing karena Jessica dan anak-anak lain selalu membicarakannya.

"Lalu?" tanyaku datar.

"Lalu?" Jelasnya lagi seolah aku ini tuli, "kau tidak teriak histeris karena bertemu denganku wahai manusia?"

"Aku? Histeris? Ha ha ha." aku tertawa layaknya Anggun di iklan shampo pantene. "Tidak!" kataku, lagi.

"Baru kali ini aku bertemu manusia yang tidak tahu siapa BTS," aku lihat dia menggelengkan kepalanya dengan tangan melipat didadanya.

"Wahai mantan," ucapku menggantung.

"Mantan? Sejak kapan kita pernah pacaran?" celetuknya. Aku menarik sudut bibirku lalu memukulnya. Sial! Dia tembus pandang, jadi tanganku hanya memukul angin yang entah dimana.

"Maksudku mantan manusia, dasar setan!"

"Aku memang setan,"

"Mau apa menemuiku?" ucapku dengan nada tak sabaran.

"Sebenarnya, aku melihatmu bicara dengan hantu tadi siang. Aku pikir kau bisa membantuku," katanya dengan suara gelisah.

"Membantumu? Tidak mau." aku menggeleng kasar.

"Kau harus membantuku, hanya kau yang bisa menolongku." Ia mencoba memegang lenganku. Rasakan! Dia tak bisa menyentuhku.

Aku menghela napas. Menatap kedua manik coklatnya sinis. Sebenarnya aku sudah pegal berdiri sejak tadi, seharusnya dia mengajakku untuk duduk terlebih dahulu. Dia pikir aku adalah program acara tolong di televisi apa?

"Sungguh hanya aku?" tanyaku, lalu meminta lebih jelas, "ada bayarannya?"

Wajah hantu Seokjin seketika berubah kesal. Aku tidak bisa bayangkan bagaimana jadinya jika dia manusia, mungkin sudah memukulku. Ia menatapku, melirihkan suaranya yang selembut selimut di kamarku.

Once AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang