Ka Young POV.
Jam pelajaran matematika baru saja berakhir. Kim seonsaengnim yang sedang mengenakan blazer berwarna putih keluar meninggalkan ruangan kelas 3-2. Yup! Tahun ini adalah tahun terakhirku di SMA Hanguk Gukje Hakgyo. Jadi tahun ini akan menjadi tahun tersibukku dalam belajar.
"Ka Young-ssi, nanti malam kau ikut kelas khusus kan?" Ucap Soo Young yang duduk di depanku.
"Ne. Padahal aku sangat malas untuk ikut kelas khusus malam ini, tapi eomma akan memarahiku jika aku bolos." Ucapku sambil menaruh kepalaku tertidur di meja.
"Aku setuju dengan ibumu. Jika aku menjadi ibumu, aku akan memarahimu juga kalau kau bolos kelas khusus." Ucap Soo Young.
"Ya! Neo nae chingu aniya? Harusnya kau membelaku." Jawabku sontak mengangkat kepalaku.
"Karna aku temanmu makanya aku setuju. Kita sudah kelas 3 sekarang. Kita harus belajar lebih giat lagi untuk melewati ujian akhir. Jika kau malas-malasan ikut kelas khusus bisa-bisa kau tidak lulus. Jika kau tidak lulus maka kita tidak bisa masuk ke universitas yang sama. Bukankah kita sudah berjanji untuk masuk ke Hanguk Universitas bersama-sama." Ucap Soo Young dengan nada agak keras.
"Araso chingu-ya. Aku akan belajar dengan giat supaya kita bisa bersama-sama masuk ke Hanguk Universitas. Okay?" Jawabku.
"Awas saja jika kau sekali-kali mencoba bolos ikut kelas khusus." Ucap Soo Young mengancamku dengan muka tengilnya.Tiba-tiba datang seorang namja berlari dengan coolnya ke kelas kami. Iya. Dia adalah Choi Joon Hong ketua kelas di kelas 3-2 dan dia adalah murid teladan di SMA Hanguk Gukje Hakgyo, jadi tidak heran banyak murid perempuan mengejarnya. Tapi bagiku dia hanya seorang yang menyebalkan karna sering mengangguku, namun dia juga teman yang baik.
"Kalian semua cepat ganti baju olahraga kalian. Dalam 15 menit Lee seonsaengnim menyuruh berkumpul di aula. Jika terlambat maka akan mendapat hukuman 10 kali lari mengitari lapangan utama sekolah." Ucap Joon Hong yang berdiri di depan kelas.
"Ayo Ka Young kita ganti baju. Aku tidak mau telat." Ajak Soo Young.
"Kau pergi duluan saja. Sebentar aku akan menyusul." Ucapku.Soo Young pun pergi meninggalkanku pergi ke ruang ganti. Aku yang masih saja mencari ikat rambut berwarna biru di dalam tasku. 5 menit mencarinya tapi tidak ketemu juga. Aku pun berhenti membongkar tasku lalu mengambil baju olahraga dan segera berlari ke ruang ganti.
"Oh my God! Soo Young-ya!" Teriakku kaget yang melihat Soo Young tergeletak di lantai ruang ganti dengan berlumuran darah di badannya.
"Soo Young-ya! Ireona! Jangan membuat aku ketakutan seperti ini. Bercandamu tidak lucu sama sekali." Ucapku menggoyangkan badan Soo Young.
"Jebalyo Soo Young-ya! Eotteokhae?!" Aku pun menangis dan ketakutan.Aku pun menutup luka di perutnya supaya darahnya tidak mengalir lagi. Sesaat kemudian Joon Hong datang. Dia begitu terkejut melihat tanganku yang penuh dengan lumuran darah dan Soo Young yang tergeletak di lantai.
"Ka Young-ssi, ada apa ini? Apa yang terjadi dengan Soo Young?" Tanya Joon Hong dengan muka yang begitu kaget. Aku tidak bisa berkutip apa-apa dan hanya menangis.
"Gwaenchanayo. Ini bukan salahmu. Mari kita sama-sama mencari pelakunya." Ucap Joon Hong berusaha menenangkanku.
"Aku bersumpah akan mencari pelaku yang membunuh Soo Young sampai tertangkap." Ucapku tersedu-sedu.
"Ayo bersihkan dirimu terlebih dahulu" Ucapnya melihat tanganku yang berlumuran darah.
"Ne." Balasku.Aku pun ke kamar mandi membersihkan tanganku dari darah-darah itu. Kami pun pergi melaporkan kejadian ini ke kepala sekolah. Sekolah menjadi kacau. Suasana berubah menjadi tegang. Tapi pelaku tidak bisa ditemukan karena tidak ada orang asing yang keluar masuk sekolah dan CCTV kebetulan juga rusak. Hal ini sangat mencurigakan. Aku dan Joon Hong pun kembali ke kelas.
"Hya! Bukan kau kan pelakunya?" Tanya Seung Yeon (dia adalah wanita paling sok di sekolah dengan parasnya yang cantik itu) yang menuduhku.
"Seolma. Tidak mungkinlah Ka Young yang melakukannya. Dia kan dengan Soo Young sangat dekat bahkan seperti saudara." Ucap Woo Shin (dia adalah namchinnya Seung Yeon dan terkenal playboy kelas kakap di kalangan wanita).
"CCTV saja rusak dan tidak ada orang asing yang keluar masuk dan juga tidak ada hal-hal yang mencurigakan dari pagi. Kemungkinan besar Ka Young bisa jadi tersangka pembunuhannya kan. Apa lagi dia yang pertama kali menemukan mayat Soo Young." Ucap Seung Yeon yang berusaha memojokkanku.
"Tutup mulutmu itu! Jika kau tidak punya bukti tidak usah menuduh orang. Aku tadi ada di tempat kejadian juga jadi tidak mungkin Ka Young pelakunya. Lagian logisnya Ka Young dan aku sudah berteman sejak kecil, semuanya tentangnya aku tau dari pada kamu." Ucap Joon Hong membelaku.Aku hanya bisa berdiam diri dan terus termenung. Aku tak bisa berkutip apa-apa lagi. Wali kelas kami Kang Dong Hyuk masuk ke dalam kelas.
"Perhatian semua. Saya turut prihatin dengan perginya teman kita Park Soo Young. Kepala sekolah tidak ingin masalah ini menyebar keluar sekolah jadi mohon untuk kalian menutup mulut kalian karena akan berdampak buruk bagi SMA Hanguk Gukje Hakgyo. Biar kepala sekolah yang urus dan pembelajaran hari ini tetap berjalan seperti jadwal yang ditentukan." Ucap Kang seonsaengnim.
"Aahhhh jinjja." Serentak semua murid menggerutu.
"Phak... Phak... Phak... Diam semuanya. Kalian sudah kelas 3 jadi tidak sepantasnya kalian menggerutu seperti ini." Ucap Kang seonsaengnim sambil memukul tongkat yang dibawanya ke meja. "Ka Young. Aku tau kamu sedih sekarang tapi kamu juga harus fokus pada pelajaran dan bapak juga sedih dan berharap pelakunya cepat tertangkap." Kang seonsaengnim berusaha menenangkanku.19:00 malam.
"Ayo kita pergi makan. Dari siang kau belum makan apa pun." Ajak Joon Hong.
Aku hanya menggelengkan kepalaku dan tidur di meja.
"Baiklah. Aku akan meninggalkanmu memberikan waktu untuk sendiri dulu." Ucap Joon Hong lalu meninggalkanku.
Di kelas hanya ada aku sendiri. Aku menatap bangku Soo Young dan mengingat masa-masa kami berdua di sekolah. Air mataku pun mengalir. Aku pun menyilangkan kedua tanganku dan menangis keras. Tiba-tiba Joon Hong datang dan mengelus kepalaku.
"Aku tau perasaanmu. Sudah berhentilah menangis." Ucapnya.
"Padahal kami berjanji untuk lulus dan masuk ke universitas yang sama bersama-sama." Ucapku menegakkan kepalaku.
"Kau harus kuat untuk menangkap pelakunya. Jika kamu seperti ini mana bisa kamu menangkapnya. Kau harus mengisi tenagamu dulu. Makanlah ini." Ucap Joon Hong memberiku semangat sambil menyodorkan roti favoritku dan sebotol susu coklat.
"Benar. Aku tidak boleh seperti ini. Aku harus mencari pelaku yang membunuh Soo Young." Ucapku dan langsung memakan roti tersebut.
"Ini baru Ka Young yang aku kenal. Aku akan membantumu." Ucap Joon Hong sambil mengelus kepalaku. "Tapi, kalau dipikir-pikir Soo Young selalu berdua denganmu dan dia bukan wanita yang banyak masalah. Kenapa bisa tiba-tiba ini terjadi? Apakah Soo Young tidak pernah cerita kepadamu sesuatu yang mencurigakan?" Tanya Joon Hong yang sepertinya dia mencurigai seseorang.
"Hmm... Dia tidak pernah cerita apa-apa dan jika dia ada masalah besar paling cuma masalah keluarganya saja. Selain itu tidak ada lagi masalah yang besar sampai seperti ini." Ucapku. "Aku curiga bahwa pelakunya salah satu murid atau guru di sekolah ini. Karena tidak ada orang asing yang keluar masuk dan SMA Hanguk Gukje Hakgyo juga bukan sekolah yang membiarkan sembarangan orang masuk dan keluar ditambah lagi CCTV pas sekali dengan kejadian sedang rusak." Ucapku dengan muka penuh kecurigaan.
"Aku juga sependapat denganmu. Aku rasa pelakunya sudah merencanakannya dengan baik dan memiliki koneksi yang bagus dengan sekolah. Aku rasa dia salah satu dari murid kelas ini." Ucap Joon Hong dengan muka seriusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killer
Mystery / ThrillerSeorang gadis bernama Moon Ka Young bersekolah di SMA Hanguk Gukje Hakgyo. Tahun ini adalah tahun terakhirnya di sekolah. Detik-detik kelulusannya ia harus mencari seseorang yang telah membunuh sahabatnya. Ia harus mencari tahu kasus ini tanpa ada b...