Angin malam kota Seoul berhembus bersamaan dengan rintik hujan yang mengguyur negeri gingseng selama sepekan terakhir. Nayeon masih duduk di sebuah dinner pub dengan white middle dress sabrina yang memperlihatkan bahu indahnya.
Sebenarnya saat itu dia merasa cukup dingin untuk menggunakan pakaian tipis dan terbuka, tapi ia tak punya pilihan lain, semua sudah direncanakannya. Malam itu adalah moment terpenting bagi Nayeon, moment dimana saat tanggal itu tepatnya 3 tahun yang lalu dia menjalin hubungan dengan seorang pria yang baik dan tampan tentunya.20 menit lagi kemungkinan kekasihnya akan tiba, Nayeon sudah menanti seraya ditemani segelas wine, Nayeon menikmati waktunya untuk menunggu, karena disana dinding nya terbuat dari kaca sehingga memudahkannya melihat pemandangan tak asing dikota Seoul, mulai dari pejalan kaki di trotoar yang menggunakan jaket tebal warna warni serta aneka payung hingga kendaraan mobil yang berlalu lalang ditengah hingar bingarnya kota menjadi pemandangan abadi.
"Eodiya?" Guman Nayeon melirik arloji silver dipergelangan tangannya. Sudah 10 menit dia menunggu kekasihnya itu dengan cemas. Dia hanya takut terjadi sesuatu yang buruk dijalan tapi Nayeon berusaha menetralisir kekhawatirannya itu, dia masih punya waktu 10 menit lagi untuk menunggu.
"Masih sepuluh menit lagi" Nayeon tampak menghibur dirinya sendiri.
Nyatanya 30 menit berlalu sudah, tidak ada tanda kehadiran dari kekasihnya itu. Nayeon semakin khawatir karena puluhan sms nya tidak dibalas satu pun. Bahkan panggilannya selalu diluarjangkauan. Apa yang sebenarnya terjadi pada kekasihnya itu. Pikiran Nayeon saat ini sedang ruet bagai benang kusut.
Ditengah rasa gundah yg menyelemutinya Seorang waiters datang menghampirinya.
"Permisi nona, bagaimana dengan cake dan suprisenya?" Tanya waiters itu dengan sopan.
Nayeon memang sudah menyiapkan semuanya untuk hari jadi mereka yang ketiga. Tapi sepertinya kali ini mereka tidak akan bisa merayakannya.
Nayeon diam, ia berpikir sejenak, jika dia pergi begitu saja cakenya akan sangat sia-sia dan suprisenya, terserahlah dia tidak peduli lagi, entah kekasihnya itu pingsan dijalan atau apapun, Nayeon benar-benar lelah menunggu. Ini bukan kali pertama baginya menunggu pria yg dicintainya. Selalu setiap bertemu pasti Nayeon yang menunggunya.
"Cakenya lebih baik dibungkus saja dan tolong billnya."
"Ne algeseumnida" (baik saya mengerti) waiters itu pergi.
Nayeon beranjak dari tempat duduknya, memakai creamy coat yang tergantung dibelakang kursinya. Musik classic dari dinner pub itu mulai berganti jadi musik jazz.
Nayeon menuju kasir untuk membayar semua hal yang telah disiapkannya tapi berakhir sia-sia.Namun logika dan hati Nayeon seperti biasa tidak sinkorn, ia masih mencoba menghubungi kekasihnya itu tapi lagi-lagi yang menjawab dari sebrang ponselnya adalah operator cantik.
"Mohon maaf nomor yang-
Klik
Nayeon memutuskan panggilannya, lalu menyimpan smartphone didalam saku creamy coatnya.
"Nayeon na?! Benarkan Im Nayeon?" Tiba-tiba salah seorang penggunjung cantik dengan rambut hitam sebahu menepuk bahu Nayeon.
Nayeon menoleh, wajah wanita itu tidak asing baginya, tapi entah siapa namanya ia tidak bisa mengingatnya dengan baik.
"Ini aku, Jisoo. Kim Jisoo"
Benar dia adalah Kim Jisoo. Ingatannya yang lemah itu mulai kembali, Kim Jisoo adalah sunbae di universitasnya dulu, sunbae yang terkenal ramah, menyenangkan dan cantik. Mereka berdua menjadi dewi dikalangan mahasiswa baru tapi sudah satu tahun ini sejak Nayeon bekerja menjadi sekretaris pribadi seorang direktur dia kehilangan kontak dengan Jisoo dan teman campus lainnya yang juga sibuk dengan urusan pribadi mereka.
"Ah Jisoo sunbaenim" Nayeon tersenyum menunjukan gigi kelincinya.
"Udah berapa lama ini, kamu makin cantik" puji Jisoo.
"Terimakasih tapi sunbaenim jauh lebih cantik dengan rambut hitam" Nayeon mengangkat kedua ibu jarinya dan tersenyum. Seingatnya Jisoo dulu suka mewarnai rambutnya dengan warna coklat dan ungu.
"Sonnim, silahkan ini cakenya dan ini kredit cardnya" (pelanggan/tamu)
"Terimakasih" Nayeon menerima kotak biru berisi cake tartnya yang akan ia habiskan sendirian malam ini.
"Kamu ada acara? Ada yang ulang tahun" tanya Jisoo setelah melihat kotak itu.
"Tidak, aku hanya sedang ingin sesuatu yang manis." Nayeon menjawab sekedarnya. Dia tidak mungkin bercerita mengenai kekasihnya yang tidak muncul di hari anniversarry mereka yang ketiga tahun.
"Kebetulan aku mau reuni sama teman lama kita. Di hotel sebrang, Nayeon Ikutlah. Banyak hobae yang mencarimu." Goda Jisoo. Tapi memang sudah dua tahun dia melewati acara reuni dan sekarang dia ingin bersenang-senang lalu melupakan pria bodoh itu sebelum besok Nayeon mendatanginya untuk memaki."Dihotel?" Nayeon menaikan alisnya, dia bingung dengan recana reuni disebuah hotel bintang lima.
"Iya, salah seorang sunbae kita putra pemilik hotel ini dan dia mempersilahkan kita untuk mengadakan acara secara gratis di salah satu restaurant disana"
"Sepertinya bisa. Baiklah aku ikut sunbaenim"
"Oke call?"
"Call."Mereka melakukan highfive sebagai tanda kesepakatan.
-♡ Tfywctml♡-
Jisoo dan Nayeon berjalan beriringan sambil bercanda gurau, mereka saling bercerita mengenai masa lalu saat masih menjadi mahasiswi, dari pertemuan pertama mereka saat penerimaan anggota club baru masuk, dikarenakan Nayeon yang tidak sengaja menduduki permen karet dikursinya, Jisoo yang kebetulan duduk dibelakang Nayeon, ia memberikan bantuan yaitu meminjamkan jaketnya untuk menutupi permen karet itu.
"Nayeon na, malam ini kamu benar-benar tidak ada acara?" Kali ini Jisoo bertanya lagi, sejujurnya Jisoo tidak yakin bahwa malam itu Nayeon sedang sengang.
"Benar, tidak ada" Nayeon tersenyum miris.
Baru saja mereka memasuki pintu utama hotel itu, sebuah pemandangan yang tak mengenakan tertangkap oleh mata bulat Nayeon. Dia melihat pungung seorang pria yang sangat familiar, dia tahu persis
Siapa pria itu, pria yang saat ini sedang merangkul mesra wanita berambut pendek dengan warna rambut hijau neon dan menggunakan high heels merah menuju sebuah lift."Jisoo ya" Jisoo menoleh kearah suara itu, ternyata salah satu peserta reuni.
"Seohyun na" Jisoo memeluk wanita cantik dengan poni itu dan meninggalkan Nayeon hanya untuk beberapa langkah.
Nayeon tidak mempedulikan Jisoo, pandangannya hanya fokus pada pria itu, Nayeon memincingkan matanya, berusaha memperjelas pengelihatannya akan wajah pria itu, sampai saat mereka masuk kedalam lift Nayeon melihatnya. Dia adalah kekasihnya.
To be continue ^^
_________________________________________
Sonnim = pelanggan atau tamu
Hobae = colega junior atau adik kelas
Sunbae = senior atau kaka kelas
Call = ajakan persetujuan
Highfive = tos
_________________________________________Selamat malam minggu semuanya. Thank's for you who come to my life adalah karya Funfiction aku yang ketiga setelah sebelumnya ada Time dan don't wait for your love. Gimana apa kalian menikmati ceritanya? Silahkan beri kritik saran dan vote juga ya ^^
Kira-kira siapa ya yang jadi kekasih Nayeon itu.. hmmm.. tebak dong.
Cerita ini up setiap malam minggu ya. Seminggu sekali jadi harap bersabar.Love you all ♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank's for you who come to my life
Fanfictionketika hidupku terasa berat, ketika sandaranku menghilang, ketika aku lelah memikul semua sendiri. saat itulah kamu datang, mengulurkan tanganmu, mewarnai hariku membuatnya istimewa. memang benar orang yang tepat akan datang di waktu yang tepat. tha...