++ Vote, WAJIB ++
++ Komen, diharapkan ++
:
+jangan panggil thor+
+panggil moe, aja+🤗
🤗
🤗Madara memainkan pena yang ada disela jari tangannya. Suasana ruang dosen sedang lengang, hanya ada beberapa dosen saja yang tengah sibuk dengan laptopnya masing-masing.
Letak meja kerja yang dekat dengan jendela di lantai dua membuatnya mudah untuk memandang langsung ke arah lapangan kampus. Termasuk juga satu pohon besar yang tertanam disana.
Banyak mahasiswa yang duduk santai di sepanjang kursi beton yang dibuat melingkari pohon, tapi mata Madara hanya fokus pada satu gadis berambut biru gelap. Pemilik mata abu-abu yang sudah berulang kali membuatnya jatuh.
Di usianya yang sekarang, memang sudah sangat wajar jika ia jatuh cinta dan menikah. Tapi apa jadinya jika orang yang sudah mencuri hatinya adalah gadis belia yang bahkan baru duduk di bangku kuliah beberapa bulan lalu.
Mengingat itu membuat dada Madara sesak. Apa yang harus ia lakukan? Mencari pelampiasan?
Tapi kemana?
"Kemarin tetanggaku melakukan hal yang sama denganmu. Dan mati beberapa saat kemudian."
Merasa diganggu, Madara menoleh kesumber suara dan mendapati Uchiha lainnya yang sekarang sudah duduk di pinggiran jendela tanpa permisi. Melihat kearah bawah untuk tahu apa yang pamannya perhatikan sejak tadi.
Madara menghela napasnya, "Tidak ada kerja?" tanyanya.
Itachi Uchiha, dokter puskesmas di dalam lingkungan kampus itu menggeleng, "Dan aku berharap hari ini tidak akan ada yang sakit, jadi aku bebas."
"Pergilah. Aku sedang banyak kerjaan."
Itachi tersenyum samar. Ia tahu pamannya sedang jatuh cinta. Tapi pria tua itu terlalu gengsi untuk mengatakan kebenarannya, "Baiklah. Maaf sudah mengganggu fantasimu."
Madara pura-pura menulis saat Itachi berjalan menjauhinya.
"Eh." Itachi menghentikan langkahnya, menolah lagi pada sang paman yang terlihat tidak peduli. "Aku punya nomor ponsel si Hyuga jika kau mau." dan ia kembali berlalu setelah tertawa sangat puas di dalam hati.
Tangan Madara menggenggam kuat untuk mengusir rasa malu yang tiba-tiba membuatnya ingin segera mengubur diri.
Itachi tahu. Dari mana keponakan sialannya itu tahu?
:::
"Hinata."
"Hm?" Hinata belum mau mengalihkan pandangannya dari buku tugas. Tangannya masih sibuk mencatat nominal angka yang ia yakini sebagai jawaban yang tepat.
"Dia memperhatikanmu lagi."
Gerakan tangan Hinata berhenti setelah mendengar kalimat Sakura -teman satu jurusannya, "Si-siapa Sakura-san?" tanyanya.
Sakura mendengus kesal, "Siapa lagi kalau bukan pak tua dari Uchiha itu. Ini sudah yang kesekian kalinya aku memergoki tingkahnya."
Hinata baru akan mendongak saat Sakura menyuruhnya jangan melakukan itu karena mata Madara masih menatap kearah mereka.
Tapi Hinata tetap keras kepala, pasalnya Sakura sudah sering memergoki dosen mereka menatap diam-diam pada dirinya. Tapi Hinata tidak tahu pastinya karena ia belum pernah melihatnya sekalipun.
Hinata mendongak untuk melihat seseorang yang duduk di dekat jendela lantai dua. Dan senyumnya mengembang setelah melihat Itachi menatap kearahnya sambil melambaikan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
EARNEST [MadaHina]
FanfictionFollow dulu sebelum baca. √ End- Bagi Madara, Hinata adalah targetnya. Target yang harus ia capai agar hidupnya bisa jadi sempurna. Sempurna dalam artian ia terbebas dari lajang menahun yang mendera. EARNEST Storyline by Hildegard Moe