Lisa pov.
"Lisa bangunn!
Ini udah siang katanya mau nganter aku beli buku!" enghh sekilas aku mendengar suara seorang wanita.
Perlahan aku membuka mataku. Terlihat seorang gadis cantik yang sedang menyilangkan kedua tangannya.
Nghh Jennie?
Astaga aku lupa kalau hari ini mau mengantarnya membeli buku.
Mati lah aku!!!"Udah puas tidurnya?!
Tau gini aku pergi sendiri aja." ucapnya cemberut."Maaf nini,semalam aku begadang melihat pertandingan bola" jawabku terkekeh.
"Kebiasaan... Buruan sana mandi sebelum aku guyur kamu pake air panas" dia menarik tanganku supaya bangun dari tempat tidur.
"Tega sekali kamu nini"
"Ayo buruan mandi" dia mendorongku ke dalam kamar mandi.
"Kamu tidak mau ikut mandi?
Mandi bersama seru loh"
Ucapku memainkan kedua alisku."Dasar mesum! Sana buruan mandi biar otakmu gk kotor lagi" jennie menutup pintu kamar mandi agak keras.
Sepertinya dia beneran kesal kkkk.
Menggoda jennie adalah salah satu hobyku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~"Kamu tuh kebiasaan tau gak?
Kemarin katanya mau jemput aku jam 10 ini malah aku yang jemput kamu!" jennie masih saja mengomeliku.
Argghh ini memang salahku..."Janji deh nanti gk bakal kayak gini lagi." ucapku memelas.
"Kamu tuh udah janji seribu kali lebih tapi tetep aja gk di tepatin."
Kalau sudah begini aku pasrah saja lah, nanti juga baik sendiri.Setelah mendengar ocehannya, aku langsung menuju garasi untuk mengambil leo si motor kesayanganku.
"Tuan putri jennie silahkan naik" ucapku lembut.
"Nini kenapa wajahmu merah?" tanyaku bingung.
"Aa aku tidak apa-apa.
Mana helmnya?"Aneh sekali..
Aku pun langsung memakaikan helm ke kepala jennie.
Tak sengaja kami saling menatap selama 5 detik.
Aishh ada apa dengan jantungku? Kenapa tidak bisa di ajak kompromi.
Semoga jennie tidak mendengar suara detak jantungku yang tidak santai ini."nghh ayo buruan naik.
Cuacanya makin panas"
Kenapa jadi akward gini?
Jennie pun naik ke atas motorku.
Aku merasakan kedua tangannya memelukku.
Ini lah yang aku suka ketika naik motor bersama jennie hehe"Bawa motornya jangan ngebut ya"
"Siap tuan putri" jawabku semangat.
Aku pun melajukan motorku ke tempat toko buku langganan jennie.
Selama perjalanan aku hanya senyum² tidak jelas karena sedari tadi jennie memelukku.
Sungguh indah hidupku ini.~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit,akhirnya kita sampai di toko buku langganan jennie."Kamu duluan aja.
Aku mau beli minum dulu""Yasudah aku duluan. Kalau udah langsung nyusul ya"
"Siap tuan putri" ucapku berlagak hormat.
"Ih apaan sih" jennie pun masuk ke dalam toko.
Aku haus sekali,sebaiknya aku segera membeli minuman.Author pov.
Setelah membeli minuman,lisa pun menyusul jennie ke dalam toko.
Dia mencari-cari jennie,tapi dia tidak menemukannya."Aishh di mana gadis itu?" lisa bergumam.
Akhirnya dia menemukan jennie,tapi sepertinya dia tidak sendiri. Dia terlihat sedang berbicara dengan seorang laki-laki.
"Niniiii" panggil lisa.
"Ahhh lisa sini" jennie melambaikan tangannya.
"Dari mana saja kamu?
Dari tadi aku mencarimu" tanya lisa."Aku tidak sengaja bertemu dengan teman lamaku.
Kenalkan ini taehyung, dan taehyung ini lisa sahabatku" ucap jennie tersenyum."Lisa, sahabatnya jennie" lisa mengulurkan tangannya.
"Taehyung, teman lamanya jennie sekaligus mantan kekasihnya" dia menjabat tangan lisa dan tersenyum agak sinis.
Lisa pov.
WHAT?!
Mantan kekasih?
kenapa jennie tidak pernah memberi tahuku kalau dia itu mantan kekasihnya.
Aku pun menatap jennie."Apaan sih taehyung.
Jangan percaya ucapannya taehyung lisa,dia suka bercanda" jennie memukul pelan lengan taehyung."Tapi dulu kan kita seperti orang pacaran jen" Taehyung menggoda jennie.
Errr jujur aku tidak suka dengan interaksi mereka.
Apalagi saat jennie bertingkah sok manja pada si teteng ini.
Kenapa saat bersama si teteng keliatan manja sedangkan saat bersamaku seperti kucing garong?
Menyebalkan."Apa kamu sudah membeli buku incaranmu nini?" Tanyaku mengalihkan topik.
"Sudah lisa.
Kalau begitu kita pulang duluan ya hyungie"
Hyungie?
Apa itu panggilan sayang untuk si teteng ini?
Kau sangat menyebalkan jennie."Baiklah, nanti jangan lupa menghubungiku" teteng mengedipkan sebelah matanya.
Sumpah aku jijik sekali.
Sebelum jennie menjawab aku langsung menarik tangannya untuk keluar dari toko ini."Kamu tuh apa²an sih lis?
Main tarik² tangan orang segala" dia kembali mengomel."Tunggu bentar di sini!
Aku mau ambil leo dulu" ucapku dingin.
Aku sudah terlanjur badmood.Selama perjalanan aku hanya diam.
Tidak ada yang memulai percakapan.
Ya bagus lah toh aku lagi gk pengen bicara,jennie pun tidak memelukku seperti tadi.
Mungkin dia marah karena masalah tadi.
Akhirnya kami pun sampai di rumah jennie."Besok aku jemput ya.
Kamu ada kelas pagi kan?"
Tanyaku"Hmm" Dia masih marah rupanya.
Menggemaskan sekali."Aku minta maaf nini,tadi aku hanya kurang enak badan" terpaksa aku berbohong.
"Jangan di ulangi lagi.
Aku tidak suka jika kamu bersikap seperti itu." Akhirnya dia mulai melunak."Baiklah tuan putri saya tidak akan mengulanginya lagi." aku membungkukan bahuku.
"Geli ih lisa!
kamu pulang sana!
Besok jangan sampai terlambat, kalau sampe terlambat aku gk mau maafin kamu lagi"
Ucap jennie seraya memberikan helm yang di pakainya."Tenang saja nini.
Nanti aku tidur awal kok supaya besoknya gk kesiangan.
Kamu tidak mau memberi ciuman perpisahan dulu?" tanyaku menggodanya."YAKKK!!
Buruan sana pulang sebelum sepatuku ini melayang ke wajahmu"
Dia berpura-pura ingin melepas sepatunya.
Aku pun segera menancap gas motorku,jennie kalau lagi marah seram sekali kkkk."SAMPAI JUMPA BESOK NINIIII" ucapku agak berteriak.
Dan kulihat dia seperti tersenyum,sungguh senyuman yang indah.
Jadi makin cinta...
*ehTBC
Jenlisa parin mga ulol