Mengalahkanmu

3.6K 277 66
                                    

Beam POV

Aku menatap lawanku. Aku merasa gugup bukan karena aku akan melawannya tetapi karena aku berjanji akan menyatakan cintaku pada phi May jika aku berhasil memenangkan pertandingan hari ini.

"Nong Beam....kamu baik-baik saja?"

Aku menatap Phi Forth yang menatapku khawatir. Aku mengangguk pelan.

"Tenanglah. Tidak perlu merasa khawatir hanya karena dia terlihat sedikit lebih tinggi dan besar darimu. Teknikmu lebih bagus darinya" Phi Forth mencoba meyakinkanku.

Aku kembali mengangguk. Aku sudah menghadapi lawanku 3 kali dan aku tidak pernah kalah. Aku percaya diri kalau aku akan menang. Aku menatap Phi May. Dia sedang menatap ke arahku dan tersenyum. Aku balas tersenyum padanya.

"Sepertinya yang tidak tenang malah kamu forth. Beam akan baik-baik saja" pelatihku menatap phi forth dari tempat duduknya. Phi forth cemberut dan menatapku "Kamu tidak boleh menganggap enteng lawan dan berhati-hatilah" ujarnya.

Aku kembali mengangguk. Wasit memanggilku ke lapangan. Phi Forth memukul bahuku pelan sebelum aku berjalan ke tengah lapangan. Wasit menjelaskan aturan permainan. Aku menatap Lam. Lam terlihat mengintimidasi dengan badan tinggi dan besarnya. Tapi aku dan Lam masih dikelas yang sama. Kelas dibawah 63 KG. Wasit menyuruh kami untuk saling hormat. Kami membungkukkan badan dan memasang kuda-kuda. Lam menyerangku duluan dengan menarik kerah judogi-ku.

(judogi: nama formal jepang untuk pakaian seragam judo)

Aku mencoba bertahan dan melepaskan diri. Lam mencoba menjatuhkanku dengan mendorong tubuhku tapi aku melangkah mundur. Aku melihat Lam melangkah lebar, aku menggunakan kesempatan ini untuk menjegal kaki belakangnya, membuat dia lengah sehingga aku bisa mengangkat tubuhnya dan membantingnya. Aku menatap Lam yang jatuh tersungkur di atas matras. Aku mendengar Wasit meneriakkan kata Ippon. Aku melepaskan cengramanku dari Lam dan berdiri. Lam berteriak kesal tapi dia bangkit dan memberi hormat padaku. Aku juga memberi hormat padanya.

Phi forth berlari ke arahku dan memelukku

"Kamu berhasil Beam!!" teriaknya senang. Pelatihku berjalan dan menepuk kepalaku "Sudah kuduga kamu akan menang mudah" ujarnya.

Aku tersenyum senang

"Terima kasih" ujarku pada mereka berdua dan berjalan ke arah bangku yang disediakan untuk para pemain dan panitia. Aku duduk di sebelah Phi May.

"Selamat Nong Beam" Phi May menatapku dan memperlihatkan senyum indahnya.

Aku balas tersenyum lebar "Terima kasih phi. Ini karena phi May selalu menyemangatiku" ujarku. Aku bisa melihat semburat merah di pipinya

"Aku tidak melakukan banyak hal" ujarnya malu.

Aku ingin bicara banyak dengan Phi May tapi pengumuman pertandingan berikutnya membuat kami berhenti bicara. Phi Forth maju ke tengah lapangan.

"Ayo Phi forth!" teriakku mencoba menyemangatinya. Phi Forth melihat ke arahku sekilas dan tersenyum. Lalu ekspresinya berubah serius ketika dia menatap lawannya.

"Forth terlihat keren" ujar Phi May. Aku menatap Phi Forth dan mengangguk. Judogi yang putih terlihat kontras dengan kulit coklatnya. Tapi dia memang terlihat memukau dan berwibawa. Phi Forth adalah kebanggaan sekolahku. Dia sudah memenangkan banyak medali emas tingkat nasional. Tahun ini dia bahkan akan diikutsertakan dalam kejuaraan internasional Judo tingkat junior.

Pertandingan dimulai dan wasit memberi aba-aba agar kedua pemain saling memberi hormat. Sama sepertiku phi forth lebih memilih bertahan dan membiarkan lawan menyerang terlebih dahulu. Lawannya mencoba menjatuhkan Phi Forth dengan menarik kerah judoginya dan mendorong tubuhnya tapi Phi Forth berhasil mengunci lengan kanan lawannya. Phi Forth mencoba membanting lawannya tapi lawannya bertahan. Lawannya mencoba menjegal kaki belakang phi forth dan menjatuhkannya tapi sebelum terjatuh phi forth berhasil memutar tubuhnya, dan mengunci tubuh lawannya membuat tubuh lawannya terjatuh dibawah tubuh Phi Forth.

MengalahkanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang