Dikalahkan olehmu

2.7K 264 42
                                    

Entah kenapa aku membuat ini
Diantara deadline dan kurang tidur

****

Aw...

Beam tidak menyadari kalau ada dinding di depannya dan menabraknya. Ging, Kit, dan Phana tertawa melihat Beam yang kesakitan sambil mengusap kepalanya.

"Gezzz....apa kamu butuh kaca mata?" tanya Ging sambil menawarkan punyanya. Beam mendesis kesal sambil berjalan meninggalkan teman-temannya ke kantin

"Oke. Katakan ada apa?" ujar Phana sambil menatap beam tajam. Membuat beam hampir tersedak makanannya. Kedua temannya yang lain juga ikut menatapnya serius. Beam mendesah dan meletakkan sendoknya di meja. Dia tidak tidur selama beberapa hari hanya karena memikirkan perkataan seseorang. Dan yang membuatnya kesal orang itu tidak muncul selama satu minggu setelah menyatakan cintanya.

"Phi May menyukai Phi Forth" jawab Beam.

Semua orang menatap Beam prihatin. Ging yang duduk disamping Beam memeluk dan mengusap kepalanya "Tidak apa nak. Semua akan berlalu" ujarnya. Beam kesal dan mendorong Ging.

"Tapi masalah besarnya bukan itu!" protes Beam. Ging, Kit dan Phana menatap Beam bingung.

"Phi Forth bilang dia mencintaiku" ujar Beam pelan. Phana terkejut sesaat tapi dia memperlihatkan wajah tidak tertarik beberapa menit kemudian. Seperti dia sudah tahu kalau Forth menyukai Beam.

"Benarkah!! Lalu kamu menjawab apa?!" ujar Ging antusias, membuat Phana yang hampir membuka mulutnya jadi diam dan menatap Beam.

"Bisa kalian bayangkan?! Bagaimana bisa Phi Forth menyukaiku?!!!" ujar Beam tidak menjawab pertanyaan Ging. Phana, Kit dan Ging menggeleng.

"Semua orang sudah tahu. Kamu saja yang bego"

Beam menatap kit tajam. Kadang dia tidak tahu kit itu teman atau musuhnya.

"yeah, dia selalu mengistimewakanmu di banding yang lain. Kalau kamu tidak menyadarinya maka aku sangat kasihan pada Phi Forth" ujar Ging sambil memperlihatkan wajah sedihnya.

"Istimewa?

Sejak kapan?

"Well, dia memang selalu menawariku pulang bersama. Selalu mengajariku jika aku ketinggalan pelajaran. Selalu mentraktirku sushi. Memberikan latihan pribadi. Dia selalu..."

Beam menelan ludah. Walau begitu panjang daftar kebaikan yang Forth berikan padanya Beam masih tidak menyangka kalau Forth menyukainya. Dia berpikir tidak mungkin seorang seperti Forth gay.

"Lalu apa jawabanmu?" tanya kit tidak sabar.

"Ten-tentu saja aku menolaknya!" ujar Beam setengah berteriak. Ketiga sahabatnya hanya bisa mendesah panjang.

"Hei...aku tidak Gay! Kalian tahu bagaimana aku berusaha menjadi seperti Phi Forth hanya agar Phi May bisa melihatku. Aku menyukai wanita" tegas Beam.

Ketiga temannya lalu mengabaikan Beam dan kembali makan.

"Kalian tidak ingin mengatakan apapun?" tanya Beam heran.

Phana melirik Beam sekilas "untuk apa? Bukankah sudah jelas. Aku tidak perlu mengkhawatirkanmu. Kamu sepertinya tidak sedang sedih karena patah hati dengan Phi May. Kamu hanya bad mood karena phi Forth mengabaikanmu bukan? Tapi aku bisa mengerti perasaannya. Aku yakin phi Forth sedang menangis saat ini" ujar Phana.

Beam terkejut. Pernyataan Phana membuatnya tersadar. Seharusnya dia patah hati saat ini. Tapi kenapa dia tidak sedih? Mungkin karena pernyataan cinta Phi Forth membuat dia kaget?

Beam mendesah kesal dan mengacak rambutnya. Ini lebih sulit dari pada ujian akhir semester.

****

MengalahkanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang