Dua

8 5 1
                                    

Terlihat Yoonki sedang menunggu Yoongi ditaman sekolah, ia sudah menunggu lama, tapi Yoongi belum datang. Tak lama datang sebuah mobil sport hitam berhenti didepan taman tersebut.

"Yoonki-ah! " teriak Jimin sambil berlari kecil ke arah Yoonki

"Jimin samchon. Appa eodi? " tanya Yoonki

"Ah appa mu tidak bisa menjemput ada urusan penting"

"Issh selalu saja begitu, Yonki benci appa" kesal Yoonki dengan mengerucutkan bibirnya

"Hey sudahlah, appa Yoonki bekerja keras untuk Yoonki. Jadi Yoonki tidak boleh berbicara seperti itu pada appa. Arrachi"

"Ne samchon"

"Geurae. Bagaimana kalau kita beli ice cream. Yoonki mau? "

"Ne samchon. Kajja"

Mereka pun pergi ke kedai ice cream.

Skip

Seorang yeoja sedang berada didepan makam sang ibu, Baek Jae Ah tengah duduk bersimpuh dengan air mata yang sudah mengalir dimatanya.

"Eomma, apa kabar? Semoga eomma baik disana? " ujar Jae Ah dengan isak tangis. "Eomma, eomma tahu, sekarang Su Mim sudah kuliah sedangkan aku, aku masih menganggur sementara appa, ia sering mabuk dan menyakitiku dan Su Min. Andai saja eomma masih ada, ini tak akan terjadi eomma, hiks" isak Jae Ah

Sedangkan disisi lain, seorang namja sedang berdiri didepan makam sang istri.

"Annyeong chagi, apa kabar? Bogoshipo, kau tahu anak kita sudah besar, ia sudah bersekolah di TK. Dan kau tahu, dia selalu menanyakanmu, dia semakin pintar, andai saja kau disini kita biasa membesarkannya bersama" ujar Yoongi dengan menyeka air mata di ujung matanya.

Setelah sudah selesai berdo'a untuk istrinya Yoongi pun kembali ke kantor. Sesampainya dikantor, Yoongi langsung terduduk lemas dikursi ruangannya.

"Aish banyak sekali pekerjaan hari ini, oh iya apa Jimin sudah menjemput Yoonki"

Yoongi pun menelfon Jimin hanya untuk memastikan jika Yoonki sudah dijemput dan diantar pulang.
"Yeobseyo, Jim kau sudah menjemput Yoonki? " tanya Yoongi.
".........."

"Ah begitu. Geurau, jangan terlalu lama, Yoonki harus istirahat"

".........."

"Geurae, gomawo Jim"

Yoongi menutup telfonnya dan mulai fokus pada pekerjaannya yang menumpuk.

*-*-*

Baek Jae Ah memutuskan untuk pulang, hari ini ia sangat lelah. Sampai dirumah bukan sambutan hangat dari orang rumah melainkan umpatan dari sang ayah.

"Hey bocah! Mana uangmu, aku membutuhkannya! " bentak sang ayah

"Appa, aku belum mendapatkan pekerjaan bagaimana bisa aku menghasilkan uang"

"Kau bisa menjual tubuhmu itu, supaya bisa mendapatkan uang yang banyak"

"Appa! Apa yang kau bicarakan, aku ini anakmu dan kau tega menjualku! " teriak Jae Ah

"Ya sebelum ibumu meninggal" ujar sang ayah

"Appa " lirih Jae Ah

"Kau anak yang tak berguna! Kau tak bisa menghasilkan uang! Dan kau sama saja seperti adikmu, anak tak berguna, menyusahkan saja"

"Appa! Seharusnya yang bekerja itu kau, yang menghidupi kami semua seharusnya kau. Kau kepala rumah tangga disini. Tapi tidak, kau hanya meminta uang dan mabuk, dan bermain dengan jalang di club "

"Apa kau bilang, dasar anak kurang ajar"

Bruk

Ayah Jae Ah mendorong Jae Ah hingga pelipis Jae Ah membentur pinggiran meja ruang tamu. Tak hanya itu ayah Jae Ah juga memukul Ja Ah tanpa ampun.

"Kau sama saja dengan ibumu, menyusahkan"

"Akh, appa appo, hajima"

"Kau! Jangan sesekali melawan perintah ku"

'Ceklek'

"Eonni! Appa apa yang kau lakukan. Eonni gwaenchana? " khawatir Su Min

"Ne, gwaenchana. Kau tak usah khawatir "

"Hey kau anak kecil. Jangan mencampuri urusanku! "

"Appa, kau benar-benar keterlaluan, tak seharusnya kau berbuat seperti itu pada Jae Ah eonni. Kau jahat appa! "

"Apa, kau.... " ujar sang ayah dengan gerakan ingin memukul Su Min

"Appa pukul saja aku! Jangan pernah sakiti Su Min! "

"Kalian... Argghh" ujar sang ayah dengan membanting barang-barang di meja nakas dekat ruang tamu

"Eonni, gwaenchana? Hiks"

"Sst sudahlah, uljima. Aku tak apa "

"Eonni ku antar ke kamar, ku obati lukamu" Su Min mengantar Jae H ke kamarnya dan mengobati luka di wajah Ja Aeh.

"Akh, pelan-pelan Su Min-ah"

"Eoh, mian eonni. Hmm eonni apa, appa meminta uang lagi pada eonni? "

"Ya seperti biasa. Tapi kau tak udah memikirkan itu, fokuslah pada kuliahmu "

"Ne eonni". "Cha sudah selesai, sekarang eonni istirahat, sudah malam"

"Hmm. Kau juga, jangan tidur larut"

"Geurae. Aku ke kamar dulu, jaljjayo eonni"

"Ne, jaljja"

Akhirnya Su Min memutuskan untuk pergi ke kamarnya dan Ja Ah mulai memasuki alam mimpinya.

Tbc

Gimana, nge feel nggak?
Ngga ya ato kurang apa gitu.

Comment dan vote ditunggu. 😊😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Leave Me (MYG Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang