Chapt. 1 : Mimpi apa aku semalam?

23 5 4
                                    

"Izinkan aku pergi,"ucap Nira dengan suara yang bergetar.
Di hadapannya, sosok tegap yang dulu sangat bersahabat bagi dirinya kini berdiri mematung dengan raut muka yang mengeras.  Atau mungkin lebih tepatnya ia kini sudah  punya hati?

Bagaimana mungkin seorang laki-laki bisa menjadi seperti pengecut saat ia tertangkap basah melakukan kesalahan?

" Kau tetap di sini!" perintahnya tegas menghujam ulu hati.

" Aku tak bisa!" cekat Nira tertahan.
Badannya menggeliat memberontak mencoba melepaskan cengkeraman erat Bima pada lengannya.

" Jangan paksa aku berbuat kasar padamu, Nira!" ancam Bima.

Jantung Nira berdegup kencang.
Nira mencoba menutup matanya agar dapat berfikir tenang. Ia tak menyangka akan berada dalam posisi seperti ini. Mimpi apa aku semalam?
Salahku juga yang kali ini datang tanpa membuat janji terlebih dahulu dengan Bima. Kupikir, aku hanya akan mampir sebentar pasti tak akan mengganggunya. Apalagi baterai gawaiku melemah. Tapi aku tak menyangka seperti ini jadinya.

Bima hampir seminggu ini mengajukan cuti. Tapi karena ada proyek mendesak, pimpinan yang mengetahui bahwa Nira dan Bima sudah saling kenal sebelumnya karena berasal dari kampus yang sama, memintanya untuk menyerahkan beberapa file penting ke Bima. Itu alasan kenapa Nira saat ini ada di rumah Bima. Hanya untuk menyampaikan beberapa tugas dari kantor.

Sedangkan bayangan tubuh seorang wanita yang kini terbujur bersimbah darah di ruang tengahpun masih memenuhi pelupuk mata Nira.

S E C R E TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang