La Ciel

899 74 2
                                    

La Ciel by Racquel
Naruto by MK
Angst, Hurt/Comfort
Always SasuNaru
.
.
Enjoy it

"Naru.. Aku minta maaf naru.."

"Cukup. Hentikan, kumohon.."

"Dengarkan.. Aku.. Aku tidak bermaksud.."

"Tidak bagaimana? KAU MENCIUMNYA DIDEPANKU SIALAN!"

"Please.. Aku bisa jelaskan.. Jangan begini Naruto."

"..."

"Naruto, keluarkan kembali bajumu.."

"..."

"Naruto, kumohon."

Tok.. Tok.. Tok..
"Kaacan, Menma cudah ciap."

"Ap.. Naru, kumohon. Jangan begini. Dengarkan aku dulu.." Sasuke menarik tangan tan milik 'istrinya' itu. Hatinya berdenyut sakit melihat lelehan air mata dari kelereng biru itu. Dirinya khilaf, dirinya salah. Sungguh, ia mengaku salah.

"Lepas!" Sasuke tersentak, melihat dengan nanar bagaimana tubuh mungil Naruto mengangkut koper besar kemudian pergi dari situ. Didepan pintu, Menma menatap sayang kaasannya sebelum melirik dingin kearah Sasuke. Cih, mana sudi pantat ayam itu dipanggil tousan olehnya.

"Naruto, tunggu!" Naruto melirik sekilas kearah Sasuke sebelum menggandeng erat tangan Menma. Koper Menma sudah ditaruhnya didepan pintu, jadi ia bisa berjalan cepat mengikuti langkah kaki Naruto. Dibelakang, Sasuke berusaha mengejar ditengah rasa sakit yang dideranya. Kakinya sakit karena terkena hantaman vas bunga yang dilempar Naruto saat ia berusaha mencegah istrinya itu pergi.

"Ayo cepat Menma. Kau sudah hubungi baachan kan?" Menma mengangguk kecil, kedua baachannya sudah ia hubungi. Yang menjemput mereka nanti juga adalah suruhan jiichannya. Melihat kebelakang, Menma sama sekali tidak merasa kasihan ataupun sedih pada touchannya itu. Eh, mantan touchan maksudnya. Sasuke bersusah payah mengejar mereka. Wajah sebelah kirinya lebam, kakinya pincang sebelah, dan perjalanan dari kamar ke pintu depan memang cukup jauh karena ruang keluarga yang besar. Menyeringai sekilas, Menma kembali fokus kepada kaasannya. Wajah kaasannya penuh air mata. Dan itu cukup membuat Menma terusik tidak rela. Dirinya berjanji akan selalu membahagiakan kaachannya, tidak seperti dia.

Brak!

Naruto membuka pintu dengan keras, didepan pagar mobil jemputan ayahnya sudah menunggu. Sasuke yang melihat itu segera berlari, mengacuhkan segala sakitnya untuk menangkap pergelangan tangan Naruto. Sasuke terengah, Naruto menatap marah. Naruto membungkuk kearah Menma.

"Menma masuk mobil dulu ya, kaasan cuma sebentar kok." mengangguk patuh, Menma segera berlari menuju mobil. Shion yang melihat tuan muda kecilnya datang segera membukakan pintu.

"Kau punya waktu 5 menit sebelum aku menendangmu, Uchiha."

"Naru, sungguh. Maafkan aku. Aku benar-benar stress waktu itu, dan hanya dia yang disampingku selama itu. Aku khilaf, dan.. Dan.. Aku sungguh menyesal, maafkan aku Naruto. Kembalilah, kumohon.." Naruto mendengus seraya mengusap air matanya kasar. Ia cengeng, memang. Hatinya sakit melihat kekasihnya terlihat begitu putus asa. Namun, Naruto juga manusia. Hatinya bukan dari batu. Kelakuan Sasuke setahun terakhir sudah membuatnya sakit, ia bertahan karena Menma. Berharap Sasuke kembali melihat padanya. Kalaupun tidak, lihat Menma. Lihat keadaannya, tidakkah itu mengetuk hati Sasuke? Menma masih kecil, ia butuh bimbingan.

"Dulu kita tidak seperti ini Suke. Dulu kau berjanji padaku, kau tidak akan mengkhianatiku, kau tidak akan memukulku, kau akan selalu bertanggung jawab untukku. Tapi setahun terakhir, kau langgar semua janjimu satu persatu. Aku bertahan Suke, Menma masih kecil. Ia masih butuh tousannya. Tapi kelakuanmu malam itu adalah langkah yang membuatku yakin agar aku meninggalkanmu. Ternyata aku sendiri yang berjuang selama ini, jika diingat-ingat lagi. Dari awal kita menikah pun hanya aku yang berjuang ya. Kukira dengan hadirnya Menma, kau akan berubah, Suke. Aku selalu berharap seperti itu." Sasuke tertunduk. Ia akui, sekali lagi. Ini semua memang salahnya.
"Kumohon Naru, beri aku kesempatan sekali lagi. Umur pernikahan kita bukan lagi seumur biji jagung..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

La CielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang