Sapiku Sayang

16 3 5
                                    

Teman...
Akan datang disaat kita sedang butuh bantuan, walau kita tidak meminta bantuan.

***

Ini hari kedua gue MOS, dan gue masih belom menemukan sapi pujaanku.

"Duhhh... gimana ini??? Mana besok harus dikumpul fotonya..." ujarku seraya mengacak ngacak rambutku.

Gue masih keliling keliling gak jelas ditaman sekolah, tiba tiba ada seorang anak muncul.

"Huaaaa..." kagetku.

"Loe ini manusia atau jin sih? Kemarin muncul tiba tiba disamping gue, sekarang nongol tiba tiba didepan gue" omel gue seraya mengelus dada dia eh dadaku maksudnya.

"Loe kenapa? Kayak seterikaan? Mondar mandir gak jelas kek iduplu" ujar si anak aneh ini.

"Tugas yang dikasih sama tuh senior kamvret blom selesai, mana besok hari terakhir" ujarku.

"Owhh..." ujarnya dengan santai.

"Kok owhh aja? Yang lain dong" ujarku seraya menggoyang goyangkan bahunya.

"Emang lu disuruh foto sama apa?" Tanyanya.

"Sama sapi..." ujarku pasrah.

"Owh... sapi" ujarnya yang kemudian melihat kearah lain.

Tiba tiba dia memekik memanggil temannya.

"Andwinaaaa!!!" Teriaknya yang membuat telingaku lepas.

Yang dipanggil datang seraya menyalimi tangan tuh anak aneh.

Gue hanya heran melihatnya.

"Lu bukannya satu regu sama gue?" Tanyaku ke Andwina.

"Iye... lu yang marin godain kaka seniorkan?" Ujarnya dengan santai.

"Gak usah dibilang juga kaleee" sergahku seraya menutup mulutnya.

Dia melepasi tanganku dan bertanya.

"Ada ape Feb? Manggil gue?" Tanya dia ke anak yang ternyata namanya Febdianto.

"Lo udh kan foto sama sapi?" Tanyanya.

"Udah... emng knapa?"

"Ntr sore anterin ni anak yang berisik kek speker dangdutan ketempat tu sapi, bilangin ada fans yang mau foto" ujarnya dengan santai.

Gile aje gue dibilang ngefans sama tuh sapi, yang ade tu sapi yang ngefans sama gue.

"Lu tau tempatnya?" Tanyaku ke Andwina.
Dia menganggukkan kepalanya yang artinya dia tahu.

"Oke..  ntar pulang MOS kita langsung caw ke sana" kata gue yang kemudian nyelonong pergi.

Saat gue tengah asik menelusuri sekolah baru gue, tiba tiba gue mendengar suara yang membuat telinga gue mau copot rasanya.

"HAHAHAHAHAHAHAHAHA"
"HAHAHAHAHAHAHAHAHA"

Tawa anak itu udah kayak toa masjid, mungkin kalah kali tu toa masjid.

"Njir... suara apaan tu? Udah gede, menusuk lagi" ujar gue seraya menggosok kuping.

"Woi Ahnil... kalau ketawa gak usah mekik mekik, sakit pala gue" ujar anak disebelahnya yang terlihat gak seneng dengan wajah kesel.

"Sorry sorry... abis lucu banget tuh video" ujar anak yang tadi tertawa sambil menatap ke hpnya.

Gue masih berdiri bak orang yang gak ada nyawa lagi melihat tingkah dua anak itu.
Tiba tiba anak yang tadi marah ketemennya melihat kearahku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BRooW SquadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang