Best of Me

424 25 0
                                    

Jimin sangat insecure dengan tubuhnya. Ia sama sekali tidak merasa tampan apalagi keren. Bahkan hal itu dipertegas dengan sikap lingkungannya yang selalu memandangnya dengan tatapan merendahkan. Apa yang dibilang orang membuatnya stres. Dan dia tidak bisa untuk tidak mendengar mereka.

"A-aku ... aku...."

"Oh ayolah cepat sedikit. Katakan apa yang ingin kau katakan. Kelas sebentar lagi dimulai."

Jimin mengusap keringat dingin di dahinya dengan susah payah.

"A-aku ma-mau bi-bilang s-s-sesuatu."

"Cepatlah!"

"AKU MENYUKAIMU, MAU TIDAK MENJADI KEKASIHKU?"

Hening sesaat.

"Mwo?"

Jimin mengatupkan kedua matanya erat-erat.

"Jadilah kekasihku."

Jimin sudah siap dengan kemungkinan si lawan bicara akan bilang tidak. Akan tetapi yang ia dapat justru hal yang lebih menyakitkan dari itu.

PLAK

"Beraninya orang sepertimu menyukaiku."

Satu tusukan mendarat di hati Jimin.

"Apa kau tidak punya cermin di rumah, hah? Lihat dirimu sendiri, kau sama sekali tidak pantas memintaku menjadi kekasihmu!"

Dua tusukan mendarat di hati Jimin.

"Dasar freak! Jangan lagi berani-beraninya mendekatiku. Aku jijik melihat wajahmu."

Tiga tusukan datang. Total enam pisau tak kasat mata menusuk hatinya.

Ia memegangi pipinya yang memanas setelah gadis itu pergi. Menyisakan ia sendirian meratapi nasib. Tanah di kakinya basah seiring waktu, tak hentinya dihujani oleh air mata yang bercampur dengan air langit.

Di tengah-tengah ratapannya itu, tiba-tiba saja dia merasakan sesuatu menarik-narik celananya. Refleks ia menoleh dan melompat histeris usai melihat si pelaku.

"K-k-kau makhluk a-apa?"

Makhluk berbentuk seperti anjing, dengan warna tubuh kuning namun telinganya hitam, tingginya tidak sampai tempurung lutut Jimin, membawa dua payung. Satu payung mungil mengembang di atas kepalanya, dan satu lagi payung berukuran besar di tangannya.

"Ini."

Jimin makin shock lagi saat makhluk itu bicara. Dia melihat ke kanan kiri, mencoba mencari keberadaan sesuatu seperti ufo yang mungkin saja mengirim makhluk itu datang.

"Hyung, cepat ambil. Kau sudah basah kuyup."

Jimin kembali menatap makhluk tersebut. Mengerikan sih tidak, malahan ia lucu. Tapi selucu-lucunya kalo bentuknya ganjil--hewan bukan, tanaman bukan, manusia bukan--dia jadi takut juga.

"Hyung."

"Kau ini apa sebenarnya? Siapa yang mengirimmu ke sini?"

Makhluk itu mengerjap-ngerjap, terlihat menggemaskan sekali dengan lidahnya yang kelihatan menggantung.

"Aku Chimmy. Anjing paling seksi."

"Mwo?"

"Dan aku dibuat olehmu, Hyung."

"Hah?" Jimin melongo.

"Kau yang menciptakanku."

Dahi Jimin berkerut. Mendadak ia teringat sesuatu. Kini matanya membelalak.

"Oh tidak. Jangan bilang kau...."

Chimmy tersenyum.

"Oh my god! Aku pasti sedang berhalusinasi. Sadar, Jimin! Sadar!" Jimin menampar wajahnya berulang kali, berharap halusinasi(?)nya akan berakhir. Tapi setelah melihat Chimmy lagi, dia mengerang.

"Kenapa tidak cepat hilang sih? Cepat sadar!"

Chimmy yang kelihatan kesal, tiba-tiba memukul perpotongan lutut Jimin dengan payung besar yang dipegangnya. Di saat Jimin mengaduh sambil memegangi kakinya, Chimmy mengambil kesempatan itu untuk lompat ke tengkuk Jimin.

"Ayo kita pulang! Chimmy akan membuat Jimin hyung jadi keren!"

Jimin menoleh pada beban di belakangnya dengan dahi berkerut. "Apa maksudmu, Alien?"

BUG

"Namaku Chimmy. Dan tugasku di sini adalah membuat Jimin hyung menjadi pria paling tampan dan keren di dunia."

Jimin menatap penuh tanya pada Chimmy. Tapi kemudian dia mendapati dirinya pulang ke flat sembari menggendong makhluk kuning berbentuk anjing itu di bahunya.

Dua hari kemudian....

"Lihat lihat! Itu siapa?!"

"Aaah keren banget!"

"Apa dia dari jurusanmu?"

"What the fuck man!"

"Mahasiswa tahun berapa dia? Cepat beritahu aku!"

"Oh ya Tuhan! Dia ... dia ... dia PARK JIMIN."

"HAAAH?"

"Park Jimin yang itu?"

"Si freak?!"

"WOW."

Jimin tetap melenggang dengan kerennya sambil mengemut lolipop.  Sementara di bahu kirinya ada Chimmy yang juga terlihat badass dengan lolipop di mulutnya. Mereka melewati orang-orang di koridor kampus hingga seseorang menghadangnya.

"K-kau Park Jimin?"

Jimin, yang masih mengantongi kedua tangannya di saku coat mengangguk.

"Wae?"

Adalah gadis yang dua hari lalu menyakiti perasaannya. Gadis yang sama dengan gadis yang "pernah" disukainya.

Tiba-tiba saja gadis itu meraih tangannya, mencengkram erat-erat.

"Aku mau jadi kekasihmu, Jimin."

Jimin menarik paksa tangannya, menyembunyikan lagi di saku coat.

"Aku sudah tidak menginginkanmu lagi."

"Tapi Jimin ... aku minta maaf! Sungguh! Aku juga menyukaimu sebenarnya, aku--"

"Cukup. Kau benar, aku seharusnya bercermin untuk melihat seberapa buruknya diriku. Aku sangat tidak pantas menyukai orang sepertimu, kau benar."

"Tidak, Jimin, aku--"

"Karena aku tidak seharusnya mendapatkan orang sepertimu. Jika sisi terburukku saja kau tidak terima, maka kau tidak akan pernah bisa menerima sisi terbaikku. Maaf, jangan dekati aku lagi."

Pria yang kini rambutnya telah dicat kuning itu langsung melesat pergi. Ia menuju rooftop gedung kampusnya, berusaha menenangkan diri dengan menikmati angin semilir. Kepalanya menoleh ke sisi kiri saat ia merasakan beban di bahu kirinya menghilang.

"Chimmy? Chimmy! Kau di mana?"

Ia berusaha mencari makhluk mungil berwarna kuning itu ke segala penjuru rooftop, namun ia tidak menemukan jejaknya sama sekali.

Dengan bahu lemas ia berjalan ke posisinya semula, dan di sanalah ia mendapati sebuah pesawat kertas. Dipungutnya benda itu dengan penasaran.

Matanya membelalak saat ia mendapati kertas apa itu.

Itu adalah kertas yang berisi gambar Chimmy dengan tulisan yang cukup berantakan di sekitarnya.

"Chimmy,
anjing paling seksi yang pernah ada,
akan datang di saat Jimin hyung bersedih,
dan membuat Jimin hyung jadi pria paling keren sedunia."--Park Jimin, kelas 4.

FIN

My Anpanman [BTS X BT21]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang